tinggalin komen yang banyak gengs
Jena terus melihat ke arah pintu, berharap Joseph segera datang. Ya, saat ini Jena sedang berada di sebuah cafe untuk bertemu dengan Josep, karena dia ingin mengatakan bahwa dia sedang mengandung, berharap Josep mau bertanggung jawab.
Karena jika Joseph tidak mau bertanggung jawab jawab, Jena bingung harus bagaimana. jika keluarganya tahu bisa saja keluarganya akan murka, dia tidak melakukan kesalahan saja keluarganya memperlakukannya dengan buruk. Lalu, bagaimana jika dia jelas-jelas mempunyai kesalahan yang akan membuat keluarganya malu.
Beberapa saat kemudian
Akhirnya muncul sosok Josep masuk ke dalam dalam Cafe, membuat Jena menghela nafas lega. Tapi tak lama, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat ketika raut wajah Joseph yang dingin.
Awalnya hubungan Jena dan Josep baik-baik saja, mereka begitu akrab. Namun, setelah kejadian mereka tidur bersama, Joseph tiba-tiba berubah, tidak mau menyapanya lagi bahkan tidak mau menatapnya lagi dan sekarang Jena ragu Joseph mau bertanggung jawab.
“ kenapa kau ingin bertemu dengan kakak?” tanya Joseph ketika sudah mendudukkan diri di sebrang Jena. Jari-jari Jena saling bertautan di bawah meja, wanita itu bingung harus mulai dari mana hingga pada akhirnya Jena memberanikan diri untuk membuka tasnya, kemudian menyerahkan hasil pemeriksaan kehamilannya karena sebelum dia pergi cafe dia sudah memeriksakan dirinya ke rumah sakit.
Joseph mengambil kertas itu kemudian membacanya dengan seksama. “Kau hamil?” Joseph menatap jeena dengan tatapan tak percaya, tiba-tiba wajah lelaki itu langsung memucat.
“I-ia, kak aku hamil,” ucap Jena, membuat Joseph mengusap wajah kasar, dia berusaha mengatur nafasnya. Padahal saat ini dia ingin mengamuk.
“Kau yakin itu anakku? bisa saja kau melakukannya dengan lelaki lain?” Joseph malah mengatakan hal seperti itu, tentu saja itu membuat Hati Jena terasa remuk.
Dan dengan cepat Jena menggeleng. “Tidak, aku hanya melakukannya dengan kakak. Walaupun saat kita mabuk, aku yakin, kakak masih bisa mengingat bahwa saat itu aku masih suci.”
Joseph memejamkan matanya menahan geram ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Jena, karena dia memang mengingat, bahwa saar itu Jena masih suci.
“Gugurkan anak itu.” Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Joseph, membuat tubuh Jena dia mematung
“Kak-kakak.” Jena menatap lelaki di depannya dengan tatapan tak percaya, bagaimana mungkin Joseph akan mengatakan hal seperti itu.
“Dengar Jena, kau masih muda banyak sekali hal yang ingin kau capai bukan, dan kau harus tahu bahwa sebentar lagi aku akan menikah dengan Kayra." Kata-kata itu begitu enteng keluar dari mulut Joseph
Belum cukup rasa keterkejutan Jena ketika mendengar Josep menyuruh dia untuk menggugurkan kandungannya, dia dibuat terkejut lagi ketika mendengar bahwa Joseph akan menikah dengan Kayra, yang tak lain Kakak sepupunya, karena Ibu Kayra adalah Kakak dari ayahnya.
“Ja-jadi, maksud kakak.”
“Hmm, kami akan menikah sebentar lagi. Jadi tolong gugurkan anak itu.” Mata Jena membasah ketika mendengar itu, selain rasa sakit yang dialaminya karena Joseph menyuruh dia untuk menggugurkan kandungannya, dia juga merasa sakit ketika mengetahui bahwa Joseph akan menikah dengan Kayra, tentu saja semua keluarga sudah tahu, dan seperti biasa, hanya dia saja yang tidak diberitahu.
“Dengar Jena, cepat gugurkan anak itu, apalagi usia kandunganmu masih sangat muda. Kakak tidak mau rencana pernikahan kakak dengan Kayra batal, kau mengerti, kan maksudku kakak?”
Jena mengepalkan tangannya, dia menguatkan dirinya kemudian tersenyum. “ “Baik, Kak. Aku kan menggugurkan kandunganku,” balas Jena, tentu saja dia berbohong.
Selama ini dia tidak mempunyai siapa pun di bumi ini, keluarganya tidak pernah menganggapnya, dan ketika dia mengandung dia bertekad untuk membesarkan anaknya seorang diri, karena sekarang hanya anaknya yang dia punya.
Helaan nafas terlihat dari wajah tampan Joseph. “Baguslah jika kau berpikir seperti itu, dan ingat jangan memberitahu Gueen tentang ini, lakukan aborsi secara diam-diam.” Josep bangkit dari duduknya dan tanpa perasaan, lelaki itu langung pergi begitu saja meninggalkan Jena yang sekarang sedang merasakan rasa hancur yang luar biasa.
Setelah Joseph pergi, Jena mengelus perutnya, dan jangan di tanyakan sehancur apa Jena saat ini, yang pasti dia benar-benar hancur.
Beberapa saat berlalu Jena keluar dari Cafe Dia memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Ketika berada di Lampu merah, Jena menyadarkan tubuhnya ke belakang hingga tanpa sengaja tatapan matanya menatap ke arah seberang.
“Setidak berhargakah aku di mata kalian,” lirih Jena, rupanya saat ini Jena sedang melihat ke arah sebarang, di mana keluarganya keluar dari mobil dan masuk ke dalam sebuah restoran, dan sepertinya keluarganya berniat makan siang bersama. Padahal, semalam Jena meminta ayahnya untuk makan siang bersama. Tapi, ayahnya menolakd dan sekarang ayahnya makan bersama ibu dan kakak tirinya.
Jena tersadar ketika suara klakson dari mobil belakang berbunyi, hingga wanita cantik itu pun langsung memajukan mobilnya, wanita itu menyetir mobil sambil menangis sesegukan.
Pada akhirnya, ketakutannya Jena terjadi. Padahal, tadi dia sudah menyiapkan dirinya jika Josep tidak mau bertanggung jawab, Tapi tetap saja ketika menghadapi kenyataan secara langsung dia juga merasa sakit.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Jana sampai di basement apartemennya. Wanita cantik itu pun langsung turun, kemudian berjalan dengan lesu.
Walaupun Joseph tidak mau bertanggung jawab, tapi Jena tidak akan terlalu kesulitan dengan, artian kata, keluarganya tidak akan tahu dia hamil tidak akan tahu dia memiliki anak, tentu saja karena keluarganya tidak peduli padanya..
***
“Kakak dari mana?” tanya Gueen ketika Josep masuk ke dalam rumah
Joseph yang berjalan sambil melamun langsung menoleh, dia memegang jantungnya karena Gueen bertanya dengan tiba-tiba.
“Oh, kakak baru saja dari luar."
“Ia, aku tau kakak dari luar, tapi dari mana?” tanya Gueen lagi.
Joseph mencubit hidung Gueen. “Kau ini kepo sekali.” Setelah mengatakan itu, Joseph pun langsung berjalan meninggalkan Gueen
Josep masuk ke dalam kamar, kemudian mendudukkan dirinya di sofa, lelaki itu mengadahkan kepalanya.
“Ya, Tuhan Bagaimana mungkin aku menghamilinya," Lirih Joseph. Dia tau asal usul Gueen dan silsilah kelahiran wanita itu dan dia tidak bisa membayangkan bagaimana bagaimana jika Gueen tidak menggurkan kandunganya, karena Joseph berpikir dia tidak mau mempunyai anak dari wanita tidak jelas seperti Gueen.
3 bulan kemudian
Tidak Terasa Ini sudah 3 bulan berlalu semenjak Joseph menyuruh Jena untuk menggugurkan kandungannya, dan selama 3 bulan ini pula Jena Hanya berdiam diri di apartemen, beberapa kali Gueen mengajak Jena untuk keluar, tapi Jena selalu menolak dengan alasan sibuk.
Dan benar saja dugaan Jena, tidak ada yang mencarinya. Ayahnya sama sekali tidak bertanya kabarnya. Padahal sudah 3 bulan ini Jena tidak pulang ke rumah dan sekarang Jena sedang berada di rumah sakit untuk kontrol bulanan.
Jena yang sedang duduk di kursi tunggu tersenyum getir ketika melihat ibu hamil yang sedang mengantri dengannya, di mana mereka didampingi oleh para suami, sedangkan Jena hanya seorang diri.
Tak lama lamunan Jena buyar ketika namanya dipanggil, hingga dia pun langsung masuk ke dalam ruangan dokter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Harmania Nia
lanjut
2024-10-21
1
Emmy Liana
tidak perlu lelaki seperti itu .besarkan anakmu ,dialah yg akan menjadi teman di kala suka dan duka
2024-09-18
0
Fenty Dhani
pergilah sejauh mungkin Jena...raih kebahagiaanmu bersama anakmu...biarkan pecundang itu menyesalinya...jika dia bertemu dengan anaknya kelak🥺
2024-03-04
0