Lisa dan David menghadiri pesta pernikahan teman lama mereka, Sarah dan Michael. Pesta itu diadakan di sebuah vila mewah yang terletak di tepi pantai. Matahari terbenam, dan suasana pesta sangat meriah, tetapi di antara semua tawa dan senyuman, tanda-tanda ketegangan dalam hubungan Lisa dan David mulai muncul.
Saat mereka duduk di meja pesta yang didekorasi indah, ada perasaan jarak yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Meskipun Lisa mencoba untuk tersenyum dan berbicara dengan tamu-tamu lain, David tampak sibuk dengan ponselnya. Ia selalu terlihat seperti berada dalam dunianya sendiri, terpisah dari segala yang ada di sekitarnya.
"Kau baik-baik saja?" Lisa bertanya dengan lembut, mencoba untuk mendekati suaminya.
David mengangkat kepalanya, menatap Lisa dengan mata kosong. "Oh, maaf," katanya. "Apa yang kau katakan?"
Lisa merasa kekecewaan dalam hatinya saat David tidak sepenuhnya mendengarkan. "Aku hanya bertanya apakah kau baik-baik saja."
David mengangguk singkat. "Ya, aku baik-baik saja."
Namun, ketegangan terasa dalam kata-katanya. Mereka berdua tahu bahwa sesuatu tidak beres, tetapi tidak satu pun dari mereka yang memiliki keberanian untuk membuka pembicaraan yang sulit ini di tengah-tengah pesta pernikahan teman mereka.
Pesta pernikahan berlanjut dengan makanan yang lezat dan musik yang menggema. Namun, di antara sorakan dan tawa tamu-tamu, Lisa dan David semakin terlihat seperti dua orang yang terasing. Mereka bahkan tidak lagi duduk bersebelahan.
Suara tawa Sarah, pengantin perempuan, terdengar sangat jelas. Dia dan Michael tampak sangat bahagia, dan itu hanya membuat Lisa merasa semakin terasing. Dia ingat saat-saat indah ketika dia dan David berada dalam tahap awal pernikahan mereka, ketika semuanya tampak begitu mudah dan bahagia. Tetapi sekarang, semuanya berubah.
Pada suatu saat, Lisa melihat David berbicara dengan wanita muda yang tampak cantik dan berpenampilan menarik. Mereka tertawa bersama dan tampaknya sangat nyaman satu sama lain. Lisa merasa gejolak di dalam hatinya, meskipun dia mencoba untuk tidak terlalu terpengaruh.
Malam itu, ketika mereka pulang dari pesta pernikahan, mobil mereka hening. Itu adalah perjalanan yang biasanya penuh dengan obrolan dan canda tawa, tetapi sekarang, mereka berdua duduk di dalam keheningan yang menyakitkan.
Setibanya di rumah, David pergi ke kamar tidur tanpa sepatah kata pun. Lisa mengikuti dengan hati yang berat. Dia tahu bahwa mereka harus mengatasi ketegangan yang telah merajalela dalam hubungan mereka, tetapi dia tidak tahu dari mana harus memulainya.
David berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Lisa duduk di sisi tempat tidur, berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.
"Apa yang terjadi pada kita, David?" tanya Lisa akhirnya dengan suara yang lembut. "Apa yang terjadi dengan perasaan kita?"
David menoleh ke arah Lisa, matanya penuh dengan ekspresi yang bingung. "Aku tidak tahu, Lisa," katanya dengan suara yang muram. "Semuanya terasa berubah, dan aku tidak tahu bagaimana mengatasinya."
Lisa merasa air mata menetes dari matanya saat dia berkata, "Aku merindukan kita. Aku merindukan cara kita dulu, ketika kita bahagia bersama."
David mendekatkan diri ke Lisa dan memeluknya erat. "Aku juga merindukannya," bisiknya. "Apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaikinya?"
Mereka berdua tahu bahwa mereka tidak bisa lagi mengabaikan ketegangan yang telah menghantui hubungan mereka. Ini adalah tanda-tanda pertama bahwa sesuatu tidak beres, dan mereka harus mencari cara untuk mengatasinya jika ingin menyelamatkan pernikahan mereka.
Lisa dan David tetap merangkul satu sama lain di dalam kamar tidur yang hening. Perasaan ketegangan masih ada, tetapi setidaknya mereka telah membuka jendela komunikasi yang telah lama tertutup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments