Bab 5

Malam bulan purnama, bulan yang penuh dengan keindahan, malam ini mampu membuat orang berdiam diri menatap atas sana, di ikuti cahaya ramang-remang menambah kesan istimewa, apa lagi bintang yang berjejer dengan cahaya warna-warni nya, suasana yang begitu tenang.

Di bawah pohon yang menjulang tinggi, dan daun yang begitu lebat terdapat seorang wanita cantik, ia menatap atas sana, ikut merasakan desiran angin yang berhembusan, berkeliaran kemana-mana membuat beberapa anak dari rambut wanita itu seakan terbang mengikuti arah angin melayang.

Di sana ia merasakan ketenangan yang luar biasa, ketenangan hati maupun fikiran nya, tak luput ketenangan yang seakan mampu membuat beban di pundak nya menghilang.

"Gerland ya?" Ujar Bella memejamkan mata nya, ia menyenderkan tubuh nya di batang pohon.

Seorang lelaki datang menghampiri Bella yang masih setia menutup mata nya, ia dengan gerakan cepat menjejerkan tubuh nya pada tubuh Bella, mata nya menatap wajah cantik wanita nya, ralat bukan wanita nya namun calon wanita nya.

Ia tersenyum menatap indah nya wajah wanita yang sekarang mengisi hati nya, mata nya melirik bintang dan bulan, lalu bergilir menatap Bella, sama, cantik nan indah, mampu untuk membuat ketenangan.

"Bella." Lelaki itu mengelus rambut Bella, tak lupa ia menyisipkan rambut yang terus berkeliaran menja di belakang telinga sang empu.

Bella wanita itu masih enggan untuk membuka mata nya, ia hanya mendengar tuturan yang begitu halus dan lembut, nyaman saat mendengar ucapan dari lelaki itu.

"Ga bangun hm?"

Kali ini Bella terlena, ia membuka mata nya. Bola mata nya langsung saja mengarah kepada sesosok lelaki tampan, senyuman seketika muncul di lengkungan bibir Bella.

"Grab atau tukang paket?" Gurau Bella.

Lelaki itu memudarkan senyuman nya, ia menatap malas Bella. "Terserah, nih martabak yang tadi kamu pesen!" Kesal nya sambari menyodorkan kresek hitam.

"Makasih." Bella tersenyum bahagia, bergerinjit bahagia.

"Udah gitu aja?" Tanya Arga menatap Bella lekat.

"Mau apa emang?" Tanya Bella, ia menarik mata nya menatap kresek hitam yang di dalam nya ada sebungkus martabak, ia membuka nya perlahan, lalu menatap martabak dengan tatapan binar nya.

"Mau kamu." Ucap Arga sambil tersenyum penuh arti, ia mendekat kan kepala nya pada leher jenjang milik Bella, lalu mengendus-endus menikmati harum nya vanila.

"Martabak aja ya? Kalau kamu mau aku, sah-in dulu." Jawab nya bercanda, tak lupa di ikuti dengan kekehan kecil.

Arga menatap Bella, wajah mereka begitu dekat, mata Arga melirik bibir mungil Bella yang berwarna merah agak kepink-an, sangat cantik. "Yaudah sekarang kita nikah, ayo." Ucap Arga dengan semangat, ia menarik tangan Bella agar ikut berdiri bersama nya.

Bella melirik Arga. "Bercanda Arga, jangan di seriusin, nanti kebawa duarius."

"Php dong?" Ia menjawab dengan lesu.

"Hehehe, oh iya kemaren kamu sama Gerland ngomongin apa?" Tanya Bella tanpa menatap Arga, ia hanya berpura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi kemarin. Karena kemarin Bella tau bawasa nya Arga Dan Gerland membicarakan sesuatu.

Arga menghembuskan nafas pelan, ia menarik kepala nya kembali, segera saja menyenderkan kepala nya di bahu kecil Bella. "Cuma ngomongin persiapan lomba basket." Bohong Arga dengan wajah sulit di artikan.

Bella mengangguk pelan. "Itu aja?"

"Iya." Singkat Arga. Arga tidak  jujur hanya karena tak ingin Bella merasa sakit hati, ia tak bisa membiarkan wanita yang mengisi hati nya merasakan apa yang di namakan sakit hati, walaupun nyata nya Bella sudah merasakan sakit hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!