Berkali-kali Miqdam menghubungi Jennara namun tidak ada satupun dari panggilannya yang di jawab Jennara,Bahkan kali ini nomor Jennara tidak aktif lagi.
Miqdam merutuki dirinya yang melupakan Jennara demi mencari seseorang itu,Miqdam menggusar rambutnya menyesali perbuatannya tadi,"Maafkan aku Jennara,Maaf"
Di dalam kamar Jennara memperhatikan ponselnya yang sudah mati karena ia sengaja menonaktifkan ponselnya,Ia masih merasa kecewa dengan sikap Miqdam tadi.
Jennara berkali-kali menghela nafas berat menutup wajah nya dengan tangannya,Sungguh Jennara baru kali ini menghadapi hal seperti ini selama menjalin hubungan dengan Miqdam.
Tok... tok.. tok..suara ketukan pintu membuat Jennara seketika memperbaiki tampilan nya yang terlihat sedikit berantakan,Jennara tau siapa yang ada di balik pintu karena itulah Jennara segera memperbaiki penampilannya.
Tok... tok.. tok.."Boleh ibu masuk nak"Suara Sandra ibu Jennara terdengar nyaring dari luar.
"Iya ibu masuk saja" Jawab Jennara dari dalam.
Sandra masuk dalam kamar anak perempuannya,Berjalan mendekat ke ranjang Jennara,"Anak ibu kenapa?,Lagi ada masalah?" Tanya Sandra yang sudah duduk di samping Jennara.
"Engga bu,Adek ga ada masalah kok"Bohong Jennara.
"Ibu tau adek sedang berbohong sama ibu,Tapi ibu ga akan paksa adek untuk cerita sama ibu" Jeda sejenak tangan sandra mengusap kepala Jennara.
"Tapi kalau adek butuh teman cerita ibu siap jadi teman adek" Lanjut Sandra dengan senyuman tulus seorang ibu.
Jennara memeluk Sandra pelukan paling nyaman menurut Jennara,Sandra mengusap-usap punggung Jennara sayang,Tidak ada yang bersuara dari keduanya cukup lama sampai Jennara membuka suaranya.
"Ibu" Panggil Jennara.
"Kenapa sayang?"
"Ibu wajar atau tidak jika perasaan kita tiba-tiba menjadi ragu kepada seseorang?" Tanya Jennara masih dalam pelukan Sandra.
Sandra tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Jennara,Ia tau apa yang sedang terjadi pada putrinya,"Wajar sayang,itu hal yang sangat wajar,Adek lagi ada masalah ya sama mas Miqdam?"
Jennara melepas pelukannya pada Sandra dan menatap Sandra serius,"Sedikit" Ujar Jennara.
"Tapi bukan masalah yang besar kok bu" Lanjut Jennara takut ibu nya khawatir.
Sandra menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Jennara,Tangan nya menggenggam jemari Jennara,"Adek pernah denger ga ujian sebelum menikah? "
Jennara menggelengkan kepalanya,"Yang sedang adek alami sekarang itu yang di namakan ujian sebelum pernikahan,Ada saat nya adek merasa kecewa dengan sikap mas Miqdam,Atau adek merasa ragu dengan hubungan yang adek jalani,Bahkan ada juga yang berfikir untuk mengahiri hubungan nya,tapi semua itu balik lagi kediri masing-masing mampu atau tidak nya kalian menjalani ujian ini,Kalau kalian berhasil melalui ujian ini kalian akan puas dengan hasilnya" Bijak Sandra menasehati Jennara.
Memang seperti itu lah proses menuju pernikahan,Selalu saja ada ujian yang harus setiap pasangan lalui untuk menuju pernikahan yang di mereka inginkan,Terkadang ujian yang harus di lalui tak menentu ada yang berat ada juga yang ringan, Bahkan yang lebih parahnya dari ujian sebelum pernikhan adalah hilangnya semua rasa yang kita meiliki untuk pasangan.
Namun kembali lagi ke diri masing-masing mampu melewati ujian tersebut atau tidak, Jika berhasil melalui ujuan tersebut kebahagiaan menanti di depan.
"Jadi yang harus adek lakukan sekarang apa bu?,adek tidak mengerti?" Bingung Jennara.
"Yang harus adek lakukan sekarang adalah menyelesaikan masalah adek dengan mas Miqdam,Adek utarakan apa yang mengganjal di hati adek biar mas Miqdam nya tau apa kesalahan mas Miqdam" Saran Sandra yang di angguki mengerti oleh Jennara.
"Dek ada mas Miqdam di bawah" Suara Gilang ayah Jennara masuk kedalam kamar.
Jennara dan Sandra saling menatap sesaat sebelum memusatkan perhatian mereka kepada Gilang,"Sama siapa mas Miqdam nya yah" Tanya Sandra.
"Sendirian bu,Sepertinya ada hal penting yang mau mas Miqdam bicarakan sama adek" Ujar gilang yang kini sudah berdiri di depan Sandra dan Jennara.
Sandra menatap Jennara"Turun yuk temui mas Miqdam nya" Ajak Sandra yang di angguki Jennara.
"Adek duluan ya bu yah" Pamit Jennara.
"Iya dek jangan lupa baca bismillah dulu ya biar hati adek tenang" Pesan Sandra sebelum Jennara keluar kamar.
Gilang dan Sandra menatap punggung Jennara sampi hilang di balik pintu,"Adek kenapa bu?" tanya Gilang setelah Jennara tidak terlihat lagi.
"Biasa yah ujian sebelum pernikahan" Jawab Sandra yang kini sudah berdiri.
"Hmm begitu,Semoga saja mereka bisa melewati ujian itu jangan sampe Jennara berfikiran untuk membatalkan pernikahannya seperti ibu dulu" Kenang Gilang pada masalalu mereka.
"Ayah mulai deh,Dulu kalau bukan karena Ayah ketauan minum-minum ibu juga ga akan berfikiran buat batalin pernikahan kita" Ujar Sandra berjalan meninggalkan Gilang.
Gilang tertawa mengingat kebodohan nya dulu sebelum menikah yang hampir membuatnya tidak jadi menikahi Sandra,Acara reoni yang berujung petaka bagi Gilang.
"Maaf ya ibu dulu ayah hilaf" Ucap Gilang yang sudah mensejajari langkah Sandra.
"Hialaf kok keterusan"Sindir Sandra.
Gilang hanya bisa diam sembari menggaruk kepala nya yang tidak gatal,Karena yang di ucapkan Sandra tadi benar adanya,Tapi mau bagaimana lagi semua sudah berlalu yang terpenting sekarang Gilang tidak seperti itu lagi.
Di bawah Jennara menemui Miqdam yang sedang mengobrol bersama Boby dan Rasya,Karena hanya ada mereka berdua di bawah sedangkan yang lain sudah pergi ke rumah Bastian.
"Sini dek" Rasya menepuk tempat di sebelahnya duduk agar Jennara duduk di sampingnya.
Jennara duduk di samping Rasya,Jennara tidak menyapa Miqdam seperti biasanya,dan hal itu membuat Miqdam semakin merasa bersalah.
"Miqdam udah cerita sama kakak apa yang terjadi sama kalian,Kakak tau Miqdam salah tapi kaka harap adek mau memaafkan Miqdam"
Ya Miqdam memang sudah menceritakan semuanya kepada Rasya,Namun Miqdam tidak memberitahu Rasya jika seseorang itu adalah masalalunya,Miqdam sengaja tidak memberitahu agar masalah ini tidak menjadi panjang.
Jennara hanya menggangguk setelah itu Rasya berdiri mendekati Boby,"Ayo kita masuk ke kamar" Ajak Rasya menarik tangan Boby agar berdiri.
"Aku tidak mau,Aku mau disini takut kak Jen nanti di apa-apain sama mas Miqdam" Tolak Boby melepaskan tangan Rasya yang ada di lengan nya.
"Ini urusan sepasang kekasih,Kita jangan ikut campur" Rasya menarik belakang baju Boby yang membuat Boby mau tak mau mengikuti Rasya.
"RASYA KAMPRET" seru Boby menggelegar.
"BOBY MULUTNYA" Tegur Sandra tak kalah menggelegar.
"Mampus" Ucap Jennara dan Rasya bersamaan.
Miqdam tersenyum melihat interaksi keluarga Jennara yang terlihat hangat dan juga ramai,Maklum saja Miqdam adalah anak satu-aatunya di keluarganya,Karena itulah terkadang Miqdam sering kali merasa kesepian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments