...“Cerita ini semakin aneh,...
...Kamu aneh, aku pusing....
...Ada-ada saja hidup ini.”...
Kelas satu SMA,
Mina dan Nagi kembali berada di bangku SMA. Mereka masuk dalam SMA 1 yang desas-desusnya adalah sekolah terfavorit dan letaknya pun di tengah kota. Oleh sebab itu, tidak heran jika persaingan pun ketat di dalam SMA 1 ini.
Namun, Nagi tidak terlalu mengejar ambisi logika. Ia berfokus untuk menuruti ambisi hatinya. Sedangkan Mina mulai mengejar ambisi logika dan menutup rapat hatinya.
...***...
Sebelum upacara bendera,
Nagi telah datang dan memilih tempat duduk di dekat bangku Mina. Ia masih ingat letak bangku Mina dan segera duduk di sana.
Kali ini dirinya duduk dengan Arik. Aku akan mendekatimu, Mi.
Tiba-tiba, Arik memperkenalkan diri kepada Nagi. Nagi merasa heran. Lah, kenapa ia ingin berkenalan denganku? Bukannya ia sudah mengenalku?
Sedetik kemudian, ia baru mengingatnya. Nagi tersenyum dan bersalaman dengan Arik, sembari memperkenalkan dirinya juga. Arik dari SMP 2, dan gilirannya yang menanyakan dimana rumah Nagi.
Sekedar perkenalan biasa, karena percakapan mereka terputus oleh panggilan untuk berkumpul di lapangan.
Mina turun dari motor, kemudian menyalami ibu dan berlari menuju lapangan. Ia meninggalkan ibu yang sibuk meletakkan helm yang telah ia pakai.
Lapangan telah terisi oleh siswa-siswa berseragam putih abu-abu yang berbaris rapi. Selain itu, terdapat petugas upacara yang berbaju putih-putih serta guru-guru yang berada di belakang tiang bendera dan berdiri menghadap ke para siswa.
Barisan kelas satu unggulan pertama berada di paling ujung, sehingga letaknya terasa sangat jauh. Mina berlari ke sana, tapi dihadang oleh guru yang bertugas menertibkan siswa-siswa yang terlambat.
Hatinya mengomel, Ah sial! Telat lagi huhu.
Ternyata guru tersebut menyuruhnya untuk berdiri di belakang barisan para siswa yang tidak telat, berjejer dengan para petugas PMR. Mina hanya pasrah. Ya sudahlah.
...***...
Selesai upacara bendera,
Nagi mencari keberadaan Mina, tapi ia tak menemukan di barisan kelasnya. Apakah ia telat? Haha! Kebiasaan ya, Mi.
Saat semua barisan para siswa mulai bubar, Ia menoleh ke barisan siswa terlambat yang dikumpulkan di taman. Akhirnya senyumnya mengembang. Benar kan?! Itu dia!
Guru menanyakan namanya. Lalu Mina menjawab, "Mina Livina." Segera guru tersebut mencatat namanya.
Guru kembali bertanya, "Alasan terlambat apa? Apakah kesini macet? Ngga 'kan?"
Pertanyaan tersebut membuat Mina memutar akalnya. "Emm... Saya telat bangun, Pak."
"Ini masih pertama kali kamu telat ya. Kalau kamu telat lagi, kamu akan mendapat hukuman ... dan kalau lebih dari tiga kali kamu terlambat, akan ada tindak lanjut yang mengharuskan pihak sekolah memanggil orang tuamu."
Mina mengangguk dan terdiam.
"Jangan telat lagi ya. Diusahakan untuk berangkat lebih pagi. Ya sudah, silakan kembali ke kelas," lanjut guru tersebut dan menyuruh Mina kembali ke kelas.
Senyum Mina mengembang dan ia mengucapkan terima kasih kepada beliau.
...***...
Di kelas,
Mina memasuki kelas. Huff ... berjuang lagi ya? Baiklah, tak apa. Ia masih ingat tempat duduknya berada di pojok paling belakang, bersebelahan dengan Risa.
Saat telah duduk, Risa mengajaknya berkenalan dan Mina membalasnya dengan senyuman ramahnya.
Lalu, dua orang di depan mereka menoleh ke belakang. Ternyata mereka juga ingin berkenalan. Ya! Arik dan Nagi berkenalan kepada Risa dan Mina.
Nagi menunjukkan senyum sumringahnya. "Hai! Aku Nagi!"
Sedangkan Mina agak terkejut dengan kehadiran Nagi. Sejak kapan dirinya duduk di depanku?!
Dia tersenyum paksa. "Hehe... namaku Mina."
Senyuman Mina membuat hati Nagi luluh. Dia masih cantik dan imut. Tapi kenapa....
Matanya turun dari wajah menuju bawah kerah Mina. Terlihatlah kancing seragam Mina yang agak dipaksa untuk menutup. Nagi menelan ludah, Aneh. Kenapa bisa terlihat semakin besar?
Mina sadar dengan tatapan heran dari Nagi yang duduk di depannya. Ia segera berpura-pura menghadap belakang untuk mengambil buku dari dalam tasnya.
Saat ia kembali menoleh ke depan, Nagi telah juga menoleh ke depan dan memunggunginya. Ia memasang wajah kesal karena Nagi menatap dirinya seperti itu.
Kali ini aku harus senang ataukah sedih? Bolehkah jika Engkau pindahkan aku dari kelas ini, supaya aku tak melihat sosok dirinya yang begitu ....
Tunggu dulu! Kenapa badannya terlihat kekar?
Mina menggelengkan kepalanya, dan menunduk untuk menghilangkan pikirannya yang melalang buana.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
triana 13
nyicil dulu ya kak
2021-01-18
1
Little Peony
Like like like
2021-01-16
1
Ferly Ina
hay kang saya mampir
2021-01-10
1