NovelToon NovelToon

Cakra, Who'S Lerian? - Zhong Chenle [ NCT DREAM ]

We meet again..

*plakkkk
???
???
Pergi!!!!!" jangan pernah menginjakkan kakimu ditempat ini lagi
Cakra Lee
Cakra Lee
Tolong biarkan aku menjel..
*plakkkk
Sebelum selesai berkata, lagi-lagi Cakra ditampar oleh lelaki lain yang ada disana
???
???
Jika kau masih berkata lagi maka jangan salahkan aku jika aku tidak akan membiarkan dia menghalangiku untuk benar-benar akan membunuhmu
.
.
.
4 tahun kemudian...
Cakra seorang pemuda yang kini tinggal sendiri disebuah bangunan yang seperti pada umumnya, terlihat biasa saja, tidak begitu mewah namun cukup untuk melindunginya dari teriknya matahari dan dinginnya air hujan
Dengan perlahan Cakra mulai membuka kelopak matanya sambil melirik jam dinding yang terasa nyaring ditelinga.
Cakra langsung menyiapkan diri menuju ke kampus yang sudah 3 tahun ini menjadi tempat bernaung pendidikan.
Bermodalkan beasiswa yang diraihnya berkat kecerdasan yang dimiliki.
Cakra adalah seorang mahasiswa sastra Indonesia yang aktif dalam ekstrakurikuler kesenian yang sering menjuarai perlombaan dibidang sastra maupun seni
Kemampuannya dalam sastra tidak bisa diragukan seturut dengan keahliannya dalam bernyanyi, mengalunkan setiap nada dengan suara indahnya dan jangan lupakan kemampuan jarinya yang ketika sedang memainkan tuts piano akan bisa membuat siapa saja tersentu dengan keindahannya.
Terlihat begitu sempurna hidup Cakra, seperti itulah yang banyak dikatakan orang-orang yang hanya melihatnya sekilas.
Adakah yang bisa mengutarakan betapa Cakra tidak sesempurna pandangan orang-orang?
Adakah yang bisa menyampaikan betapa ingin Cakra seperti yang lain?
Memiliki seseorang yang bisa menjadi payung untuknya dan seseorang yang ingin dipayunginya.
Kesempurnaan yang terlihat jelas didepan banyak orang membuat Cakra tidak bisa menjalani harinya seperti biasa
Dihadapan para dosen Cakra adalah permata yang akan dijaga demi kemegahan nama kampus tempatnya bernaung pendidikan.
Sayangnya jika dihadapan teman-teman Cakra adalah sebuah pengganggu yang harus disingkirkan.
Siapa yang tidak iri melihat sesosok yang begitu sempurna didepan semua orang?
Sosok yang sulit digapai ataupun dikalahkan.
Cakra tentu saja bukan orang yang dalam cerita akan baik kepada siapapun apapun yang terjadi. Cakra orang yang cerdas, dia akan baik pada siapa yang baik padanya namun siapapun yang coba memanfaatkannya tidak akan Cakra dibiarkan begitu saja. Mungkin Cakra tidak akan membalasnya dengan begitu kejam hanya saja tak akan Cakra biarkan orang-orang itu membuat kegaduhan untuk dirinya sendiri berulang kali.
Hal inilah yang membuat Cakra tidak mudah didekati, terkesan sulit didekati.
.
.
Saat ini adalah hari pertama Cakra masuk ke semester 6 yang dimana pada semester ini akan ada mahasiswa baru yang berasal dari program pertukaran mahasiswa.
Sebenarnya Cakra merupakan utusan dari kampusnya namun Cakra menolak karena Cakra tidak sesempurna yang dilihat banyak orang, banyak hal yang tidak bisa Cakra lakukan bila dia harus ketempat yang jauh.
Cakra memasuki kelasnya diiring bunyi sklinir yang asalnya dari pintu yang didorongnya ke dalam.
Ya Cakra orang pertama yang sampai dikelas tersebut.
Cakra langsung menuju ke kursi ujung kanan yang merupakan posisi favoritnya ketika memasuki kelas
Tak perlu heran karena bahkan jika Cakra tidur dikelaspun dia bisa mengerti materi yang diajarkan para dosen.
Tidak, Cakra tidak memiliki kemampuan luar biasa seperti difilm-film. Cakra hanya sangat rajin keluar masuk perpustakaan bahkan sering berkonsultasi dengan para dosen diluar jam mata kuliahnya.
Itulah yang membuat Cakra bisa mengerti lebih awal daripada teman-temannya
Setelah 30 menit berselang, kelas yang tadinya kosong sudah hampir terisi penuh. Dosen yang akan masuk ke kelas sudah terlihat berjalan di lorong yang ujung tujuannya menuju kelas Cakra. Cakra bisa melihatnya dari posisi duduknya dengan jelas, bahkan seorang wanita yang terlihat manis yang tak dikenalinya terlihat mengikuti sang dosen.
Cakra tau bahwa dia pasti orangnya. Mahasiswa pertukaran yang dalam 6 bulan berikutnya akan menempuh pendidikan ditempat yang sama dengannya.
Cakra tidak begitu penasaran dengan wanita tersebut, Cakra hanya melihat dan mengakui perawakan wanita itu terlihat manis dan hanya itu saja lalu Cakra mulai menundukkan kepalanya diatas meja seiring dengan menunggu sang dosen masuk keruangan yang sudah ditempatinya itu.
Bapak Dosen
Bapak Dosen
Selamat pagi semua
Bapak Dosen
Bapak Dosen
Seperti yang sudah kalian tau bahwa semester ini kita kedatangan mahasiswa pertukaran berasal dari universitas Madya Jaya, bapak harap kalian semua bisa bekerjasama dan bisa membuat teman baru kalian merasa nyaman
Bapak Dosen
Bapak Dosen
Tak kenal maka tak sayang, untuk itu mari nak kenalkan dirimu pada mereka yang akan menjadi teman sekelasmu saat sedang ada jadwal untuk mata kuliah bapak
tentu saja panggilan bapak Dosen tertuju pada wanita yang tadi mengikutinya dan berhenti di depan kelas
Sang gadis dengan perawakan manis dengan kulit putih yang tampak cerah, perlahan melangkahkan kakinya memasuki kelas menuju ke samping sang dosen.
Matanya menatap sang dosen yang kemudian diarahkannya menuju ke depan yang membuat kedua bola matanya menatap satu persatu orang-orang yang mungkin saja akan menjadi temannya dikemudian hari.
Lovandra Nadira
Lovandra Nadira
Hallo semua, namaku Lovandra Nadira Affabila, kalian bisa memanggilku Nadira. Senang bertemu dengan kalian semua tolong jaga aku dalam enam bulan kedepan ya
Bapak Dosen
Bapak Dosen
Baiklah Nadira kamu bisa memilih tempat untuk kau duduki, silahkan
Tentu saja didalam kelas ada banyak kursi kosong yang belum terisi oleh para mahasiswa/i.
Lagipula tak ada kepemilikan tetap terhadap meja dan kursi yang ada didalam kelas, siapa saja yang datang duluan berhak memilih tempat yang akan didudukinya.
Jangan heran, bukankah kehidupan kampus memang seperti ini.
Nadira berjalan menyusuri kelas mengarah ke kursi yang akan ditempatinya hari ini, lirikan matanya mengarah dari kursi terdepan hingga kebelakang.
Nadira sebenarnya ingin duduk dibaris kedua namun keinginannya harus diurungkan ketika melihat tak ada lagi tempat yang kosong dibaris kedua.
Sebenarnya ada yang ingin memberikan tempatnya pada Nadira namun pikir Nadira bukankah itu perlakuan yang tidak sopan darinya? Nadira baru saja datang mana mungkin mengusir secara halus orang yang sudah duduk sedari awal.
Nadira melihat ke baris ke 5 hampir ujung kanan dan tentu saja disana kosong.
Kosong kursi tersebut bukan tanpa alasan, kursi tersebut tepat disamping Cakra.
Ayolah siapa yang akan duduk disamping sang mahasiswa yang dianggap sombong dan sulit didekati itu.
Nadira langsung menuju ke tempat itu menggantung tasnya disisi kanan meja lalu menatap seseorang yang ada disampingnya kemudian mengarahkan tangannya sembari mengajak bersalaman lelaki yang ada disampingnya.
Lovandra Nadira
Lovandra Nadira
Nadira.. senang bertemu denganmu
Cakra Lee
Cakra Lee
Cakra
Cakra menjawab singkat sembari memberikan senyumnya yang langsung pudar seiring pandangannya mengarah kedepan memperhatikan kearah dosen yang sedang ada di dalam kelas tersebut
Semua pasang mata kembali menengok ke arah pintu ketika pintu tersebut kembali berbunyi sebelum sang dosen baru mau memulai kelasnya.
Bapak Dosen
Bapak Dosen
Masuk!
???
???
Maaf pak apa saya sudah sangat terlambat?
Bapak Dosen
Bapak Dosen
Ehh Jigart, Kamu mengontrak mata kuliah bapak? Tumben sekali
Bapak Dosen
Bapak Dosen
Biasanya kamu menghindari kelas bapak
Biasanya si Jigart yang adalah keponakannya tidak akan mau mengambil kelas dimana sang paman yang menjadi dosennya.
Jigart Dinarta
Jigart Dinarta
Tidak ada pilihan lain pak, apa saya masih bisa masuk?
Bapak Dosen
Bapak Dosen
Ya sudah, silahkan masuk!
Jigart kemudian mulai melangkahkan kakinya berjalan memasuki kelas sembari melihat orang-orang yang ada disekitarnya.
Satu persatu ditatapnya dalam-dalam yang kemudian terhenti pada seseorang yang juga sedang menatapnya dingin.
Temannya, yah sahabatnya atau mungkin bisa dibilang sahabat yang dulu sangat akrab namun tidak begitu akrab lagi saat ini.
Temannya itu, Cakra ikut menatapnya yang sedang menuju kursi ujung belakang samping kiri
Mata Cakra tidak lepas meskipun tatapan Jigart sudah diputuskannya
Ada rasa bersalah dari tatapan Jigart yang sudah diputusnya lebih awal.
Jigart tak berani lagi menatap Cakra yang saat masih masih betah menatapnya
Tatapan itu tidak sinis atau kejam hanya dingin seperti sedang berkata "mengapa kau disini? Masih begitu beranikah berada di hadapanku? Bisakah tak perlu menunjukkan dirimu didepanku?"
Ya begitu suara tatapan Cakra yang sedang berusaha diartikan Jigart.
Jigart Dinarta
Jigart Dinarta
Ada apa ini, apa yang sedang terjadi? *Batin Jigart
Jigart Dinarta
Jigart Dinarta
Maafkan aku Cakra, maafkan aku *lirihnya pelan diikuti dengan kembali menundukan kepalanya.
.
.
.
.
.
To be continued.........

Sesuai keinginanmu

.
.
.
Bapak Dosen
Bapak Dosen
Baiklah pembahasan kita sampai disini
Bapak Dosen
Bapak Dosen
Pelajari kembali apa yang sudah saya ajarkan tadi dan kita berjumpa kembali Minggu depan
Langkah sepatu saling bergantian mengikuti jejak kepergian sang dosen meninggalkan kelas
Cakra pun ikut mengikuti jejak sang dosen
Ia memilih mengambil tasnya dan bergerak meninggalkan kelas yang memang setelah ini Cakra memiliki waktu luang dan nanti akan masuk ke kelas 2 jam lagi.
Lelaki itu mulai berjalan keluar diikuti dengan pertanyaan wanita yang duduk disampingnya.
Lovandra Nadira
Lovandra Nadira
Kau sudah tak ada kelas lagi kah, Cakra?
Cakra Lee
Cakra Lee
Em
*Cakra pergi..
Lovandra Nadira
Lovandra Nadira
Sulit didekati yahh?? *sambil menatap kepergian Cakra
Seseorang juga ikut menatap kepergian Cakra
Jigart Dinarta
Jigart Dinarta
Ca...kra *dengan suara pelan
.
.
.
.
.
.
*ditempat Cakra berada
Di ruangan dengan design sederhana bernuansa putih dihiasi tipis warna abu-abu dengan benda sekitar yang berwarna tidak jauh dari warna gelap namun terlihat menenangkan yang memberi kesan nyaman bagi siapapun yang ada disana
Tak lupa ruangan tersebut diletakkan satu unit piano bermerek Yamaha lengkap dengan buku piano Czerny terletak diatasnya.
Tak ada seorangpun didalam sana selain Cakra dengan Posisinya yang sedang duduk dikursi tepat depan piano
Jarinya diangkat kemudian diletakkan pada posisi yang nanti akan mengawali bunyi indah nantinya
Cakra tidak menatap buku Czerny didepannya, dia memulai permainan sesuai dengan yang nanti diperintahkan hatinya
Satu persatu tuts piano ditekan seiring bunyi yang menyejukkan hati
Membawa suasana yang tenang dan nyaman hingga perlahan-lahan emosi yang tersalur dalam bunyi setiap tuts piano seketika berubah
Terdengar seperti sedang meluapkan amarah yang tertahan
Apa yang terjadi pada pemuda itu?
Keras dan semakin keras bunyi piano yang dimainkannya dengan diikuti ritme yang kian lama kian cepat, menyalurkan emosi yang semakin lama semakin terasa benar-benar sedang meluapkan amarahnya
Keras keras lebih keras lagi Semakin cepat
Semakin cepat hingga diujung seketika 10 jarinya menekan tuts piano secara bersamaan membuat suara piano terhenti dengan meninggalkan suara gemah yang tersisa yang kemudian perlahan-lahan menghilang
Nafas Cakra terdengar berantakan, namun raut wajahnya seperti tidak sedang terjadi apa-apa
Mata yang dipertengahan tertutup ketika sedang bermain piano perlahan-lahan terbuka memperlihatkan bola mata yang terlihat sedang menyimpan sesuatu
Cakra kemudian berdiri meninggalkan kursi piano tersebut kemudian berpindah ke arah sofa yang memang tersedia diruangan tersebut
Ruangan itu merupakan ruang kesenian seakan menjadi rumah kedua bagi Cakra
Bukan Cakra memiliki ruang khusus sendiri
Namun karena Cakra merupakan ketua team kesenian maka kunci ruangan tersebut berada padanya
Lagipula dia memang pantas untuk itu karena bukan hanya satu saja prestasi yang sudah Cakra dapatkan dalam bidang kesenian seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
Cakra yang sedang duduk di sofa perlahan kembali menutup kelopak matanya sembari menunggu waktu kembali memasuki kelas yang masih tersisa begitu banyaknya
Cakra ingin bertanya namun sendirinya tak tau pada siapa dirinya akan bertanya
.
.
.
.
Hampir dua jam berlalu..
Kini Cakra hendak membuka pintu ruang kesenian untuk bisa kembali ke kelasnya menuntut ilmu
Tangannya memegang gagang pintu menurunkan ke arah bawah kemudian menariknya
Namun seseorang tepat berada didepan pintu memanggilnya
???
???
Cakra..
Cakra Lee
Cakra Lee
Menyingkirlah!!
Cakra Lee
Cakra Lee
Kau menghalangi jalanku!!
???
???
Bisakah kita bicara?
???
???
Aku.. aku ingin meminta maaf
Cakra Lee
Cakra Lee
Bukankah kau!
Cakra Lee
Cakra Lee
Jigart yang pernah mengatakan bahwa dirinya tidak pernah melakukan kesalahan apapun padaku?
Cakra Lee
Cakra Lee
Kau tidak melakukan kesalahan apapun
Cakra Lee
Cakra Lee
Jadi Aku tak perlu memberi maaf untukmu
Jigart Dinarta
Jigart Dinarta
Ma... Maaf..
Cakra menatap Jigart singkat lalu pergi
Kepergian Cakra yang hanya meninggalkan rautan wajah tak berekspresi seperti tak memiliki emosi
.
.
.
.
.
To be continued....

Apa yang terjadi padanya?

.
.
.
.
Cakra telah pergi namun jigart masih terus berdiri disana tanpa niat beranjak sedikitpun
Jigart menatap dalam punggung yang semakin beranjak jauh darinya, ingin sekali seperti dulu namun bagaimana
Jigart akhirnya mulai berjalan mengikuti jejak Cakra yang semakin jauh
Bukankah memang mereka memiliki tujuan yang sama dikelas mereka?
Jigart menjaga jarak yang lumayan jauh dari Cakra namun masih bisa menatapnya
.
.
.
Setelah kelas siangnya selesai membuat Cakra tak berlama-lama langsung keluar berjalan pulang menuju ketempatnya bekerja
Cakra yang hanya tinggal sendiri tentu saja akan menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri
Mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya
Untungnya Cakra bisa berteman dengan satu orang dikafe tempatnya bekerja itu
Arjuna, Arjuna namanya Seseorang yang tak pernah mengucilkan Cakra yang terlihat begitu dingin bila berbicara dengan orang lain
.
.
.
NovelToon
*Kafe Arjuna*
author
author
Anggap aja itu kafenya ya, foto diambil dari google, mahon izin pada yang punya apabila melihat cerita ini dikemudian hari🙏🏻🙏🏻🙏🏻
author
author
Okee lanjut, maaf author ganggu🙏🏻🫣
.
.
.
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Ada kelas siang ya Kra makanya jam segini baru datang?
Cakra Lee
Cakra Lee
Iya kak
Cakra masuk ke ruangan khusus pekerja untuk meletakkan tasnya dan mengganti pakaiannya
Setelah itu Cakra berjalan keluar untuk melaksanakan pekerjaannya
Kali ini kafe tidak terlalu ramai karenanya tidak sulit untuk Cakra dan Arjuna mendapat waktu berbicara sambil bekerja
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Bagaimana harimu dikampus, apakah menyenangkan?
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Tersenyum sering-sering supaya tidak ada yang akan takut mendekatimu
Cakra Lee
Cakra Lee
Emm
Cakra Lee
Cakra Lee
Seperti biasa
Cakra Lee
Cakra Lee
Hanya saja memang ada sedikit hal yang membuatku...
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Apa?
Cakra Lee
Cakra Lee
Bukan apa-apa
Cakra Lee
Cakra Lee
Sebentar lagi pasti akan baik-baik saja
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Lagi-lagi tidak mau berbagi cerita
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Berbagilah sesuatu dengan aku tentang apa yang kau rasakan dan apa yang terjadi padamu Cakra
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Aku siap mendengarkan
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Jangan terlalu lama menyimpan semuanya sendiri
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Kak Arjuna tidak akan memaksamu
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Tapi tak selamanya terbuka pada orang lain merupakan suatu kerugian
Cakra Lee
Cakra Lee
Ya, lain kali akan ku beritahu
Cakra Lee
Cakra Lee
Ohya kak..
Cakra Lee
Cakra Lee
Menurutmu jika seseorang pernah membuat kesalahan padamu
Cakra Lee
Cakra Lee
Benar-benar kesalahan yang memikirkannya saja membuatmu masih bisa merasakan sakitnya
Cakra Lee
Cakra Lee
Secara sengaja atau mungkin tidak kembali disekitarmu dan meminta maaf
Cakra Lee
Cakra Lee
Haruskah dimaafkan?
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Tergantung dari hatimu
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Menurutku maafkan saja
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Toh memaafkan bukan berarti mengizinkannya kembali masuk dalam kehidupanmu
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Memaafkan kadang kala juga berarti melupakan dan tak memikirkan lagi.
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Meninggalkan beban dan membebaskan diri dari pikiran dan perasaan yang mempengaruhimu
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Cakra...
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Memaafkan sesuatu bisa juga menjadi salah satu alasan untuk mengubah hidup jauh lebih baik
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Tentu saja kau bisa menunda untuk memberi maaf sampai hati dan pikiranmu siap untuk itu
Cakra Lee
Cakra Lee
Terimakasih kak, aku akan memikirkannya
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dimana waktu kafe akan tutup
Membuat Cakra maupun Renjun bersiap untuk segera pulang
Cakra Lee
Cakra Lee
Kak Arjuna, ayo menginap ditempat ku
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Kenapa kau membutuhkan teman bercerita?
Cakra hanya membalasnya dengan senyuman manisnya
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Baiklah, melihatmu tersenyum aku menyetujuinya
Cakra dan Arjuna tidak berkendara
Mereka menuju tempat Cakra dengan berjalan kaki
Alasannya tempat Cakra dekat dan dengan apa mereka akan berkendara jika keduanya tidak memiliki kendaraan
.
.
30 menit waktu yang biasanya akan mereka tempu bila mereka akan dari kafe menuju ke tempat Cakra
20 menit telah berlalu yang tidak terasa untuk kedua pemuda itu
Mereka berjalan dengan Arjuna yang tak berhenti mengoceh yang tak lelah didengarkan oleh Cakra
Kedua pemuda itu terus berjalan sampai akhirnya seketika menghentikan langkah kaki mereka ketika Arjuna menunjukkan sesuatu yang dilihatnya pada Cakra
Itu adalah seorang wanita tergeletak dibawah pohon membelakangi mereka yang ditebak mungkin sedang tidak sadar antara pingsan atau mungkin mabuk?
Arjuna dan Cakra saling menatap seakan masing-masing memberikan pertanyaan tanpa bersuara
Keduanya melangkahkan kaki mereka menuju ke arah gadis itu
Arjuna menyentuh pundak sang gadis dan sedikit menggoyangnya hendak memanggil dan memastikan keadaannya
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Hey, kau baik-baik saja?
Namun gadis itu tak menjawab karena sudah tidak sadarkan diri
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Cakra bagaimana ini?
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Tidak mungkin kita akan meninggalkannya disinikan?
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Bagaimanapun juga dia perempuan
Huang Arjuna
Huang Arjuna
Bisa bahaya jika ditinggalkan dan ditemukan oleh orang-orang jahat nanti
Cakra yang sedari tadi berdiri dibelakang sang gadis, lebih tepatnya disamping pohon yang membuatnya tidak bisa melihat wajah sang gadis
Cakra berjalan ke arah Arjuna
Cakra Lee
Cakra Lee
yasudah kita bawah saja ketempatku
Cakra Lee
Cakra Lee
Menunggunya sadar lalu mengantarnya pulang
Cakra Lee
Cakra Lee
Eh bukankah dia...
Cakra Lee
Cakra Lee
Nadira?
Cakra seketika langsung mengenali gadis itu ketika ia melihat wajahnya
Cakra Lee
Cakra Lee
Apa yang dilakukannya disini?" Batin Cakra bertanya
.
.
.
To be continued.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!