Dipinggiran kota Bandung, terdapat Panti asuhan cukup besar, dimana didalam panti asuhan itu tinggallah 4 gadis remaja yang sama-sama duduk di bangku kelas 1 smp, yaitu maura, nadia ,nindi dan miera.
Keempat anak gadis ini memiliki latar belakang kehidupan yang sama-sama malangnya, diantara ketiga saudaranya maura merupakan gadis tertua , dan ia memiliki wajah yang sedikit cacat dibagian pipi kananya, karena terkena bekas luka bakar sewaktu ia mencoba melarikan diri dari ayah tirinya.
Menginjak usia 15 tahun, miera sigadis cantik bertubuh mungil lebih dulu mendapatkan orang tua angkat , karena mereka sangat menyukai karakter miera yang riang dan polos.
Sedangkan Nindi juga mendapatkan orang tua asuh seminggu setelah miera meninggalkan panti asuhan " Permata Jingga" yang diasuh oleh janda paruh baya yang kesehariannya bekerja sebagai buruh cuci di sebuah rumah milik saudagar kaya.
Selepas kepergian miera dan nindi, nadia dan maura hanya tinggal bersama ibu panti dan ketiga adik asuh mereka yang masih kecil.
***
3 Tahun kemudian karena miera anak yang paling tua, ia harus rela membantu ibu pantinya bekerja dirumah saudagar kaya, yang tinggal dirumah besarnya hanya disaat liburan sekolah anak-anaknya.
Siang ini,setelah pulang sekolah miera pergi ketempat kerja ibunya, ia berniat untuk membantu ibunya bekerja, akan tetapi ia justru melihat ibu pantinya tengah menghadapi masalah besar ,dimana ia dituduh mencuri uang oleh majikannya.
" Ampun ... Nyonya, demi Tuhan saya tidak mencuri " isak ibu panti , panggil saja ibu widya
" Alasan ... Saya tahu, selain diam-diam menggoda suami saya, kamu juga mau mencuri di rumah saya kan '' bentak wanita paruh baya itu seraya menjambak ibu widya.
Dan tak lama kemudian, datang sosok pria paruh baya juga tengah menghampiri ibu widya kemudian meminta ibu widya untuk menandatangani surat ganti rugi, dengan memberikan rumah pantinya sebagai gantinya.
" Tidaaaaaak ..." maura mendengar dengan jelas, bahwa ibu asuhnya menolak untuk memberikan rumah pantinya, bahkan kini maura melihat sebuah tindak kekerasan yang dilakukan pasangan suami istri itu.
Maura mencoba untuk membantu ibu asuhnya itu, akan tetapi seseorang tiba-tiba datang, dan mencegah maura membantu ibu asuhnya.
" Haiiiii gadis " sapa seorang anak muda yang memakai seragam almamater sebuah universitas.
" Maaf permisi ... Saya mau menolong ibu saya " maura mencoba mendorong anak muda itu.
" Wajah kamu memang buruk, tapi tidak dengan badan kamu ... Bagaimana kalau ... Kamu menemani saya sebentar " anak muda itu terlihat mulai menarik tangan maura menuju salah satu kamar dilantai atas, ia membungkam mulut maura dengan kain,sehingga maura tidak bisa berteriak.
" Saya hanya ... Jamin ... Setelah ini ... Kamu akan merasakan nikmat ,bukan sakit ..." kata anak muda,yang memiliki lesung pipi dengan tatapan matanya yang sadis.
Tubuhnya yang lumayan kekar, berhasil mendekap maura hingga maura sulit untuk berontak, sepertinya anak muda ini usai berpesta miras, hingga membuatnya mabuk dan berniat untuk melecehkan maura.
(Bruaaaaaaaak ) maura berhasil mendorong tubuh anak muda itu hingga jatuh dari ranjang kamarnya.
Maura juga mulai mencari cara agar ia bisa keluar dari kamar laknat itu, dapat terlihat seragamnya terlihat berantakan ,bahkan rambutnya mulai terlihat sangat acak-acakan.
" Apa kamu mau bermaaaaain ... Main?" anak muda itu berusaha menangkap maura yang terus berusaha membuka pintu kamar tersebut.
Hingga disaat maura berhasil keluar dari kamar , ia melihat ibu asuhnya tengah berdiri di hadapan pintu kamar laknat itu, sambil menatap maura penuh dengan emosi, kedua matanya mulai terlihat sayu karena menahan air mata.
Dan (Plaaaaas ) sebuah tamparan keras mendarat di wajah maura.
" Dasar ... Anak sama ibu sama saja ..." ledek wanita paruh baya yang tak lain adalah majikan dari ibu widya.
***
Setelah kejadian itu ibu widya berserta maura mendapat maslah besar, mereka difitnah menjadi seorang wanita penggoda, bahkan parahnya lagi warga meminta pak lurah untuk mengusir maura dan ibu widya, serta memberikan rumah pantinya kepada juragan Darmawan.
" Tidaaak ... Sampai kapanpun, saya tidak akan meninggalkan rumah panti saya" teriak ibu widya yang bersih teguh untuk tetap tinggal dirumah itu.
" Nadia ...tidak ada cara lain, kamu harus pergi kerumah orang tua angkat nindi, ataupun meira" pinta maura meminta nadia untuk pergi kerumah para orang tua asuh yang tekah mengadopsi kedua saudarinya.
Sementara ia mendampingi sang ibu untuk menghadapi sebagian warga yang tekah berhasil di hasut oleh keluarga majikan ibunya.
Selang beberapa saat kemudian nadia datang dengan tangan hampa, ia sama sekali tidak mendapatkan bantuan dari kedua saudarinya.
Jika nindi sedang berlibur bersama orang tuanya ,ke luar negeri lain dengan meira yang terang-terangan menolak untuk menbabtu ibu asuhnya, karena ia merasa cemburu kepada ibu asuhnya yang selalu memuji dan menbanggakan maura dihadapan Meira.
Maura tidak tega melihat ibunya mulai dilempari sampah oleh para warga, maura berlari untuk mencari bantuan keperbatasan, dimana ia berjumpa dengan seorang pria botak yang menjadi seorang produser dan memiliki club malam besar di kota.
" Jika kamu mau jadi pembantu saya... Maka saya akan membawa kamu kekota, saya akan menjadikan kamu primadona ... Dan saya akan pastikan ibu dan adik-adik panti kamu hidup dengan tenang " kata pria botak itu.
" Kamu bisa panggil saya netra " pria botak itu mulai memperkenalkan dirinya.
" Tuan darmawan, tidak bisa dikalahkan dengan apapun, tapi dia bisa di hentikan dengan rahasia yang ada pada saya " sambung pria bernama netra itu membuat maura berfikir keras.
***
Ia sangat ingin membantu ibunya, akan tetapi jika dia hanya berpangku tangan ,dan hanya menunggu keajaiban dari langit, mana bisa.
Ia mencoba untuk mulai menjadi wanita yang tangguh, dengan menerima tawaran netra untuk menjadi pembantunya dikota, bahkan ia mulai merasa tertarik untuk menjadi primadona.
Selama ini maura cukup sabar dengan bullyan yang membuatnya sakit hati, bahkan ia juga diremehkan teman-teman sekolahnya, bahkan di lingkungan masyarakat, maura begitu dipandang hina.
" Tapi kak maura ... Nadia tidak bisa ... ,kakak harus tetap disini" pinta nadia mencegah maura pergi.
" lihat dek ... Ibu sangat menderita, kita perlu uang dan keadilan " tegas maura yang hanya dalam beberapa hitungan hari lagi akan lulus dari sekolah Smanya.
" Nanti ... Kakak akan mengirimi kalian uang, dan kakak mohon ... Jangan pernah bilang sama ibu ,kalau kakak bekerja dengan netra " pinta maura memberikan intruksi pada adiknya.
Akhirnya 3 hari kemudian setelah mendapatkan ijazah kelulusannya, maura berpamitan untuk bekerja kekota bersama gurunya.
Awalnya ibu widya sedikit curiga, karena ia merasa maura sedang menyembunyikan sebuah kebohongan, akan tetapi dibantu nadia, maura bisa lolos dari pandangan buruk ibu asuhnya.
Ia pun bersiap untuk menjadi seorang pembantu yang dikatakan netra, namun apa daya maura jelas ditipu secara nyata oleh netra.
Bukannya bekerja memegang sapu atau peralatan masak, akan tetapi maura justru dihadapkan dengan banyak gadis -gadis muda yang cantik.
Mereka berada didalam naungan bendera milik netra, maura merasa dirinya paling buruk diantara teman-temannya.
Akan tetapi bagi netra maura adalah gadis yang bernilai puluhan juta, bahkan bisa mencapai miliaran rupiah, jika disuguhkan pada petinggi kelas kakap.
Maura berhasil di didik menjadi sosok gadis yang berbakat dalam beradu acting, bahkan suaranya saat bernyanyi juga sangat merdu.
Sampai pada akhirnya netra memutuskan untuk membawa maura operasi wajah ke korea, agar maura layak tampil di layar kaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments