Bab 21

Beberapa hari kemudian

Joseph keluar dari mobil, lelaki itu baru saja sampai di kantor ayahnya. Entah kenapa perasaan Joseph mendadak tidak tenang, karena tidak biasanya ayahnya memanggilnya ke kantor.

Sebab jika ada masalah, ayahnya akan memanggilnya ke rumah dan entah kenapa juga jantung Joseph berdebar dua kali lebih cepat, ayahnya seperti akan menyampaikan hal yang menegangkan.

“Dad.” Joseph mengetuk pintu dan ketika mendengar sahutan dari dalam, akhirnya Joseph pun masuk dan ketika dia melihat ayahnya Joseph mengerutkan  keningnya Ketika sang ayah menatapnya dengan tatapan berbeda, tidak seperti biasanya.

“Daddy kenapa?”  tanya Joseph.

“Apa ada yang salah,  kenapa Daddy  menatapku begitu?" tanya Joseph lagi, Zico menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, jika  bisa, rasanya dia ingin menghajar  putra pertamanya, tapi dia masih berusaha untuk menahannya.

“Duduk, Daddy  ingin berbicara denganmu," ucap Zico, hingga Joseph pun kini sudah duduk di sofa, disusul Zico yang juga ikut bangkit dari kursi kerjanya, kemudian menghampiri Joseph.

Dan  kini, sepasang anak dan ayah itu pun saling duduk berseberangan. “JosepH, apa Daddy  pernah mengajarkanmu untuk tidak bertanggung jawab?" tanya Zico, lagi-lagi Joseph mengerutkan  keningnya, sungguh ayahnya benar-benar aneh.

“Dad, sebenarnya kau memanggil aku kemari untuk apa? perusahaan aman-aman saja, semua  terkendali. Lalu kenapa Daddy  mengatakan seperti itu?” 

Zico mengusap wajah  kasad, hampir saja dia keceplosan, karena dia tidak ingin memberitahukan tentang Jena dan Haura sekarang. “Tidak jadi, Daddy  hanya kecewa dengan salah satu sikapmu.”

Joseph menggaruk  tengkuknya yang tidak gatal kemudian dia menatap ayahnya dengan bingung. “Daddy kecewa apa padaku?” tanya Joseph lagi.

“Lupakan, Daddy  hanya ingin bertanya kenapa selama 12 tahu pernikahanmu dengan Kaira kalian masih  belum mempunyai anak ?” tanya Zico,  lagi-lagi Joseph dibuat bingung dengan pertanyaan ayahnya. Sungguh dia tidak pernah mendapat pertanyaan sengaco ini dari Zico,  karena Ayahnya adalah orang yang tegas dan tidak pernah bertanya berbelit-belit.

“Dad,  kumohon bertanya saja yang benar, apa inti dari pertanyaan Daddy?"

“Intinya Daddy hanya ingin  tahu, kenapa selama 12 tahun ini kau dan Kayra  belum memberikan Daddy cucu.”

“Dad,  jika Tuhan belum memberikannya padaku, aku harus apa?” Joseph  mendadak tidak terima ketika Zico  membahas seperti ini, karena urusan anak adalah hal yang sensitif.

“ Apa ini Mungkin karena karmamu?”  tanya Zico yang sepertinya sudah tidak bisa menahan dirinya lagi.

“Karma,  ap ....” ketika mendengar itu, seketika Joseph langsung teringat Jena,  lalu dia tersenyum getir, dia  yakin ayahnya sudah tahu tentang Jena  dan anaknya hingga ayahnya mengatakan hal seperti ini.

“Apa Daddy  membahas hal yang berbelit-belit karena tahu apa yang aku rahasiakan?" Tanya Joseph, dan Zico  Rasa, dia tidak bisa menahan dirinya lagi. Hingga dia pun bangkit dari duduknya, kemudian dia menarik jas sang anak.

Lalu setelah itu dia memberikan bogem  mentah untuk Josep, hingga tubuh Joseph tersungkur. Dan tak sampai di situ, Zico  menghajar Joseph secara membabi buta,  sedangkan Zico bisa dibilang untuk pertama kalinya dia melakukan kekerasan pada anaknya.

Hingga ketika di hajar oleh ayahnya, Joseph sama sekali tidak melawan, dia membiarkan ayahnya menghajarnya hingga pada akhirnya Zico menghentikan serangannya ketika melihat Joseph terbatuk batuk.

“Bangun kau!” teriak Zico, dia   langsung berjalan ke arah sofa, kemudian dia mendudukkan dirinya berusaha mengatur nafasnya begitupun dengan Joseph yang juga bangkit dari lantai, kemudian dia melihat ke arah Zico.

“Aku tidak pernah menyesal telah membuang anak itu, dan aku juga tidak akan  pernah mengakui anak cacat itu sebagai anakku.  Daddy sudah menghajarku,  maka aku aku anggap itu cukup, jangan pernah membahas  Jena atau anaknya, dan jangan memberi tau Mommy  soal ini, dan tolong jangan ganggu ketenanganku!”

“Joseph.” Zico membentak Joseph,  ketika Joseph mengatakan itu, dia langsung merasa sesak ketika putranya berucap seperti itu, lalu bagaimana Jena atau Haura jika mendengar apa yang Josep katakan barusan.

“Dad, kumohon jangan membuat aku memberontak, kita akhiri pembahasan ini sampai di sini, kalau begitu aku permisi.”

Joseph dengan cepat berbalik, kemudian keluar dari ruangan ayahnya. Lalu setelah itu Dia memutuskan untuk kembali ke kantornya.

Joseph mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, emosi melandanya. Wajah  Jenna terngiang-ngiang di otaknya, sungguh rasanya dia ingin mencekik leher wanita itu karena menganggap Jena  yang datang memberitahu ayahnya.

Selama 12 tahun ini, dia sudah sangat tenang tidak harus teringat lagi wanita itu dan anaknya,  tapi sekarang lihatlah wanita itu malah  muncul lagi.

Setelah melewati  perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Joseph sampai di kantor,  lelaki tampan itu langsung berjalan ke arah ruangannya, beberapa orang menatap aneh pada Joseph karena wajah Joseph babak belur. Tapi, Joseph  sama sekali tidak mengindahkan tatapan para karyawannya.

Waktu menunjukkan pukul 06.00 sore, Zico  turun dari mobil. Dia baru saja sampai di rumahnya, saat dia masuk kedalam rumah, tiba-tiba dia mengerutkan keningnya kala Helmia  berjalan ke arahnya dengan emosi.

“Sayang ada apa?" tiba-tiba Zico menghentikan  ucapannya ketika Helmia  menamparnya.

“Sudah kuduga, bahwa kau tergoda dengan anak sialan itu!” teriak Helmia. Helmia. melemparkan kertas print out dari bank, dia ingin mencetak mutasi keuangan Zico, dan  ternyata Zico  mengirim uang yang sangat banyak ke  rekening Soraya dan tentu Helmia berpikiran yang tidak-tidak, dan ketika melihat Zico  masuk, dia langsung emosi.

“ Sayang kalau salah paham."  Sepertinya Zico tidak mempunyai alasan lagi untuk tidak memberitahu Heimia tentang Jena dan juga cucu mereka, daripada Helmia  salah paham lebih baik dia membongkar semuanya.

****

Helmia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sangat penuh, dia sekarang memajukan mobilnya untuk pergi ke rumah Joseph.

Jangan ditanyakan betapa emosinya Helmia  saat ini, karena tadi Zico  menjelaskan semuanya, tentang apa yang dialami Jena  hingga sekarang Helmia  merasa murka bukan hanya pada anaknya saja tapi menantunya.

Jika Zico  masih bisa cukup sabar untuk menghadapi Joseph ataupun Kayra. Tapi tidak  dengan Helmia, emosi wanita itu cukup meledak-ledak.

Tadi saat  Zico  menghajarnya, Josep meminta  ayahnya untuk tidak memberitahukan pada Helmia tentang Jena, karena Joseph takut pada ibunya tapi sekarang Helmia malah sudah tahu semuanya.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Helmia  sampai di kediaman putranya, dia pun langsung turun kemudian dia langsung berjalan masuk

“Joseph ... Kayra." teriak Helmia hingga Kayra  yang sedang menonton TV langsung menghampiri Ibu mertuanya, dia langsung berjalan menghampiri Helmia dan menatap Helmia dengan bingung, karena Helmia  menatapnya dengan amarah.

“Mommy ada ap ....” Plak satu tamparan mendarat di pipi Kayra,  Helmia  menampar Kayra dengan tamparan yang sangat keras.  bahkan sepertinya wanita itu mengerahkan seluruh tenaganya.

“Berani sekali kau menyakiti cucuku!" Teriak Helmia, hingga tubuh Kayra diam mematung.

“Mommy, a-aku tidak mengerti ...” Plak satu tamparan lagi mendarat di pipi Kayra, karena Helmia kembali menamparnya.

Gas komen ya

Terpopuler

Comments

Erna Rosmawati

Erna Rosmawati

syukurin orang jahat sih kayra

2024-11-28

1

anie Yustiani

anie Yustiani

duh puasss banget nih bacanya dibab ini..

2025-03-22

0

Triya Abdullah

Triya Abdullah

mampus lo kayra

2024-11-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!