Keesokan harinya Arsya kembali bersekolah, ia teringat jika semalam mengirim pesan pada Nala, namun gadis itu tidak membalasnya.
Ia mengambil ponselnya untuk memastikan apakah Nala membalas pesannya ternyata memang tidak ada pesan balasan dari Nala.
" Padahal pesan nya dibaca tapi gak dibales, hmm.. Dasar bocah " Gumam Arsya.
Teeettt.. Teetttttt...
Bel masuk sekolah sudah berbunyi, Arsya baru sampai di depan kelas nya.
" Noh Arsya datang " ucap Reggy yang melihat Arsya berjalan masuk kelas lalu duduk di mejanya.
" Bagaimana keadaan Baginda Raja pagi ini ? Apakah mood sudah membaik ? " tanya Daniel menggoda.
" Paan sih lu " ucap Arsya.
" Hehe.. Becanda.. " balas Daniel.
" Gimana Ar rencana kita lu jangan bete dong, kacau band kita kalo lu gitu, katanya lu bilang mau jadi artis " ucap Reggy.
" Lu kali artis, gue gak di dukung bokap kalo jadi artis " balas Arsya.
" Tampang lu udah mewakili padahal Ar, sayang kalo gak dijual " susul Reggy tertawa.
" Sialan lu ! "
Daniel dan Reggy tertawa berbarengan. Mereka bertiga memang satu kelas, sedangkan Willy dan Boges di kelas yang berbeda.
" Si Willy uring-uringan tuh kemaren, gara-gara lu cabut duluan " ucap Daniel.
" Kenapa dia harus uring-uringan, studio aja gue yang bayar, emang dia rugi ? Kan kagak ? " balas Arsya santai.
" Ya maksudnya kan rencana kita bikin satu sampel lagu buat di kirim ke studio rekaman kan " susul Daniel.
" Ya udah lu kabarin Willy sama Boges, lusa gue bisa " ucap Arsya.
" Emang hari ini lu gak bisa ? " tanya Reggy.
" Sorry gue gak bisa tiap hari sekarang, lu ngerti kan bokap gue " jawab Arsya.
" Oke.. Gue paham.. Okelah lusa gassss ! " balas Daniel.
Tidak lama Bu Marni guru Fisika masuk kelas di jam pertama. Daniel dan Reggy kembali ke tempat duduknya masing-masing.
Hari ini Arsya mengikuti pelajaran disekolah nya dengan lancar.
****************
Jam pulang sekolah tiba, Arsya buru-buru keluar dari kelas menuju parkiran motor. Ia dipanggil oleh teman-temannya namun tidak ia gubris, hingga akhirnya Daniel bisa menyusul Arsya sampai parkiran motor.
" Mau kemana lu Ar ? buru-buru amat " tanya Daniel.
" Balik lah " jawab Arsya.
Disaat yang bersamaan Kirana menghampiri Arsya dan Daniel. Kirana adalah teman Arsya namun beda kelas, Kirana selalu mengejar-ngejar Arsya, namun tidak pernah Arsya gubris pernah satu waktu Kirana mengungkapkan isi hatinya kepada Arsya, namun Arsya menolaknya, tetapi Kirana dengan bangga dan percaya diri memberitahu ke teman-teman jika ia berpacaran dengan Arsya.
" Ar.. " panggil Kirana.
Arsya dan Daniel menoleh ke sumber suara.
" Owh sang pujaan hati, kalo gitu gue cabut juga ya Ar " ucap Daniel meninggalkan Arsya dan Kirana.
" Apa ? " tanya Arsya.
" Ih kok ketus banget sih ? " jawab Kirana.
" Ada perlu apa ? Gak usah basa-basi " ucap Arsya lagi.
" Hmm.. kamu kemana aja sih Ar, kemaren kamu masih di kelas tapi aku tunggu kok udah gak ada aja, pasti kamu main band kan ? " tanya Kirana.
" Ya terus apa urusan nya sama lu " jawab Arsya.
" Kok kamu ngomongnya gitu sih Ar, oke aku minta maaf kalo aku udah lancang banget ngungkapin perasaan aku ke kamu terus aku bilang kalo aku pacar kamu, aku tau kamu pasti marah sama aku, tapi please kamu jangan jauhin aku gitu dong Ar " ucap Kirana.
" Udah ngomongnya ? Kalo udah gue cabut " balas Arsya.
Tanpa basa-basi lagi Arsya langsung menggunakan helmnya, menyalakan motor, berlalu meninggalkan Kirana di parkiran.
" Arsyaaaa.... !!! Ihhhhh... " Kirana merasa kesal ia menghentakkan kakinya ke tanah.
Didalam perjalan ia berharap bertemu dengan Nala, ia sengaja pulang tidak melalui jalan biasanya, ia ingin melewati sekolah Nala dengan harapan ia bisa bertemu dengan Nala, ada perasaan mengganjal di hatinya karena kejadian kemarin.
Namun disisi lain ia pun merasa tidak enak kepada Kirana, apakah ia sangat jahat kepada Kirana, ia memang tahu jika Kirana menaruh hati padanya dari kelas 1 SMA tapi Arsya sama sekali tidak menggubrisnya, ia tidak tertarik kepada Kirana, padahal Kirana termasuk kedalam kategori primadona di sekolah.
Sesampainya di depan sekolah Nala, ia melihat dari kejauhan anak-anak sekolah sudah bubar, ia memarkirkan motornya tepat di sebrang sekolah, memperhatikan satu persatu ia sangat berharap bisa bertemu dengan Nala hari ini, mungkin ia akan membawanya jajan atau makan es krim untuk menebus kesalahannya.
Lama-lama ia merasa panas diam di pinggir jalan, ia melihat ada pedagang es kelapa yang mangkal di dekat ia parkir motor. Ia berjalan menuju pedagang es itu.
" Pak es kelapa nya satu ya " ucap Arsya.
" Oh ya siap Mas, silakan duduk dulu "
Tidak lama es kelapa sudah siap, pedagang menyerahkan gelas berisi es kelapa kepada Arsya.
" Silakan Mas "
" Terima kasih Pak "
" Nunggu adiknya pulang Mas ? " tanya pedagang itu.
" Iya Pak " jawab Aksa.
" Oh ya " pedagang itu kembali duduk dekat gerobak es nya.
Arsya langsung menikmati es kelapa yang ia pesan sangat pas saat keadaan sedang panas terik, tanpa ia sadari, perlahan siswa SMP sudah berkurang hanya tinggal beberapa saja yang keluar dari gerbang sekolah.
" Kok udah mulai sepi " gumam Arsya.
" Memang adiknya kelas berapa Mas ? " tanya pedagang itu.
" Euh kelas berapa ya " Arsya bingung ia tidak tahu jika Nala kelas berapa.
" Lupa saya pak, tapi kayanya udah pulang duluan Pak,saya pulang aja deh hehehe " susul Arsya.
" Hmm.. Gimana to Mas, masa sama adiknya sendiri lupa kelas berapa ? " ucap pedagang itu tertawa kecil.
Arsya masih terus memperhatikan, namun nihil tidak ada Nala yang ia cari. Akhirnya Arsya berniat untuk pulang saja.
" Pak berapa ? " tanya Arsya.
" Lima ribu Mas " jawab pedagang itu.
Saat Arsya mengeluarkan uang dari saku celananya, ada seorang siswa SMP yang membeli es kelapa juga.
" Pak satu ya " ucap siswa itu.
" Siap Boss.. Kemana kembaran nya kok gak jajan juga " tanya pedagang es.
" Sakit Pak dia jadi gak sekolah " ucap siswa itu yang ternyata Nathan.
" Wahh.. Pantesan gak keliatan, semoga cepet sembuh ya buat sodara kembarnya "
" Aamiin Pak terima kasih "
" Ini Pak " Arsya menyerahkan uang kepada pedagang es itu.
" Wah kembaliannya kurang Mas " ucap pedagang.
" Kurang berapa ? " tanya Arsya.
" Kurang Lima Ribu Mas " jawab pedagang.
" Ya udah, kasihkan ke adik ini aja " ucap Arsya.
" Dek, udah kakak bayar ya es nya " susul Arsya kepada Nathan.
" Oh gak usah Kak terima kasih " ucap Nathan.
" Gak apa-apa, saya duluan " balas Arsya.
" Terima kasih Kak " ucap Nathan kepada Arsya.
Arsya berlalu, menyalakan motornya, hari ini harapannya bertemu dengan Nala nihil, ia tidak menyadari jika anak SMP yang ia bayarkan es kelapa nya adalah saudara kembar dari Nala gadis yang ia cari.
" Ckkkk.. Pikiran gue kok jadi aneh gini, gue kepikiran Nala gue juga kepikiran Kirana " batin Arsya.
🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Elly Elma Tastho
nah lho Arsya mau pilih mana nih
2023-10-07
1