Bab 15. Kilasan Kenangan Menghantuinya

Laura mengira Nathalia sekarang takut, jadi dia memanfaatkannya.

“Omong kosong. Sekarang kamu takut, kan? Baiklah, aku akan melepaskanmu kali ini jika kau memohon padaku.”

Dia pikir dia sudah mendapatkan permainannya.

“Apa yang kamu lakukan?! Laura Olivia, jaga sikapmu!” Suara Guru Andi menggelegar di seluruh ruangan.

Laura terkejut. Dia menggigil, ketakutan, menatap Nathalia dengan kaget dan tidak berani menoleh ke arah gurunya. Kamu menipuku! Nathalia, beraninya kamu!

Dia telah berharap untuk memenangkan penghargaan sebagai Monitor of Excellence tahun ini, dan sekarang harapannya menjadi sia-sia.

Andi sangat kecewa. Dia tidak pernah menyangka bahwa salah satu murid favoritnya akan bersikap seperti ini.

Namun, pada saat yang sama, dia senang dengan Nathalia dan mulai melihat Nathalia secara berbeda.

“Bapak menghargai apa yang kamu katakan tadi, Nathalia. Bagus sekali. Bapak yakin kamu juga bisa melakukannya dengan baik dalam pelajaranmu. Bapak memiliki harapan yang tinggi untukmu.”

Andi selalu memperhatikan tingkah laku murid-muridnya seperti halnya pelajaran mereka.

“Terima kasih atas kata-katanya, Pak Andi. Saya akan melakukan yang terbaik.” Nathalia menjawab dengan tulus.

Andi mengacungkan jempol kepadanya sebelum dia menoleh ke Laura dan berkata dengan tegas. “Laura Olivia, datanglah ke kantor bapak.”

Khawatir dan takut, Lily berbalik, melihat Andi pergi dan berbalik menghadap Nathalia dengan marah. “Nathalia, kamu menipuku! Ini belum berakhir. Kamu tunggu dan lihat saja nanti!”

“Tentu. Luangkan waktumu.” Nathalia menjawab dengan senyum tenang.

Jika mereka jahat, bersikaplah lebih jahat kepada mereka. Jangan takut dan jangan terima intimidasi. Dia meyakinkan dirinya sendiri.

Jalang. Sial. Bagaimana pendapat pak guru tentang aku sekarang? Sial. Sial. Sial. Laura mengumpat dalam hati saat dia bergegas ke kantor pak Andi.

Dia benar-benar kalah dalam permainan ini. Pak Andi memarahinya dan memecatnya dari posisinya.

Kembali ke ruang kelas, Nathalia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia lalu mengeluarkan buku-bukunya dan mulai memeriksa pekerjaan rumahnya sambil berpikir, Aku harus bekerja lebih keras lagi. Aku telah membuang banyak waktu.

Diana semakin bingung. …Ini bukan Nathalia Annisa yang aku kenal. Apa yang telah terjadi padanya?

“Nathalia?”

“Ya?” Nathalia menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.

“Kamu sudah berubah.” Diana tidak bisa menahan rasa ingin tahu dan keterkejutannya.

“Yah, semua orang berubah.” Jawaban santai lainnya dari Nathalia.

Diana menatapnya selama beberapa detik, lalu tertawa kecil. “Aku suka perubahanmu.”

Dia sangat berbeda sekarang. Ini perbedaan yang besar. Aku berharap aku bisa melakukan hal yang sama. Diana tersenyum.

“Kamu juga bisa berubah.” Nathalia menatapnya dan tersenyum manis.

Jadilah berani, kuat, tak kenal takut, teruslah bergerak maju, dan kamu akan mencapai cahaya. Nathalia menyemangatinya.

Mereka saling bertukar senyum. Benih persahabatan telah ditaburkan, dan segera akan tumbuh menjadi pohon dengan dahan-dahan yang menjulang ke langit.

Hari itu berlalu dengan cepat. Badai datang tiba-tiba tepat ketika jam pulang sekolah.

Beberapa jam yang lalu, matahari masih bersinar, dan sekarang hujan deras.

Para siswa terjebak di dalam kelas, berharap badai akan segera reda.

Nathalia mengamati hujan sambil menunggu sopir pribadi menjemputnya. Langit terlihat sangat pekat. Entah bagaimana, hal itu membuatnya merasa emosional.

Kilasan-kilasan kenangan menghantuinya.

Dia berharap dia seperti orang biasa, lahir di keluarga biasa. Dia tidak menginginkan kekayaan, kemewahan, atau kekuasaan, tetapi cinta, kasih sayang dari orang tua dan saudara-saudaranya, kehidupan yang damai dan bahagia.

Baginya, itu adalah mimpi yang terlalu jauh untuk dicapai.

“Lupakan saja.” Dia menghela napas panjang.

Setelah menunggu beberapa saat, Nathalia menerima panggilan telepon dari—alih-alih sopir—Erika. “Hei, Nathalia, aku ada urusan penting dan butuh mobil. Kenapa kamu tidak pulang dengan taksi saja? Sampai jumpa.”

“Tunggu, Erika. Erika…?” Sudah terlambat. Erika telah menutup telepon.

Nathalia menelepon kembali, tapi teleponnya tidak aktif. Dia mencoba menelepon ke rumah untuk meminta sopir lain menjemputnya, tapi anehnya dia tidak bisa terhubung.

Benarkah…? Ini adalah permainan lain yang kamu mainkan? Hanya untuk menjebakku di sekolah? Hah.

Diana sepertinya merasakan ada yang tidak beres dan menawarkan bantuan. “Nathalia, ibuku di sini. Apa kamu mau masuk ke mobil kami? Kami akan memberimu tumpangan.”

Nathalia menghapus pikirannya dan menerima tawaran Diana. Mobil itu adalah Honda kecil, tidak ada yang mewah, terutama jika dibandingkan dengan Rolls-Royce, Mercedes-Benz, dan Ferrari yang biasa digunakan Nathalia.

Namun, dia merasa santai bersama Diana dan ibunya, Yunita, dan tak lama kemudian, mereka pun mengobrol dan tertawa.

Yunita adalah seorang yang cerdas dan blak-blakan. Dia mencintai putrinya, dan itu terlihat jelas. Semua orang dapat melihatnya di matanya. Cara dia memandang putrinya.

Nathalia melihatnya, dan dia merasa bahagia untuk Diana, namun pada saat yang sama, hal itu mengingatkannya pada ibunya sendiri.

Jika ibunya masih hidup… dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan berbagai kemungkinan.

Ini pertama kalinya putriku punya teman. Yunita berpikir sendiri.

Dia selalu merasa bersalah karena tidak dapat memberikan Diana rumah yang normal sejak perceraiannya dan berharap dia dapat membantu putrinya mendapatkan kembali kepercayaan diri dan melihatnya bersinar lagi.

Yunita menyadari bahwa Nathalia bukanlah salah satu dari gadis-gadis kaya yang manja. Sebaliknya, dia sopan dan menyenangkan.

Kedua gadis itu bergaul dengan baik. Yunita sangat senang melihat putrinya tertawa, dan dia merasa berterima kasih kepada Nathalia.

Nathalia mengetahui bahwa Yunita memiliki sebuah toko pakaian di kota, dan bisnisnya berjalan lancar. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya-tanya apakah ibunya bisa sama seperti Yunita, mandiri, dan percaya diri jika dia masih hidup.

Tidak. Dia tidak bisa. Dia tidak akan pernah bercerai. Dia terlalu mencintainya. Dia tahu suaminya punya wanita simpanan, tapi dia berpura-pura tidak punya. Dia membohongi dirinya sendiri agar suaminya tetap tinggal.

Apakah itu layak…? Untuk seorang pria yang bahkan tidak mencintaimu? Apakah itu layak?

Tidak. Tidak akan pernah!

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak dapat kami jalani hidup tanpanya!

Jika kamu bahkan tidak mencintai diri sendiri, bagaimana mungkin kamu mengharapkan orang lain untuk mencintaimu?

Dan jika orang lain tidak mencintaimu, kamu harus lebih mencintai dirimu sendiri!

Nathalia tenggelam dalam pikirannya sendiri, tampak sedih dan berat hati.

Diana dan ibunya menyadari dan saling bertukar tatapan khawatir.

“Nathalia. Nathalia? Apa kamu baik-baik saja?” Disna menepuk lengan Nathalia beberapa kali seolah-olah ingin membangunkannya dari tidur nyenyak.

Apa yang terjadi padanya? Mengapa dia terlihat sangat kesal?

Yunita sudah bisa menebak tentang apa yang terjadi karena dia sendiri telah mengalami banyak hal dalam hidupnya….

Setiap keluarga memiliki kerangka di dalam lemari. Keluarga yang kaya tidak selalu berarti keluarga yang bahagia….

Nathalia menenangkan diri, memikirkan sesuatu, ragu-ragu, lalu berkata dengan lembut, “Bibi, saya minta maaf jika pertanyaan saya mengganggu bibi, tetapi apakah bibi pernah menyesal menceraikan ayah Diana?”

Yunita tidak menyangka hal itu akan terjadi, tapi dia menjawab dengan tegas. “Tidak, tidak pernah…. Meskipun bibi berharap bisa memberikan Diana sebuah keluarga yang normal.”

Ketika seorang pria tidak mencintai mereka lagi, apa gunanya memohon kepadanya untuk tetap tinggal dan mengorbankan diri mereka sendiri?

Lebih baik melepaskan dan membebaskan diri mereka sendiri.

“Ibu.” Diana bergumam. Air mata tiba-tiba memenuhi matanya. Pasti sulit bagi ibu selama ini, pikirnya.

Nathalia merasa terinspirasi dan terdorong. “Perempuan tidak harus bergantung pada laki-laki. Kita bisa mandiri. Kita bisa menjadi berani,” ujarnya.

Yunita memperhatikan Nathalia dari kaca spion. Ada kebanggaan dan tekad yang terpancar dari wajahnya….

…Dia adalah seorang gadis yang memiliki pemikiran yang mandiri. Dia memiliki tujuan yang ingin dicapai dan kemampuan untuk melakukannya….

Episodes
1 Bab 01. Akad Nikah
2 Bab 02. Akhir Hidupnya
3 Bab 03. Hidup Kembali
4 Bab 04. Perhiasan
5 Bab 05. Senyum Pahit
6 Bab 06. Seorang Pencari Kesenangan
7 Bab 07. Ciuman Pertama
8 Bab 08. Dia Berbeda
9 Bab 09. Sekelompok Anak Laki-laki Kaya yang Membosankan
10 Bab 10. Sorotan Dimana-mana
11 Bab 11. Pendek dan Tajam
12 Bab 12. Sungguh Kontras
13 Bab 13. Mengapa Dia Harus Membunuhnya?
14 Bab 14. Tidak Perlu Melakukan Kekerasan
15 Bab 15. Kilasan Kenangan Menghantuinya
16 Bab 16. Tidak Punya Siapapun
17 Bab 17. Aku Percaya Padamu
18 Bab 18. Semua Orang Menyukai Pujian
19 Bab 19. Balas Dendam Memang Terbaik
20 Bab 20. Tidak Akan Membiarkan Pergi Begitu Saja
21 Bab 21. Dingin dan Tanpa Ampun
22 Bab 22. Mengapa Aku Harus Disalahkan?
23 Bab 23. Saham Turun dengan Cepat
24 Bab 24. Semua Layak Mendapatkannya
25 Bab 25. Reputasi yang Hancur
26 Bab 26. Dia Merencanakan Sesuatu
27 Bab 27. Sungguh Menjengkelkan
28 Bab 28. Tidak Akan Mudah Menyerah
29 Bab 29. Mereka Hancur Lebur
30 Bab 30. Ada Hukum dan Keadilan
31 Bab 31. Kalian Semua Mati
32 Bab 32. Langkah yang Cerdas
33 Bab 33. Perusahaan Dalam Kekacauan
34 Bab 34. Putus Asa Membenarkan Diri Sendiri
35 Bab 35. Ratu Drama
36 Bab 36. Terlihat Seperti Pasangan yang Sempurna
37 Bab 37. Membujuknya
38 Bab 38. Kami Tidak Ingin Kamu Terluka
39 Bab 39. Aku Tidak Ada Hubungannya Denganmu
40 Bab 40. Pertunjukan yang Sangat Menyenangkan
41 Bab 41. Sangat Percaya Diri
42 Bab 42. Serangan Mendadak Lainnya
43 Bab 43. Maukah Kamu Menikah denganku?
44 Bab 44. Siapa Kamu?
45 Bab 45. Mereka Seperti Dua Musuh
46 Bab 46. Aku Akan Melindungimu Selamanya
47 Bab 47. Masih Muda, tapi Mengintimidasi
48 Bab 48. Dia Adalah Laki-lakiku
49 Bab 49. Ini Tidak Seperti Dia
50 Bab 50. Mengapa Dia Ada di Sini?
51 Bab 51. Tidak Kenal Takut
52 Bab 52. Bersembunyi dari Mereka
53 Bab 53. Konfrontasi Dua Pria
54 Bab 54. Apakah Berhasil dengan Baik?
55 Bab 55. Merasa Terlindungi
56 Bab 56. Dia Tahu Apa yang Telah Dilakukannya
57 Bab 57. Dia Mengatur Segalanya
58 Bab 58. Dingin dan Tanpa Ampun
59 Bab 59. Terdengar Begitu Tulus dan Peduli
60 Bab 60. Tidak Masuk Akal
61 Bab 61. Ada Apa Dengannya?
62 Bab 62. Iblis Memiliki Wajah yang Cantik
63 Bab 63. Hari Mimpi Buruk Mereka
64 Bab 64. Darah Untuk Air Mata
65 Bab 65. Yang Lebih Kuat Memenangkan Permainan
66 Bab 66. Omong Kosong Belaka
67 Bab 67. Siapa yang Tidak Ingin Tahu?
68 Bab 68. Apakah Dia Sudah Gila?
69 Bab 69. Dia Harus Lenyap Selamanya
70 Bab 70. Jatuh Cinta
71 Bab 71. Kekuasaan dan Uang
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 01. Akad Nikah
2
Bab 02. Akhir Hidupnya
3
Bab 03. Hidup Kembali
4
Bab 04. Perhiasan
5
Bab 05. Senyum Pahit
6
Bab 06. Seorang Pencari Kesenangan
7
Bab 07. Ciuman Pertama
8
Bab 08. Dia Berbeda
9
Bab 09. Sekelompok Anak Laki-laki Kaya yang Membosankan
10
Bab 10. Sorotan Dimana-mana
11
Bab 11. Pendek dan Tajam
12
Bab 12. Sungguh Kontras
13
Bab 13. Mengapa Dia Harus Membunuhnya?
14
Bab 14. Tidak Perlu Melakukan Kekerasan
15
Bab 15. Kilasan Kenangan Menghantuinya
16
Bab 16. Tidak Punya Siapapun
17
Bab 17. Aku Percaya Padamu
18
Bab 18. Semua Orang Menyukai Pujian
19
Bab 19. Balas Dendam Memang Terbaik
20
Bab 20. Tidak Akan Membiarkan Pergi Begitu Saja
21
Bab 21. Dingin dan Tanpa Ampun
22
Bab 22. Mengapa Aku Harus Disalahkan?
23
Bab 23. Saham Turun dengan Cepat
24
Bab 24. Semua Layak Mendapatkannya
25
Bab 25. Reputasi yang Hancur
26
Bab 26. Dia Merencanakan Sesuatu
27
Bab 27. Sungguh Menjengkelkan
28
Bab 28. Tidak Akan Mudah Menyerah
29
Bab 29. Mereka Hancur Lebur
30
Bab 30. Ada Hukum dan Keadilan
31
Bab 31. Kalian Semua Mati
32
Bab 32. Langkah yang Cerdas
33
Bab 33. Perusahaan Dalam Kekacauan
34
Bab 34. Putus Asa Membenarkan Diri Sendiri
35
Bab 35. Ratu Drama
36
Bab 36. Terlihat Seperti Pasangan yang Sempurna
37
Bab 37. Membujuknya
38
Bab 38. Kami Tidak Ingin Kamu Terluka
39
Bab 39. Aku Tidak Ada Hubungannya Denganmu
40
Bab 40. Pertunjukan yang Sangat Menyenangkan
41
Bab 41. Sangat Percaya Diri
42
Bab 42. Serangan Mendadak Lainnya
43
Bab 43. Maukah Kamu Menikah denganku?
44
Bab 44. Siapa Kamu?
45
Bab 45. Mereka Seperti Dua Musuh
46
Bab 46. Aku Akan Melindungimu Selamanya
47
Bab 47. Masih Muda, tapi Mengintimidasi
48
Bab 48. Dia Adalah Laki-lakiku
49
Bab 49. Ini Tidak Seperti Dia
50
Bab 50. Mengapa Dia Ada di Sini?
51
Bab 51. Tidak Kenal Takut
52
Bab 52. Bersembunyi dari Mereka
53
Bab 53. Konfrontasi Dua Pria
54
Bab 54. Apakah Berhasil dengan Baik?
55
Bab 55. Merasa Terlindungi
56
Bab 56. Dia Tahu Apa yang Telah Dilakukannya
57
Bab 57. Dia Mengatur Segalanya
58
Bab 58. Dingin dan Tanpa Ampun
59
Bab 59. Terdengar Begitu Tulus dan Peduli
60
Bab 60. Tidak Masuk Akal
61
Bab 61. Ada Apa Dengannya?
62
Bab 62. Iblis Memiliki Wajah yang Cantik
63
Bab 63. Hari Mimpi Buruk Mereka
64
Bab 64. Darah Untuk Air Mata
65
Bab 65. Yang Lebih Kuat Memenangkan Permainan
66
Bab 66. Omong Kosong Belaka
67
Bab 67. Siapa yang Tidak Ingin Tahu?
68
Bab 68. Apakah Dia Sudah Gila?
69
Bab 69. Dia Harus Lenyap Selamanya
70
Bab 70. Jatuh Cinta
71
Bab 71. Kekuasaan dan Uang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!