Berubah Menjadi Manja

Sebuah pelukan melingkar di pinggang Yayank, ketika dirinya sedang sibuk memanaskan bubur untuk Raffael dibalik kitchen set.

"Geli Raf.." Rengek Yayank sambil menaikkan bahunya, ketika Raffael dengan sengaja berdagu dibahu Yayank.

Raffael ikut terkekeh, dan dengan sengaja semakin membuat Yayank tambah geli. Hingga akhirnya, Yayank berbalik untuk menahan kelakuan jahil Raffael.

Apa yang sedang terjadi di dapur membuat langkah Hanna terhenti, tadinya ia berniat untuk mengambil minum disana. Hanna memutuskan untuk mengintip dari balik sudut dinding, memperhatikan tingkah Raffael dan Yayank dengan bibir tersenyum. Ya, Hanna ikut bahagia melihat kini hubungan Raffael dan Yayank semakin harmonis.

"Kau sedang mengintip siapa?" Rey tiba-tiba muncul di belakang Hanna, dan itu cukup membuat Hanna terkejut. Dengan cepat Hanna membungkam mulut Rey menggunakan telapak tangannya. "Ssttt...." Imbuh Hanna, dengan ujung jari di letakkan di depan bibirnya sendiri. Rey mengangguk pelan, seakan mengikuti perintah Hanna. Dan jadilah, kedua pasangan itu, mengintip pasangan lainnya. Benar-benar pasangan yang amat random.

Sedangkan disana, Raffael dan Yayank. Kini sedang saling tatap-tatapan. Keduanya sama-sama terdiam, sepertinya mereka sedang terbawa suasana.

Raffael menurunkan tatapannya, ke arah bibir Yayank yang kini sedang tersenyum ke arahnya. Perlahan, Raffael mulai mendekati bibir manis itu.

Sedangkan Rey, langsung menutup mata Hanna dengan telapak tangannya. Ketika bibir Raffael berhasil terpaut dengan bibir Yayank.

Hanna, membuka rongga-rongga jemari Rey untuk sedikit mengintip. Sedangkan Rey, hampir saja tak bisa menahan tawanya.

Sampai akhirnya...

"Buburnya hampir hangus.." Suara Rey memecahkan keheningan. Membuat Raffael dan Yayank sontak melepaskan ciuman mereka dengan cepat. Dasar Rey usil, bisa-bisanya ia mengganggu momen romantis itu.

Hanna langsung menepuk dada Rey dengan kesal.

"Ughhh..." Rey mengusap dadanya yang terasa sakit karena ditepuk Hanna. Diiringi dengan kekehannya yang hampir menggelegar.

"Sejak kapan kalian berada disana?" Raffael tampak salah tingkah. Juga Yayank yang langsung tersipu malu. Yayank langsung berbalik kembali ke arah kitchen set dan mengaduk sup nya.

"Maafkan kami..." Sambil mengusap-usap kedua tangannya, Hanna dan Rey berjalan masuk ke pekarangan dapur.

"Apa kalian pikir ini tontonan gratis?" Imbuh Raffael sambil menyeka bibirnya, karena terasa lipstik Yayank menempel dibibirnya.

Lagi-lagi, Rey ngakak sambil memegang perutnya. "Andai saja kau lihat ekspresi tegang Hanna tadi, dia seakan sedang menonton film adegan dewasa."

Bughh...!

Sebuah pukulan kembali mendarat di lengan Rey. "Apaan sih Rey." Kini, justru Hanna yang dibuat tersipu malu dengan pipi memerah.

"Hanna, kau ingin bubur?" Yayank mengalihkan pembicaraan.

"Emp.." Hanna mengangguk, lalu berjalan mendekat dan berdiri tepat disamping Yayank. "Sepertinya buburnya enak." Dengan tatapan tertuju ke arah panci bubur.

Sedangkan kedua pria itu, Rey dan Raffael. Memilih untuk mengobrol di luar akhirnya. Meninggalkan kedua wanita itu didapur sambil memasak bubur.

Selang beberapa saat, Hanna dan Yayank. Menyusul suami mereka di balkon sambil masing-masing membawa sebuah nampan berisi bubur dan kopi panas. Itu sangat cocok mengingat cuaca sedang sangat dingin sekarang. Sepertinya, salju akan segera turun.

Kedua wanita itu, menyajikan bubur dan kopi di hadapan suami masing-masing, lalu ikut duduk disamping mereka.

Hal yang serentak dilakukan oleh Rey dan juga Raffael, keduanya bangkit, membuka sweater mereka dan memakaikannya pada istri masing-masing.

Membuat Hanna dan Yayank saling tatap-tatapan dan setelahnya terkekeh bersama karena seakan Rey dan Raffael melakukannya seperti sudah janjian.

"Apa ada yang lucu?" Pertanyaan yang akhirnya di ajukan Rey ketika melihat kedua wanita itu terkekeh.

"Tidak ada.." Jawaban Hanna di iringi dengan gelengan kepalanya.

Raffael kembali duduk dan meraih mangkuk buburnya, sedangkan Rey, masih sedang merapikan posisi sweater pada Hanna dan memastikan wanitanya tak kedinginan.

"Apa Tante Lalita sudah tidur?" Tanya Yayank memastikan, karena jika belum ia berniat untuk mengajak Mama Lalita bergabung dengan mereka.

"Sudah, Mama selalu tidur tepat waktu." Hanna kemudian meraih mangkuk bubur, lalu menyuapi Rey. Karena sebelum itu, Rey sudah memberi kode minta disuapi.

"Sejak kapan, kau berubah menjadi semanja itu!" Ledek Raffael.

To Be Continued 🪷🪷🪷

Terpopuler

Comments

Likah kim

Likah kim

ehem

2023-12-16

1

Empi Hungkul

Empi Hungkul

bahagia nya

2023-12-10

1

Nur Halimah

Nur Halimah

awal yg indah

2023-11-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!