Dengan terdaftarnya diriku di guild pedagang aku perlu memikirkan langkah berikutnya untuk memulai bisnis, selain memilih tempat usaha aku juga harus menentukan produk apa yang akan aku jual.
Berkat nilaiku yang sempurna di ujian matematika uang pendaftaran di guild pedagang telah dikembalikan padaku, atau malah sebenarnya semua orang di sana dengan sopan meminjamkan aku modal.
Aku berkata masih ada kemungkinan aku tidak akan meraih kesuksesan tapi mereka tidak mundur seolah mereka bertaruh padaku. Jika aku gagal aku tidak akan dituntut akan tetapi jika aku sukses mereka memintaku membayar pinjaman ini dua kali lipat.
Terdengar berat untukku namun begitu peluang ini memang tidak boleh ditolak begitu saja. Kesempatan tidak selalu datang dua kali dan ketika datang siapapun harus siap mengambilnya.
Jika dipikirkan tidak ada ruginya untukku, sama seperti seseorang menempatkan saham pada perusahaan, hal ini juga tidak jauh berbeda dengan itu. Kudengar orang-orang di guild pedagang sudah terlalu tua untuk terus beroperasi semua ini sama seperti mereka ingin tunjangan hari tua dengan uang yang akan aku berikan nantinya.
Hari sudah gelap saat aku tiba di sebuah penginapan yang aku pilih. Mereka menyajikan makanan dan juga kamar yang jendelanya menghadap ke alun-alun kota, di lihat dari manapun kota ini sangatlah indah.
Masih banyak yang harus aku lakukan besok, tidur lebih awal adalah hal yang aku pilih. Keesokan harinya aku telah mengambil sebuah kios sederhana di pinggir jalan, anggaranku mencapai 1.000 koin emas namun kenapa aku malah memilih kios murah? Jawabannya sederhana, perusahaan yang bagus dimulai dari kecil, semakin kecil perusahannya maka semakin kecil juga kerugian yang akan diterima atau jika beruntung malah tidak rugi dan menghasilkan keuntungan jauh lebih besar.
Ini hanya pengetahuan sederhana saat memulai bisnis untuk pertama kalinya.
Aku tidak hidup di sebuah novel semuanya memiliki proses, lagipula untuk menjadi seorang pedagang sukses riset pasar merupakan hal penting khususnya beradaptasi.
Untuk bisnis pertama aku memilih barang yang sudah ada di sekitar kota ini dengan harganya yang sedikit murah. Ketika seharian aku menyadari bahwa itu gagal.
Meski murah tetap saja tidak dibeli, orang-orang di kota ini lebih mengutamakan nama toko yang sudah terkenal dibandingkan harganya, bisa aku beranggapan bahwa kebanyakan penghuni kota ini mayoritas orang dari kalangan menengah ke atas.
Sungguh di sayangkan tapi mari coba cara yang lain, untuk daganganku berikutnya aku memilih tidak menjual barang yang sama dan beralih ke menu kuliner. Yang aku buat adalah sebuah kroket yang dibuat dari daging kelinci tidak banyak orang yang mengetahuinya tapi aku pastikan rasanya enak.
Aku mencoba menawarkannya ke siapapun yang melewati toko, kendati demikian tetap tidak bisa menarik siapapun untuk datang.
Aku mulai merasa ada yang aneh jadi aku menghubungi Amira dan ia dengan senang hati mengobrol denganku di beranda lantai dua tokonya.
Di sini ada meja dan kursi yang bisa kami gunakan bersantai. Aku menjelaskan masalah yang aku hadapi saat ini.
"Jadi begitu, seperti yang diduga membuat perusahaan dagang di kota Arsel memang sulit... sebelumnya banyak pedagang yang melakukan hal sama walaupun begitu mereka akhirnya memilih untuk gulung tikar hanya dalam beberapa Minggu saja."
"Alasannya?"
"Karena di kota ini ada peraturan tidak tertulis yang mengatakan bahwa penduduk kota Arsel harus membeli barang ataupun makanan dari tiga pedagang yang ada di tempat ini, kami sendiri memiliki wilayah sendiri."
"Bisa jelaskan lebih lanjut."
Amira meminum tehnya sebelum melanjutkan.
"Kota Arsel sendiri memiliki empat distrik di dalamnya tiga diantaranya merupakan wilayah yang masing-masing para pedagang kuasai.. pertama distrik komersial itu merupakan wilayah kami, meliputi perdagangan, toko dan hal lainnya. Kedua distrik lampu merah tanpa aku katakan Anda akan tahu apa saja yang ditawarkan di sana."
"Ada tempat seperti itu di kota ini juga?"
Bohong jika aku tidak tertarik untuk mampir.
"Sungguh disayangkan tapi di setiap kota memang ada, bagi beberapa orang juga tempat seperti itu bisa mengurangi kejahatan tertentu."
Aku tidak ingin berkomentar dengan hal itu.
"Dan yang terakhir distrik pusat, kebanyakan distrik ini yang berada di garis depan untuk menentang pedagang baru di kota, mereka hanya menjalankan bisnis kelas atas dan biasanya melayani para bangsawan, di lain waktu mungkin aku akan menjelaskan siapa saja pemiliknya."
"Jika distrik tersebut telah dikuasai, peluangku hanya ada di distrik terakhir, kemungkinan aku bisa melakukan bisnis di sana tanpa terganggu."
"Mungkin, hanya saja tuan Kenzi, distrik itu hanya distrik kumuh bahkan jika Anda membuka toko di sana, kemungkinan keuntungan yang Anda dapat sangatlah sedikit."
Aku bisa melihat masalah yang aku hadapi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments