Di rumah sakit harapan,
Terlihat seorang wanita cantik yang tengah terbaring dikasur dengan wajah yang pucat, mata sembab, badan yang kurus, badan yang penuh memar dan luka-luka yang memenuhi hampir seluruh tubuhnya. Ya, siapa lagi kalo bukan Aya Xarienza. Wanita yang sering dianiyaya oleh suaminya sendiri, sungguh kesihan nasib Aya dan kehidupan nya berubah 180 derajat setelah bersama Riyan.
Kini, Bi Imah masih senantiasa menunggu Nyonya nya itu sampai terbangun.
" Non, cepat-cepatlah bangun Non. Bibi, kangen sama Non Aya, Non Aya jangan tidur mulu. Hiiissskk,..." ucapnya dengan air mata yang mengalir dan tidak lupa ia pegang tangan Aya dengan lembut.
Dan, seperti keajaiban setelah Bi Imah berbicara seperti itu. Aya, tiba-tiba saja menggerakkan tangannya yang membuat Bi Imah yang melihat itu bahagia.
" Non! Non, sudah bangun. Sebentar, Bibi panggilkan Dokter. " ucap Bi Imah kegirangan dan langsung saja memanggil Dokter.
" Hu'uh. Aku, lagi dimana ini? Kepala ku sakit banget, duh. " gumam Aya dengan kesadaran yang masih belum pulih.
Tiba-tiba, saja ruangan itu terbuka.
Cekleks
Suara pintu terbuka, lalu masuk lah Bi Imah dengan diikuti seorang Dokter dan dua orang perawat.
Tak.
Tak.
Tak.
" Dokter, itu Aya Dok. " ucap Bi Imah memberitahu dan dokter itu pun mengangguk pertanda mengerti.
" Baik, boleh saya periksa? " Tanya Dokter itu kepada Aya dan dianggukinya.
Beberapa menit kemudian, Dokter itu selesai memeriksa.
" Alhamdulillah. Tidak ada yang aneh, palingan istirahat seharian, sorenya sudah bisa pulang. " ucap Dokter itu sambil tersenyum.
Mendengar itu, Bi Imah bahagia dan berkata,
" Non, syukurlah Non Aya bisa pulang nanti sore. Bibi, ikut senang mendengar nya. " ucap Bi Imah kegirangan dan tidak lupa ia pegang tangan Aya dengan lembut.
" Maaf, anda siapa! Dan saya dimana? " Tanya Aya kebingungan dengan situasi saat ini.
Deg.
Sungguh, Bi Imah tidak menyangka kalo Non nya itu tidak mengingat nya. Cepat-cepat, ia memperkenalkan namanya.
" Saya, Bi Imah Non. Non, kenapa? " Tanya Bi Imah heran. Melihat, itu Dokter segera memeriksa keadaan Aya kembali.
" Dokter! Jadi, kenapa dengan Non Aya? " Tanya Bi Imah sendu.
" Maafkan, saya. Nyonya Aya Amnesia, seperti nya itu diakibatkan benturan keras yang ada dikepalanya. " Jelas Dokter itu dengan ekspresi seperti bersalah karna tak memeriksa nya dengan teliti.
Deg.
Bi Imah memundurkan kakinya beberapa langkah kebelakang, " I,.. ini beneran, Dok? " Tanya Bi Imah terkejut.
Dan dokter itu pun mengangguk pertanda mengiyakan, " Ya, Allah Non. Bibi, gak nyangka Non Aya jadi lupa ingatan begini. Hiisskk,... " ucap Bi Imah sambil menangis sesegukan.
Sedangkan, Aya sadari tadi mendengarkan dan terdiam ketika mendengar dirinya lupa ikatan.
" Jadi,... Saya lupa ingatan? " Tanya Aya kepada Dokter dan dijawab.
" Iya, Nyonya Aya lupa ingatan. " Jawab Dokter itu.
" Jadi, Dok apakah akan sembuh? " Tanya Aya penasaran dan Bi Imah juga ikut penasaran.
" Nyonya Aya tenang saja, itu hanya lupa ingatan sementara. Paling, lama bisa 6 bulan dan paling sebentar 3 bulan. " Jelas Dokter sambil tersenyum, mendengar itu Aya pun bisa bernafas lega, begitu juga dengan Bi Imah.
Melihat itu, Dokter itu pun izin pamit undur diri bersama perawat yang mengikutinya.
" Baik, klo begitu saya keluar dulu, klo ada apa-apa jangan lupa panggil saya. " ucap Dokter itu dan diangguki oleh Aya dan Bi Imah.
Cekleks
" Jadi,... kamu siapa nya saya? " Tanya Aya yang sudah penasaran sedari tadi.
" Saya, pembantu dirumah suami Non Aya. " Jawab Bi Imah dengan wajah yang berubah-ubah ketika menyebut tentang Riyan.
Melihat itu, Aya menyeritkan keningnya dan berkata dengan terkejut.
" Apa, suami! Memangnya, saya sudah menikah? " Tanya Aya heran.
Dan Bi Imah mengangguk, melihat itu Aya bertanya lagi, " Lalu,... Dimana dia! Mengapa tidak menjaga saya? " Tanya Aya heran dan mencari-cari disekeliling ruangan itu, karna siapa tau kan dia lagi sembunyi.
Tak ada jawaban dari Bi Imah, ia terdiam sambil menunduk.
" Bi? " Panggil Aya sekali lagi karna ia benar-benar penasaran.
" Atau,... dia menikah dengan saya bukan karna cinta? " Tebak Aya karna pikiran nya entah kenapa jadi menyimpulkan begitu.
Deg.
Mendengar itu, Bi Imah kaget dan cepat-cepat menjawab, " Tidak, Non. Cuman,... " ucap Bi Imah tidak ingin melanjutkan ucapannya.
Semakin penasaran lah Aya dan bertanya lagi, " Cuman apa Bi! Tolong jawab dengan jujur, aku benar-benar gak tau apa-apa. " ucap Aya memohon.
' Hahhh... ' Dengan hati yang enggan Bi Imah tetap menjawab pertanyaan dari Aya.
" Non, setelah Non Aya tau semuanya, tolong jangan bersedih ya. " ucap Bi Imah dan diangguki Aya.
" Sebenarnya,... dulu Non Aya dan Tuan Riyan saling mencintai ketika menikah, tapi setelah pernikahan Non Aya dan Tuan Riyan hampir dua tahunan. Tu,...tuan Riyan hiiiskkk...., jadi seperti orang lain, dia juga sering memukul, membentak, menjambak, dan menyiksa Non Aya. Dan, kenapa Non Aya ada dirumah sakit ini sekarang,... semuanya karna Tuan Riyan yang menganiaya Non Aya. Hiiissskk.... iiiskkk.... " Jawab Bi Imah sambil menangis.
" ja,... jadi, maksud Bibi dia sering manganiaya aku! Tapi, apa salah ku? " Tanya Aya dengan sendu, biarpun ia lupa ingatan tapi dihatinya masih bisa merasakan sesuatu yang sakit.
" Iya, Non. " Jawab Bi Imah sedih.
Mendengar itu, Aya terdiam beberapa saat dan berkata, " Baik, kalau begitu saya harus bercerai dengan nya. " ucap Aya tegas.
" Hah! Non, yakin? " Tanya Bi Imah kaget, karna ia tau bahwa Aya amat mencintai Riyan.
" Ya. " Jawab Aya sekali lagi dengan mantap dan tanpa ada keraguan dihatinya. Melihat itu, Bi Imah tersenyum dan mengangguk.
..............
Sore hari di kafe,
Terlihat dua orang sepasang kekasih yang sedang minum disitu, dan sang wanita sedari tadi memanggil pacarnya itu berulang kali, namun tidak direspon sampai-sampai membuat nya kesal.
" SAYANG? " Panggilnya kesal.
Tersadar bahwa ia dipanggil pun, laki-laki itu menjawab, " Iya, ada apa? " Tanyanya dengan wajah yang kebingungan.
" Hu'uh. Kamu, kenapa sih? Dari tadi aku ajak ngomong tapi gak di jawab-jawab. " ucapnya dengan kesal dan mengomel.
" Eh, iya maafin aku ya. Yaudah, kamu tadi mau bilang apa? " Tanya laki-laki itu sambil tersenyum.
" Gak, aku pulang aja. " Jawab wanita dan beranjak pergi dari situ. Karna, ia benar-benar kesal.
" Sayang,...! " Panggil laki-laki itu, tapi tidak direspon.
" Hu'uh. Aku, terus kepikiran dengan perkataan Ayah sama Ibu. Duh... " gumannya dengan pikiran yang tidak bisa diam. Yah, dia Riyan dan wanita tadi Rina selingkuhannya.
" Apa,... gue, harus minta maaf ya sama Aya? Tapi, kan dia duluan yang bikin gue kesal dan merusak kepercayaan gue. Gak, gak ah mending gue ke Bar. " ucapnya dan langsung pergi dari kafe itu setelah membayar.
.............
Didepan rumah sakit Harapan,
" Non, sekarang kita harus tinggal dimana? " Tanya Bi Imah bingung, klo ditempatnya setidaknya harus 1 hari baru sampai.
" Ehemm,... Aku, punya rumah kok Bi. " Jawab Aya tersenyum. Sedangkan, Bi Imah tidak menyangka Aya memiliki rumah lalu ia bertanya, " Sejak kapan Non Aya punya rumah, kok Bibi gak tau? " Tanya Bi Imah penasaran.
" Hehe... Itu, rumah yang dikasih Om ku, Bi. " Jawab Aya sambil tersenyum.
" Oalah, alhamdulillah klo ngitu Non. " ucap Bi Imah bahagia.
" Iya, Bi. Yaudah, kita berangkat, Yuk! " Ajak Aya dan diangguki Bi Imah.
Ketika mereka berdua sudah hampir pinggir jalan untuk memanggil taksi, tapi Aya malah tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang.
' Brakk... '
" Aauhhhkk, siapa sih yang nabrak gue? " Tanya nya sendiri pada dirinya.
" Ya, Allah Non. Non, Aya baik-baik aja kan? " Tanya Bi Imah khawatir dan langsung membantu Aya berdiri ketika terjatuh tadi pas bertabrakan.
" Iya, Bi aku baik-baik aja kok. Cuman, dia aja yang jalan gak pake mata. " ucap Aya sambil menunjuk kearah orang yang berdiri didepannya itu.
Deg.
Suara jantung Aya berdegup dengan kencang, saat ini ia melihat siapa orang yang berdiri didepan nya dengan ekspresi yang datar, wajah yang menyeramkan, dan aura yang mengerikan. Dan yang lebih parah nya, Aya tahu betul siapa orang itu.
" Kamu,...! " ucap Aya sambil menunjuk kearah orang di depannya, sedangkan Bi Imah bingung dengan sikap terkejut dari Aya.
Kalo, Aya terkejut tapi orang yang berdiri itu berbeda. Ia, malah tetap dengan muka datarnya dan menatap kerarah Aya dengan tatapan tajam.
Bersambung.
Menurut kalian siapa? Penasaran dengan kelanjutannya? Jangan lupa ikutin terus, okey. Oiya, gak bosen-bosen aku ingatin jangan lupa dukung aku ya dengan cara Like, Komen, Votenya ya. Dah 👋
Salam hangat dari Author ✨☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments