Bab 5

Setelah beberapa jam berlalu, pagi yang sebelumnya serah, kini di gantikan dengan siang hari yang memiliki cuaca yang buruk.

Hujan deras turun dari langit dengan awan mendung yang gelap menciptakan beberapa guntur yang bergemuruh di langit.

Di dalam toko pakaian Nolan, Nolan dan seluruh bawahannya saat ini terduduk dengan rasa lelah serta sedih di wajahnya.

"Sigh.. ini buruk sekali.." Ucap Nolan mengacu pada hujan yang turun secara tiba tiba disaat dia ingin memulai bisnisnya.

Tatapan Nolan bergerak, memandangi ruangan yang telah di dekorasi dan diisi dengan penuh gaya dan interior yang tepat.

Dimulai dari beberapa rak yang diisi dengan pakaian dengan tersusun rapi, diikuti dengan sorotan lampu yang sedikit kekuningan menerangi tiap sudut dan tengah ruangan yang gelap.

Beberapa interior seperti kursi sofa yang berada di sudut ruangan dengan meja yang terbuat dari kaca ditambah dengan beberapa makanan ringan yang terletak di atas meja kaca itu.

Lalu di bagian belakang juga terdapat 6 ruang ganti yang terdiri dari ruang ganti pria serta wanita yang menggunakan kain untuk menutupi tubuh seseorang saat sedang mengganti pakaian.

Diikuti diluar toko, terdapat toilet umum yang terbagi dari pria dan wanita serta sedikit ruang untuk parkiran.

Semuanya sudah Nolan dan bawahannya susun dengan sempurna, yang kurang saat ini hanyalah cuaca yang benar benar tidak mendukung.

Menghela nafas karena kesialan yang menimpanya, Nolan kemudian bergumam "Sigh.. sekali lagi, ini benar benar sial.."

"Jangan patah semangat gitu dong pak bos! jika hari ini gagal, kita bisa memulainya besok" Ucap Alisa dengan semangat menyemangati Nolan.

"Um.. yang Alisa katakan benar, tetap semangat bos~" Kaeya juga ikut menyemangati Nolan, diikuti dengan ketiga bawahan Nolan yang lainnya.

Karena cuaca yang buruk itu, mau tak mau Nolan harus pasrah dan menunggu keesokan harinya untuk memulai bisnis miliknya, memang menyebalkan tapi apa boleh buat.

Hari tersebut berlalu dengan tenang tanpa terjadinya sesuatu yang khusus.

*

Keesokan harinya, hal yang sama terjadi lagi dengan cara yang berbeda, Nolan terduduk di kursi sofa miliknya dengan wajah penuh kesedihan.

Tidak ada hujan atau apapun yang buruk terjadi hari ini, Nolan juga sukses membuka status toko nya menjadi 'open', yang membuat Nolan sedih hanyalah.. setelah siang hari yang sebentar lagi menjelang sore hari ini, tidak ada satupun pengunjung yang datang.

"Jangan patah semangat bos, masih ada banyak waktu.." Ucap Alber menenangkan Nolan yang depresi.

"Ya! yang Albert ucapkan benar!" Alea juga ikut berkata dengan senyuman di wajahnya.

*

Keesokan harinya lagi, situasi yang sama sekali lagi terjadi, dari pagi hingga siang hari, belum ada satupun pengunjung yang datang ke toko Nolan.

"Apakah aku akan bangkrut secara langsung..?" Ucap Nolan dengan penuh rasa khawatir.

Dia mengangkat kepalanya, menatap bawahannya yang menatapnya dengan sedih, "Ja-jangan patah semangat dong pak bos" Ucap Alisa dengan mengangkat kedua tangannya yang mengarah pada Nolan.

Melihat mereka yang masih semangat seperti itu, Nolan mau tidak mau harus iri dengan mereka.

"Huh.. maaf sudah mengecewakan kalian.." Ucap Nolan dengan nada rendah.

Nolan berpikir bahwa semuanya sudah akan benar benar berakhir sekarang, mengingat jika dia gagal melunasi hutang miliknya dari pinjaman sistem, dia akan mati secara langsung kan?.

Memikirkan itu membuat Nolan merasa ngeri, tapi pada saat yang sama, Nolan menerima kenyataan pahit itu.

Setelah kekasihnya selingkuh darinya, bagi Nolan, saat itu sebenarnya adalah akhirnya, harusnya dia mengakhiri hidupnya saat itu.

"Hah..." Menghela nafas terus menerus, Nolan tiba tiba merasakan sebuah tangan yang hangat dan lembut menyentuh pundaknya.

Melirik ke arah pemilik tangan itu, Nolan mendapati Serena yang tersenyum lembut, "Pak Nolan.. bukannya Anda masih memiliki rencana yang belum dilancarkan?"

Mendengar itu Nolan tiba tiba merasa bingung, "Apa maksudmu?", Nolan tidak mengerti, dia yakin dia sudah mengerahkan segalanya, apa benar benar terdapat suatu yang terlupakan dalam prosesnya?.

Melihat senyum percaya diri Serena semakin membuat Nolan penasaran, "Apa benar benar ada yang aku lupakan?" Tanya Nolan sekali lagi.

Serena mengangguk dengan lembut sebagai jawaban, menatap keempat bawahan Nolan yang lainnya yang saat ini sedang kebingungan.

Mengangkat tangannya lalu menunjuk ke arah mereka, Serena kemudian berkata, "Bukankah Anda berniat menggunakan pesona mereka untuk menarik para pelanggan?"

"Ah!!!" Mendengar itu Nolan sedikit berteriak seakan teringat jelas dengan apa yang Serena katakan.

Menampar jidatnya sendiri, Nolan tertawa, "Benar! aku lupa bagian terpenting itu!".

Menggunakan pesona tampan dan cantik yang mereka miliki, Nolan akan bisa menarik perhatian pengunjung yang awalnya pasti mereka hanya berniat untuk melakukan interaksi dengan keindahan yang mereka lihat.

Langkah selanjutnya, mereka akan mencoba mendapatkan kesan baik yang terdapat dari keindahan itu dengan cara membeli pakaian dari toko yang Nolan miliki.

Setelah membeli pakaian dan menyadari kualitas pakaian itu, tujuan mereka datang ke toko Nolan hasilnya akan menjadi dua, yang dimana para pelanggan akan merasa ingin menemui sang keindahan dan disaat yang sama mereka juga menginginkan pakaian dari toko itu.

Memikirkan hasilnya saja membuat Nolan menyeringai dengan mata berbinar.

Tanpa menunggu lama lagi, Nolan memerintahkan Alisa yang senggang dan Albert yang adalah penjaga toko untuk mencoba menarik perhatian pelanggan diluar.

Di luar, dimana jalan raya penuh dengan kendaraan dan manusia yang berlalu-lalang.

Alisa dan Albert yang mendapatkan perintah dari Nolan kini berjalan bersama menuju ke bagian depan toko.

Melihat wajah Albert, saat ini keraguan muncul diwajahnya, karena penasaran, diapun bertanya kepada Alisa, "Apa menurut mu rencana ini akan sukses?".

Alisa juga sebenarnya sama sama ragu, tapi.., "Harusnya itu akan sukses untukmu yang memiliki wajah tampan."

Benar, Alisa merasa bahwa menarik perhatian pelanggan wanita akan sukses dengan keberadaan Albert, hanya saja Albert malah memikirkan hal sebaliknya.

Dengan sedikit terkejut dan keraguan, dia menjawab, "Itu tidak mungkin kan? maksudku, yang seharusnya sukses itu kamu yang memiliki wajah yang cantik?".

Yah, ini adalah percakapan antara dua manusia indah dengan jenisnya masing masing, dimana mereka sama sama tidak menyadari akan nilai wajah mereka sendiri.

Karena ucapan yang Albert keluarkan tadi membuat suasana keduanya menjadi hening dan memutuskan untuk mempercayai orang yang mereka layani saja.

Berharap apa yang bos mereka rencanakan akan sukses dan berjalan dengan mulus tanpa sedikitpun hambatan.

Disaat mereka menyadarinya, tanpa sadar mereka kini sudah berada di depan toko mereka, tatapan mereka berdua tertuju pada parkiran kecil yang tersedia di depan toko.

Dengan langkah ringan, mereka sekali lagi berjalan dan menuju ke kerumunan pinggir jalan raya.

Disaat mereka baru saja keluar dan memperlihatkan diri mereka, para kerumunan tanpa sadar mulai memperhatikan mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Wajah di atas rata-rata, kalau ditambah jago bahasa plus jago ngerayu orang, auto bakal bikin toko untung banyak 🤣🤣🤣

2023-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!