Cakra, Who'S Lerian? - Zhong Chenle [ NCT DREAM ]
We meet again..
???
Pergi!!!!!" jangan pernah menginjakkan kakimu ditempat ini lagi
Cakra Lee
Tolong biarkan aku menjel..
Sebelum selesai berkata, lagi-lagi Cakra ditampar oleh lelaki lain yang ada disana
???
Jika kau masih berkata lagi maka jangan salahkan aku jika aku tidak akan membiarkan dia menghalangiku untuk benar-benar akan membunuhmu
Cakra seorang pemuda yang kini tinggal sendiri disebuah bangunan yang seperti pada umumnya, terlihat biasa saja, tidak begitu mewah namun cukup untuk melindunginya dari teriknya matahari dan dinginnya air hujan
Dengan perlahan Cakra mulai membuka kelopak matanya sambil melirik jam dinding yang terasa nyaring ditelinga.
Cakra langsung menyiapkan diri menuju ke kampus yang sudah 3 tahun ini menjadi tempat bernaung pendidikan.
Bermodalkan beasiswa yang diraihnya berkat kecerdasan yang dimiliki.
Cakra adalah seorang mahasiswa sastra Indonesia yang aktif dalam ekstrakurikuler kesenian yang sering menjuarai perlombaan dibidang sastra maupun seni
Kemampuannya dalam sastra tidak bisa diragukan seturut dengan keahliannya dalam bernyanyi, mengalunkan setiap nada dengan suara indahnya dan jangan lupakan kemampuan jarinya yang ketika sedang memainkan tuts piano akan bisa membuat siapa saja tersentu dengan keindahannya.
Terlihat begitu sempurna hidup Cakra, seperti itulah yang banyak dikatakan orang-orang yang hanya melihatnya sekilas.
Adakah yang bisa mengutarakan betapa Cakra tidak sesempurna pandangan orang-orang?
Adakah yang bisa menyampaikan betapa ingin Cakra seperti yang lain?
Memiliki seseorang yang bisa menjadi payung untuknya dan seseorang yang ingin dipayunginya.
Kesempurnaan yang terlihat jelas didepan banyak orang membuat Cakra tidak bisa menjalani harinya seperti biasa
Dihadapan para dosen Cakra adalah permata yang akan dijaga demi kemegahan nama kampus tempatnya bernaung pendidikan.
Sayangnya jika dihadapan teman-teman Cakra adalah sebuah pengganggu yang harus disingkirkan.
Siapa yang tidak iri melihat sesosok yang begitu sempurna didepan semua orang?
Sosok yang sulit digapai ataupun dikalahkan.
Cakra tentu saja bukan orang yang dalam cerita akan baik kepada siapapun apapun yang terjadi.
Cakra orang yang cerdas, dia akan baik pada siapa yang baik padanya namun siapapun yang coba memanfaatkannya tidak akan Cakra dibiarkan begitu saja.
Mungkin Cakra tidak akan membalasnya dengan begitu kejam hanya saja tak akan Cakra biarkan orang-orang itu membuat kegaduhan untuk dirinya sendiri berulang kali.
Hal inilah yang membuat Cakra tidak mudah didekati, terkesan sulit didekati.
Saat ini adalah hari pertama Cakra masuk ke semester 6 yang dimana pada semester ini akan ada mahasiswa baru yang berasal dari program pertukaran mahasiswa.
Sebenarnya Cakra merupakan utusan dari kampusnya namun Cakra menolak karena Cakra tidak sesempurna yang dilihat banyak orang, banyak hal yang tidak bisa Cakra lakukan bila dia harus ketempat yang jauh.
Cakra memasuki kelasnya diiring bunyi sklinir yang asalnya dari pintu yang didorongnya ke dalam.
Ya Cakra orang pertama yang sampai dikelas tersebut.
Cakra langsung menuju ke kursi ujung kanan yang merupakan posisi favoritnya ketika memasuki kelas
Tak perlu heran karena bahkan jika Cakra tidur dikelaspun dia bisa mengerti materi yang diajarkan para dosen.
Tidak, Cakra tidak memiliki kemampuan luar biasa seperti difilm-film. Cakra hanya sangat rajin keluar masuk perpustakaan bahkan sering berkonsultasi dengan para dosen diluar jam mata kuliahnya.
Itulah yang membuat Cakra bisa mengerti lebih awal daripada teman-temannya
Setelah 30 menit berselang, kelas yang tadinya kosong sudah hampir terisi penuh.
Dosen yang akan masuk ke kelas sudah terlihat berjalan di lorong yang ujung tujuannya menuju kelas Cakra.
Cakra bisa melihatnya dari posisi duduknya dengan jelas, bahkan seorang wanita yang terlihat manis yang tak dikenalinya terlihat mengikuti sang dosen.
Cakra tau bahwa dia pasti orangnya.
Mahasiswa pertukaran yang dalam 6 bulan berikutnya akan menempuh pendidikan ditempat yang sama dengannya.
Cakra tidak begitu penasaran dengan wanita tersebut, Cakra hanya melihat dan mengakui perawakan wanita itu terlihat manis dan hanya itu saja lalu Cakra mulai menundukkan kepalanya diatas meja seiring dengan menunggu sang dosen masuk keruangan yang sudah ditempatinya itu.
Bapak Dosen
Selamat pagi semua
Bapak Dosen
Seperti yang sudah kalian tau bahwa semester ini kita kedatangan mahasiswa pertukaran berasal dari universitas Madya Jaya, bapak harap kalian semua bisa bekerjasama dan bisa membuat teman baru kalian merasa nyaman
Bapak Dosen
Tak kenal maka tak sayang, untuk itu mari nak kenalkan dirimu pada mereka yang akan menjadi teman sekelasmu saat sedang ada jadwal untuk mata kuliah bapak
tentu saja panggilan bapak Dosen tertuju pada wanita yang tadi mengikutinya dan berhenti di depan kelas
Sang gadis dengan perawakan manis dengan kulit putih yang tampak cerah, perlahan melangkahkan kakinya memasuki kelas menuju ke samping sang dosen.
Matanya menatap sang dosen yang kemudian diarahkannya menuju ke depan yang membuat kedua bola matanya menatap satu persatu orang-orang yang mungkin saja akan menjadi temannya dikemudian hari.
Lovandra Nadira
Hallo semua, namaku Lovandra Nadira Affabila, kalian bisa memanggilku Nadira. Senang bertemu dengan kalian semua tolong jaga aku dalam enam bulan kedepan ya
Bapak Dosen
Baiklah Nadira kamu bisa memilih tempat untuk kau duduki, silahkan
Tentu saja didalam kelas ada banyak kursi kosong yang belum terisi oleh para mahasiswa/i.
Lagipula tak ada kepemilikan tetap terhadap meja dan kursi yang ada didalam kelas, siapa saja yang datang duluan berhak memilih tempat yang akan didudukinya.
Jangan heran, bukankah kehidupan kampus memang seperti ini.
Nadira berjalan menyusuri kelas mengarah ke kursi yang akan ditempatinya hari ini, lirikan matanya mengarah dari kursi terdepan hingga kebelakang.
Nadira sebenarnya ingin duduk dibaris kedua namun keinginannya harus diurungkan ketika melihat tak ada lagi tempat yang kosong dibaris kedua.
Sebenarnya ada yang ingin memberikan tempatnya pada Nadira namun pikir Nadira bukankah itu perlakuan yang tidak sopan darinya? Nadira baru saja datang mana mungkin mengusir secara halus orang yang sudah duduk sedari awal.
Nadira melihat ke baris ke 5 hampir ujung kanan dan tentu saja disana kosong.
Kosong kursi tersebut bukan tanpa alasan, kursi tersebut tepat disamping Cakra.
Ayolah siapa yang akan duduk disamping sang mahasiswa yang dianggap sombong dan sulit didekati itu.
Nadira langsung menuju ke tempat itu menggantung tasnya disisi kanan meja lalu menatap seseorang yang ada disampingnya kemudian mengarahkan tangannya sembari mengajak bersalaman lelaki yang ada disampingnya.
Lovandra Nadira
Nadira.. senang bertemu denganmu
Cakra menjawab singkat sembari memberikan senyumnya yang langsung pudar seiring pandangannya mengarah kedepan memperhatikan kearah dosen yang sedang ada di dalam kelas tersebut
Semua pasang mata kembali menengok ke arah pintu ketika pintu tersebut kembali berbunyi sebelum sang dosen baru mau memulai kelasnya.
???
Maaf pak apa saya sudah sangat terlambat?
Bapak Dosen
Ehh Jigart, Kamu mengontrak mata kuliah bapak? Tumben sekali
Bapak Dosen
Biasanya kamu menghindari kelas bapak
Biasanya si Jigart yang adalah keponakannya tidak akan mau mengambil kelas dimana sang paman yang menjadi dosennya.
Jigart Dinarta
Tidak ada pilihan lain pak, apa saya masih bisa masuk?
Bapak Dosen
Ya sudah, silahkan masuk!
Jigart kemudian mulai melangkahkan kakinya berjalan memasuki kelas sembari melihat orang-orang yang ada disekitarnya.
Satu persatu ditatapnya dalam-dalam yang kemudian terhenti pada seseorang yang juga sedang menatapnya dingin.
Temannya, yah sahabatnya atau mungkin bisa dibilang sahabat yang dulu sangat akrab namun tidak begitu akrab lagi saat ini.
Temannya itu, Cakra ikut menatapnya yang sedang menuju kursi ujung belakang samping kiri
Mata Cakra tidak lepas meskipun tatapan Jigart sudah diputuskannya
Ada rasa bersalah dari tatapan Jigart yang sudah diputusnya lebih awal.
Jigart tak berani lagi menatap Cakra yang saat masih masih betah menatapnya
Tatapan itu tidak sinis atau kejam hanya dingin seperti sedang berkata "mengapa kau disini? Masih begitu beranikah berada di hadapanku? Bisakah tak perlu menunjukkan dirimu didepanku?"
Ya begitu suara tatapan Cakra yang sedang berusaha diartikan Jigart.
Jigart Dinarta
Ada apa ini, apa yang sedang terjadi? *Batin Jigart
Jigart Dinarta
Maafkan aku Cakra, maafkan aku *lirihnya pelan diikuti dengan kembali menundukan kepalanya.
Comments