Bab 16. Tidak Punya Siapapun

“Tepat sekali.” Yunita langsung setuju. “Nathalia, bagaimana kalau kita pergi ke rumah kami untuk kunjungan singkat?”

“Itu akan menyenangkan,” jawab Nathalia dengan gembira. Dia sangat menikmati kebersamaan mereka.

Itu adalah sebuah rumah dengan satu ruang tamu dan dua kamar tidur, kecil tapi nyaman dan bersahaja. Meskipun Yunita bukanlah orang kaya, dia melakukan yang terbaik untuk memberikan yang terbaik bagi putrinya.

Diana membawakan beberapa kue, kacang-kacangan, dan berbagai macam makanan ringan yang lezat, sementara Yunita membuatkan teh untuk semua orang.

Nathalia meringkuk di sofa seperti kucing, menonton TV dan mengemil kue. Dia tidak ingat kapan terakhir kali dia merasa begitu santai dan puas.

Yunita tersenyum dan berpikir, betapapun Nathalia ingin terlihat tangguh dan mandiri, dia tetaplah seorang gadis remaja. Anak kecil yang malang.

Tiba-tiba Yunita teringat akan sesuatu dan mengingatkan Nathalia. “Nathalia, jangan lupa menelepon ke rumah dan memberi tahu keluargamu bahwa kamu baik-baik saja.”

Nathalia menggelengkan kepalanya sedikit, “Tidak apa-apa…. Tidak perlu menelepon. Lagipula tidak ada yang peduli jika aku hidup atau mati. Mereka sebenarnya berharap aku mati.” Dia berkata tanpa berpikir panjang.

Dia mengejutkan dirinya sendiri dengan kejujurannya sendiri. Tidak pernah Nathalia menunjukkan pikirannya yang sebenarnya kepada orang lain secara langsung.

Mungkin karena dia merasa begitu santai dengan mereka berdua sehingga dia bisa menurunkan kewaspadaannya.

“Nathalia! Apa yang kamu katakan….” Diana benar-benar terkejut dan tidak tahu harus berkata apa.

Nathalia berpikir untuk berbohong kepada mereka bahwa dia hanya bercanda, tapi entah bagaimana, dia langsung berubah pikiran dan menyuarakan perasaannya yang sebenarnya.

“Diana, kamu tahu, tidak selalu ada cinta di setiap keluarga. Kamu sangat beruntung. Kamu memiliki ibumu yang benar-benar sangat menyayangimu.” Nathalia sedih.

Sedangkan aku…. Aku tak punya apa-apa. Aku tak punya siapa-siapa. Yang kumiliki hanyalah pengkhianatan, pembunuhan, dan kekejaman.

Aku bahkan tidak bisa menjadi diriku sendiri di rumahku sendiri. Aku harus terus waspada dan selalu waspada agar tetap hidup.

Meskipun Nathalia terlihat tenang dan santai, Diana merasakan sakit di hatinya. Apa yang telah mereka lakukan pada Nathalia hingga membuatnya merasa seperti ini? Dia sangat sedih.

Yunita berkaca-kaca mendengarnya.

Seberapa besar rasa sakit yang tersimpan di balik wajah yang tak berdosa?

Hanya mereka yang telah melihat kegelapan dan selamat yang bisa mengubur rasa sakit mereka begitu dalam.

Dan Nathalia masih sangat muda.

“Nathalia, dengarkan. Jika ada yang bisa bibi bantu, beritahu bibi. Oke?” Yunita menatap mata Nathalia dan berkata dengan tulus.

Yunita melihat dirinya sendiri di dalam diri Nathalia. Dia melihat rasa sakit. Dia melihat kegelapan. Dia melihat keputusasaan.

Dia berharap dia bisa mengambilnya dari diri Nathalia.

Sebuah ide muncul di benak Nathalia, dan dia memikirkannya selama beberapa detik sebelum dia menjawab, “Terima kasih, bibi Yunita. Mungkin ada sesuatu yang bisa bibi lakukan untukku dalam waktu dekat.”

Saat itu sekitar pukul 23.00 dan Nathalia tahu bahwa dia harus segera pergi, meskipun dia tidak mau.

Yunita menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang menelepon dan menanyakan tentang Nathalia selama dia berada di sini bersama mereka.

Apakah orang tuanya tidak khawatir? Apakah mereka tidak peduli sama sekali padanya?

“Bibi akan mengantarmu pulang. Oke?” Dia bersikeras untuk mengantar Nathalia pulang sendiri.

Nathalia mengangguk setuju dan pamit pada Diana untuk pulang.

...* * *...

Nathalia meminta Yunita untuk berhenti di tikungan sekitar lingkungan rumahnya agar keluarganya tidak dapat melihat.

Saat keluar dari mobil, Yunita berkata, “Nathalia, memang benar ada kegelapan dan kebencian di dunia ini, tetapi juga benar ada dunia yang terang dan cinta.”

Untuk beberapa saat, Nathalia berdiri di sana, punggungnya menghadap ke arah Yunita sebelum dia berbalik dengan senyum cerah dan mengangguk, “Terima kasih.”

Nathalia ingin hidup, untuk membalaskan dendam, untuk melihat mereka mendapatkan apa yang pantas mereka dapatkan.

Semakin mereka ingin Nathalia mati dan dikalahkan, semakin dia ingin hidup dan berkembang.

Hawa dingin menyambutnya saat Nathalia membuka pintu. Tidak ada yang bertanya tentang di mana dia berada. Tidak ada yang peduli.

Ini adalah “rumah” baginya.

Berdiri di lorong yang gelap, dia mencibir. Sungguh rumah yang manis!

Perlahan-lahan, dia menaiki tangga menuju kamarnya, tetapi ketika fia melewati kamar Erika, dia berhenti sejenak dan berubah pikiran.

Nathalia mendorong pintu kamarnya hingga terbuka. Kamarnya sangat luas, lampu-lampu menyala terang, musik diputar.

Erika terlihat sedang berbaring di tempat tidur, masker wajah di wajahnya, Vogue di tangannya.

“Erika, kamu sudah pulang. Aku sudah sakit karena mengkhawatirkanmu. Aku sangat senang kamu baik-baik saja.” Nathalia menyeringai.

“Yah….” Erika bergumam, “Aku… yah… aku sedang terburu-buru menyelesaikan beberapa hal, dan aku langsung pulang setelah selesai. Kenapa kamu begitu terlambat? Apa kamu tinggal di sekolah selama ini?”

Huh, aku berharap kamu sudah mati, atau diculik, atau dirampok, atau hal buruk apa pun yang bisa terjadi padamu, pikir Erikq sambil mencibir Nathalia. Aku tidak berharap untuk melihat wajah jelekmu lagi, jalang. Sungguh menjengkelkan!

Nathalia menyembunyikan kemarahannya dan tetap tersenyum. “Oh, senang mendengar kamu sudah beres. Saat itu badai, dan aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku mencoba meneleponmu dan menelepon ke rumah, tapi tidak bisa tersambung. Itu aneh. Aku takut sesuatu yang buruk terjadi padamu, Erika. Sekarang, ceritakan padaku. Tentang apa itu? Apa yang begitu mendesak sehingga kamu bahkan tidak bisa menunggu sampai badai mereda?”

Jelas sekali bahwa itu hanyalah alasan yang dibuat Erika untuk menghukum Nathalia.

…Yang sebenarnya terjadi adalah Erika langsung pulang ke rumah dari sekolah, menikmati makan malamnya, mandi dengan nyaman, dan menikmati malam yang dingin.

Erika tidak siap untuk hal ini, dan ketika dia sedang berusaha mencari alasan lain, pintu rumah terbuka dan Rosa melangkah masuk.

“Nathalia, mengapa kamu menanyai adikmu seperti itu…? Kamu terdengar seperti tidak mempercayainya. Tentu saja, dia mengatakan yang sebenarnya. Ibulah yang memintanya untuk membantu ibu mengambilkan barang,” kata Rosa, yang pastinya semua bohong.

Beraninya kamu menanyai putriku seperti ini!

“Ibu, aku tidak bermaksud seperti itu. Tentu saja, aku percaya pada Erika. Aku hanya… mengkhawatirkannya.” Nathalia menjawab, tampak bingung dan polos.

Rosa terdiam. Dia berhasil menggagalkan sesuatu dan mengubah topik pembicaraan.

"Ini sudah larut malam. Kalian harus sekolah besok. Beristirahatlah sekarang, Nathalia.”

“Selamat malam, ibu. Selamat malam, Erika.” Nathalia tersenyum.

Nathalia bisa merasakan kemarahan mereka membara di dalam. Dia senang. Dia tahu dia akan tidur nyenyak malam ini.

Segera setelah Nathalia keluar kamar, Erika membanting, memecahkan gelas di meja samping tempat tidurnya ke lantai.

Prang!

Erika mengumpat, “Wanita jalang jahat! Dia benar-benar membuatku kesal.”

Rosa duduk di dekat Erika, tampak cemberut. “Erika, jangan khawatir. Ibu tahu apa yang harus dilakukan. Dia dalam kendali kita.”

Wajah Erika berubah menjadi mengerikan. “Tolong, ibu, singkirkan dia…! Sesegera mungkin! Dia membuatku kesal setiap kali aku melihat wajahnya yang jelek. Aku lebih baik darinya dalam segala hal, tapi dia selalu mencuri perhatianku….”

Terlahir dengan wajah cantik, dalam keluarga kaya, tumbuh dewasa dengan manja dan penuh kemauan, Erika tidak tahan jika ada orang yang mencuri perhatian darinya.

Dia harus mendapatkan yang terbaik dan memiliki semuanya.

Tapi dia tidak mendapatkannya di pesta itu.

Para wanita tua itu tidak memberikan satu pun pujian padanya.

Nathalia-lah yang membuat mereka terkesan.

Itulah sebabnya dia harus menghukumnya hari ini, tapi tidak berjalan seperti yang dia harapkan.

Nathalia pulang dengan selamat. Dan, dia bahkan menggoda Erika.

“Stt, stt…. Tenang. Tenang Erika. Kita akan membalas dendam. Jangan khawatir." Rosa memeluk Erika dan meyakinkannya.

Akhirnya, Erika sedikit tenang… dan mereka menyusun rencana untuk membalas dendam kepada Nathalia.

Episodes
1 Bab 01. Akad Nikah
2 Bab 02. Akhir Hidupnya
3 Bab 03. Hidup Kembali
4 Bab 04. Perhiasan
5 Bab 05. Senyum Pahit
6 Bab 06. Seorang Pencari Kesenangan
7 Bab 07. Ciuman Pertama
8 Bab 08. Dia Berbeda
9 Bab 09. Sekelompok Anak Laki-laki Kaya yang Membosankan
10 Bab 10. Sorotan Dimana-mana
11 Bab 11. Pendek dan Tajam
12 Bab 12. Sungguh Kontras
13 Bab 13. Mengapa Dia Harus Membunuhnya?
14 Bab 14. Tidak Perlu Melakukan Kekerasan
15 Bab 15. Kilasan Kenangan Menghantuinya
16 Bab 16. Tidak Punya Siapapun
17 Bab 17. Aku Percaya Padamu
18 Bab 18. Semua Orang Menyukai Pujian
19 Bab 19. Balas Dendam Memang Terbaik
20 Bab 20. Tidak Akan Membiarkan Pergi Begitu Saja
21 Bab 21. Dingin dan Tanpa Ampun
22 Bab 22. Mengapa Aku Harus Disalahkan?
23 Bab 23. Saham Turun dengan Cepat
24 Bab 24. Semua Layak Mendapatkannya
25 Bab 25. Reputasi yang Hancur
26 Bab 26. Dia Merencanakan Sesuatu
27 Bab 27. Sungguh Menjengkelkan
28 Bab 28. Tidak Akan Mudah Menyerah
29 Bab 29. Mereka Hancur Lebur
30 Bab 30. Ada Hukum dan Keadilan
31 Bab 31. Kalian Semua Mati
32 Bab 32. Langkah yang Cerdas
33 Bab 33. Perusahaan Dalam Kekacauan
34 Bab 34. Putus Asa Membenarkan Diri Sendiri
35 Bab 35. Ratu Drama
36 Bab 36. Terlihat Seperti Pasangan yang Sempurna
37 Bab 37. Membujuknya
38 Bab 38. Kami Tidak Ingin Kamu Terluka
39 Bab 39. Aku Tidak Ada Hubungannya Denganmu
40 Bab 40. Pertunjukan yang Sangat Menyenangkan
41 Bab 41. Sangat Percaya Diri
42 Bab 42. Serangan Mendadak Lainnya
43 Bab 43. Maukah Kamu Menikah denganku?
44 Bab 44. Siapa Kamu?
45 Bab 45. Mereka Seperti Dua Musuh
46 Bab 46. Aku Akan Melindungimu Selamanya
47 Bab 47. Masih Muda, tapi Mengintimidasi
48 Bab 48. Dia Adalah Laki-lakiku
49 Bab 49. Ini Tidak Seperti Dia
50 Bab 50. Mengapa Dia Ada di Sini?
51 Bab 51. Tidak Kenal Takut
52 Bab 52. Bersembunyi dari Mereka
53 Bab 53. Konfrontasi Dua Pria
54 Bab 54. Apakah Berhasil dengan Baik?
55 Bab 55. Merasa Terlindungi
56 Bab 56. Dia Tahu Apa yang Telah Dilakukannya
57 Bab 57. Dia Mengatur Segalanya
58 Bab 58. Dingin dan Tanpa Ampun
59 Bab 59. Terdengar Begitu Tulus dan Peduli
60 Bab 60. Tidak Masuk Akal
61 Bab 61. Ada Apa Dengannya?
62 Bab 62. Iblis Memiliki Wajah yang Cantik
63 Bab 63. Hari Mimpi Buruk Mereka
64 Bab 64. Darah Untuk Air Mata
65 Bab 65. Yang Lebih Kuat Memenangkan Permainan
66 Bab 66. Omong Kosong Belaka
67 Bab 67. Siapa yang Tidak Ingin Tahu?
68 Bab 68. Apakah Dia Sudah Gila?
69 Bab 69. Dia Harus Lenyap Selamanya
70 Bab 70. Jatuh Cinta
71 Bab 71. Kekuasaan dan Uang
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 01. Akad Nikah
2
Bab 02. Akhir Hidupnya
3
Bab 03. Hidup Kembali
4
Bab 04. Perhiasan
5
Bab 05. Senyum Pahit
6
Bab 06. Seorang Pencari Kesenangan
7
Bab 07. Ciuman Pertama
8
Bab 08. Dia Berbeda
9
Bab 09. Sekelompok Anak Laki-laki Kaya yang Membosankan
10
Bab 10. Sorotan Dimana-mana
11
Bab 11. Pendek dan Tajam
12
Bab 12. Sungguh Kontras
13
Bab 13. Mengapa Dia Harus Membunuhnya?
14
Bab 14. Tidak Perlu Melakukan Kekerasan
15
Bab 15. Kilasan Kenangan Menghantuinya
16
Bab 16. Tidak Punya Siapapun
17
Bab 17. Aku Percaya Padamu
18
Bab 18. Semua Orang Menyukai Pujian
19
Bab 19. Balas Dendam Memang Terbaik
20
Bab 20. Tidak Akan Membiarkan Pergi Begitu Saja
21
Bab 21. Dingin dan Tanpa Ampun
22
Bab 22. Mengapa Aku Harus Disalahkan?
23
Bab 23. Saham Turun dengan Cepat
24
Bab 24. Semua Layak Mendapatkannya
25
Bab 25. Reputasi yang Hancur
26
Bab 26. Dia Merencanakan Sesuatu
27
Bab 27. Sungguh Menjengkelkan
28
Bab 28. Tidak Akan Mudah Menyerah
29
Bab 29. Mereka Hancur Lebur
30
Bab 30. Ada Hukum dan Keadilan
31
Bab 31. Kalian Semua Mati
32
Bab 32. Langkah yang Cerdas
33
Bab 33. Perusahaan Dalam Kekacauan
34
Bab 34. Putus Asa Membenarkan Diri Sendiri
35
Bab 35. Ratu Drama
36
Bab 36. Terlihat Seperti Pasangan yang Sempurna
37
Bab 37. Membujuknya
38
Bab 38. Kami Tidak Ingin Kamu Terluka
39
Bab 39. Aku Tidak Ada Hubungannya Denganmu
40
Bab 40. Pertunjukan yang Sangat Menyenangkan
41
Bab 41. Sangat Percaya Diri
42
Bab 42. Serangan Mendadak Lainnya
43
Bab 43. Maukah Kamu Menikah denganku?
44
Bab 44. Siapa Kamu?
45
Bab 45. Mereka Seperti Dua Musuh
46
Bab 46. Aku Akan Melindungimu Selamanya
47
Bab 47. Masih Muda, tapi Mengintimidasi
48
Bab 48. Dia Adalah Laki-lakiku
49
Bab 49. Ini Tidak Seperti Dia
50
Bab 50. Mengapa Dia Ada di Sini?
51
Bab 51. Tidak Kenal Takut
52
Bab 52. Bersembunyi dari Mereka
53
Bab 53. Konfrontasi Dua Pria
54
Bab 54. Apakah Berhasil dengan Baik?
55
Bab 55. Merasa Terlindungi
56
Bab 56. Dia Tahu Apa yang Telah Dilakukannya
57
Bab 57. Dia Mengatur Segalanya
58
Bab 58. Dingin dan Tanpa Ampun
59
Bab 59. Terdengar Begitu Tulus dan Peduli
60
Bab 60. Tidak Masuk Akal
61
Bab 61. Ada Apa Dengannya?
62
Bab 62. Iblis Memiliki Wajah yang Cantik
63
Bab 63. Hari Mimpi Buruk Mereka
64
Bab 64. Darah Untuk Air Mata
65
Bab 65. Yang Lebih Kuat Memenangkan Permainan
66
Bab 66. Omong Kosong Belaka
67
Bab 67. Siapa yang Tidak Ingin Tahu?
68
Bab 68. Apakah Dia Sudah Gila?
69
Bab 69. Dia Harus Lenyap Selamanya
70
Bab 70. Jatuh Cinta
71
Bab 71. Kekuasaan dan Uang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!