Raven?
“ABEL GANTENG PULANG BAWA HOKBEN!!” teriak Abel yang baru saja memasuki rumah, lalu ia berjalan dengan cepat menuju ruang keluarga.
Di ruang keluarga ada Rei, Bian, dan Raven yang lagi nonton sambil makan cemilan..
“Polusi udara sudah pulang, tapi dia membawa hokben, mari makan.” ucap Raven yang langsung berdiri lalu mengambil bungkusan di tangan Abel. Abel hanya mendecih kemudian mendorong Raven sampai oleng
Rei berdiri kemudian menarik Abel, “2 hari nginep rumah orang yuk sekarang kembali ngebabu yuk? Cucian banyak!” ucap Rei sambil tersenyum manis.
“Anjrit gue kira kenapa banget, ternyata gara-gara cucian doang, ini Abel atau pembantu sih.” keluhnya sambil menurunkan bahu, pura-pura sedih.
Bian yang daritadi hanya memperhatikan langsung menjambak rambut Abel kemudian lari ke ruang makan, Abel hanya mendecak dan ikut jalan ke ruang makan. "Laper, nanti dulu berantemnya."
Setelah makan Raven langsung melesat ke kamarnya, mau tidur siang, ngantuk katanya. Sementara Bian juga ikut naik, tapi dia mau mandi soalnya gerah.
Rei berdeham, lalu Abel langsung menoleh ke arah Rei, “Apa?”
“Project lu aman?” Tanya Rei, yang dibalas anggukan oleh Abel
Ada sedikit jeda panjang di obrolan singkat itu, sampai akhirnya Rei kembali melanjutkan kalimatnya.
“Jangan sering-sering jadiin project sebagai pelarian, gue ada disini, apa gunanya gue? Lo gak percaya ya sama gue?” ucap Rei yang menciptakan kekagetan di wajah Abel.
“Lo paham betul maksud gue apa, gue disini, yang lain disini, gak kemana-mana. Jangan suka lari sendiri, Bel.” Rei berdiri dan langsung mengusap kepala Abel.
“Lo percaya sama gue kan? Ada gue disini.” lanjut Rei lalu kemudian beranjak dari ruang makan menuju lantai dua, meninggalkan Abel yang masih terdiam di meja makannya.
Selesai makan, Abel segera menuju ke kamarnya, kangen udah 2 hari. Ia masih memikirkan omongan Rei tadi, pasti Rei tau dari Egas!
Baru saja ia duduk di ujung kasurnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok Bian yang baru saja abis mandi.
Bian berjalan lurus ke arah Abel kemudian melayangkan tangannya ke wajah Abel.
“Anjing” ucap Abel yang kaget tiba-tiba ditampar tanpa aba-aba.
“Maksud lu apa?!” teriaknya sambil memegang pipinya yang mungkin sekarang sudah memerah.
Bian langsung duduk disebelah Abel, “Mau gue tambah tonjok gak?”
Abel menggeleng kepalanya, bingung dan takut juga soalnya tonjokkan Bian itu sakit.
“Maksud lo apa kalo sedih malah pergi dari rumah?”
Abel menoleh ke arah Bian, “Siapa sih yang sedih sok tau banget.”
“Alah gak usah sok, Lo kira selama ini gue gak tau? Ardan satu project sama lo, dia laporan ke gue, bukan Egas.”
Abel menghela nafasnya, bingung mau jawab apa.
“Ada gue disini anjing! Kenapa lo malah lari dari gue sama yang lain?” ucap Bian memarahi Abel yang kini sudah mulai menunduk.
Suasanya mendadak sunyi, tak ada yang membuka suara baik Bian maupun Abel. Tak lama terdengar suara isakan kecil yang membuat Bian menoleh ke arah Abel yang kini sudah menangis dalam diamnya.
Kemudian Bian langsung menarik Abel kedalam pelukannya, “Nangis aja gapapa, gue tau lo capek.”
Tangis Abel semakin pecah di pelukan Bian.
Bian tau Abel juga lelah, sama seperti dirinya. Dan Bian juga tau, Abel yang paling gak bisa menunjukkan apa yang sedang ia rasakan.
“Gue capek, gak mau bilang sama Abang. Gue tau Abang capek, gue tau yang lain sama capeknya.” ucap Abel yang masih menangis
Bian masih mengelus kepala Abel yang ada di pelukannya, “Tiap bulan lo ada di fase ini kan? Gue selalu tau. Dan gue selalu nunggu lo untuk datang ke gue, gue ini Abang lo, Bel.”
Lalu Bian melanjutkan kalimatnya.
“Gapapa kita sama-sama capek, asal jangan lari.“
Abel melepaskan pelukannya dari Bian.
Bian menggigit bibirnya lalu menoleh ke arah Abel.
“Gue juga.” sebelum akhirnya Bian beranjak dan meninggalkan Abel sendiri dikamarnya
🌱_I’ll be your home.
Are you sure?
I’m sure._🌱
---------------------------------------------------
Raven
Mas Sama Yang Lain Jemput Yaa
Raven
Abis Itu Langsung Jalan
Fabian(Bian)
Di Traktir Abel
Abelian(Abel)
MOHON MAAF NIH YE
Abelian(Abel)
KAPAN GW BILANG?!
Reiri
Jeje Sama Atha Udah Mandi Belom?
Jeano(Jeje)
Udah Siap Banget Barusan Mau Dianter Pulang Sama Uncle Bryan
Athaya
Untung Ngomong Kalo Enggak Udah Pulang
Fabian(Bian)
Udah Tunggu Situ Aja Bentar Lagi Otw
Abelian(Abel)
Gw Gak Ada Mengumumkan Kalo Gw Ngetraktir
Abelian(Abel)
IYE IYE PERGI
Abelian(Abel)
MANDI NIH MANDI GW
Jeano(Jeje)
Wkwkw Bang Abel Kangen Deh Jeje
Abelian(Abel)
Emang Gw Ngangenin Ya Nanti Kita Jajan Ya Je
Athaya
Pake Mobil Siapa Sok" An Mau Jemput Bareng Bareng
Athaya
Mobil Kalian Kecil Kecil
Reiri
Pakek Mobil Mas Kavin Mumpung Orangnya Gaada Ni
Raven
Mobil Gede Doang Ga Dipake Wkwkw
Jeano(Jeje)
Bikin Sempit Garasi
Fabian(Bian)
Wkwk Intinya Tunggu Aja Disana Ya Bentar Lagi Kita Otw
Fabian(Bian)
Nunggu Setan Selesai Mandi
---------------------------------------------------
Athaya
Jeje Sama Atha Abis Beli Nintendoo
Januar (Papa)
Dibeliin Siapa Dek?
Januar (Papa)
Dijaga Ya Dek
Januar (Papa)
Jangan Dirusakin
Athaya
Papa Pulang Gak Atha Mau Nunjukin Nintendo Baru
"Yah Padahal Mau Nunjukin Dan Main Bareng Papa...."
"Yaudah Deh Gapapa Next Time"
--------------------------------------------------
Raven
Urgent Gw Mau Nganter Tugas
Abelian(Abel)
Dilaci Kamar Lo
Abelian(Abel)
Deket Samping Lemari
Abelian(Abel)
Kenapa Ga Pake Mobil Lo?
Raven
Gw Lupa Banget Anjing Deadline
Abelian(Abel)
Lo Udah Lama Gapake Motor Ven
Raven
Mending Gw Pake Motor Daripada Mati Ditangan Dosen
Abelian(Abel)
Jangan Ngebut Ngebut
"Apansih Lo Bian Buang Pikiran Lo Itu"
---------------------------------------------------
Unknown Number
Haloo Permisi Selamat Siang?
Unknown Number
Apa Benar Ini Dengan Salah Satu Orang Yang Berhubungan Dekat Dengan Saudara Raven?
Abelian(Abel)
Betul,Saya Kakaknya
Unknown Number
Saya Dari Pihak Kepolisian Ingin Mengabarkan Bahwa Saudara Raven Menjadi Korban Tabrak Lari Tadi Siang....
Unknown Number
Saat Ini Korban Berada Dirumah Sakit XX Dan Sedang Ditangani Oleh Tangan.
Unknown Number
Saya Menemukan Nomor Anda Di Hp Saudara Raven Chat Terakhir Dengan Anda...
Abelian(Abel)
Baik Pak Saya Segera Kesana..
Abelian(Abel)
Terimakasih.
Setelah mendapat pesan dari pihak kepolisian, Bian langsung melesat dari rumah temannya datang ke rumah sakit disusul Rei, Abel, Jeje dan juga Atha yang datang dari rumah. Mereka berlari di sepanjang lorong Rumah Sakit, mencari Raven.
Ini yang Bian maksud, sudah lama sekali Raven tidak mengendarai motor, sudah lama sekali Raven tidak pernah menyentuh motor. Ini yang sangat Bian takutkan.
Dari kejauhan, Bian melihat sebuah brankar yang didorong masuk menuju Ruang ICU. Itu Raven.
Seorang suster dengan cepat menghentikan langkah mereka
“Sabar ya mas, pasien kehilangan banyak darah dan masuk ke masa kritis, mohon tunggu di luar ruangan dahulu.” ucap sang suster yang kemudian ikut berlari masuk ke ruang ICU.
Kaki mereka melemas mendengar keadaan Raven, separah itu?
Abel menyenderkan badannya di dinding depan ruang ICU, ia melihat sekitar mendapati Jeje dan Atha yang berdiri diam. Ia segera berjalan mendekati Jeje dan Atha.
“Ayo ikut abang, jangan disini, duduk di kursi tunggu depan aja ya?” ajaknya menarik Jeje dan Atha yang menurut saja. Abel tau akibat traumanya, Atha tidak bisa berada di rumah sakit.
Setelah mengantar Jeje dan Atha ke kursi tunggu, Abel kembali masuk ke dalam dan menunggu di depan Ruang ICU. Meninggalkan Jeje dan Atha di ruang tunggu berdua.
Atha menunduk dalam, lalu kemudian tangannya di genggam oleh Jeje.
“Jangan takut, Mas Raven baik-baik aja. Percaya sama Jeje ya?” ucap Jeje menenangkan Atha. Padahal Jeje juga sama takutnya, tapi Atha lebih penting untuk saat ini. Atha hanya mengangguk lemah mendengar perkataan Jeje, sumpah dia benar-benar takut saat ini.
Sunyi, tak ada yang membuka suara baik Jeje maupun Atha. Sampai akhirnya terdengar langkah kaki dari pintu rumah sakit, menampilkan Bryan dan Dion yang berjalan dengan tergesa-gesa.
“Je? Dimana yang lain?”
Tanya Bryan
“Di dalem Uncle, di Ruang ICU. Mas Raven masuk ICU.”
Dengan wajah terkejut Bryan langsung melangkah masuk menuju Ruang ICU. Dion yang awalnya mau ikut masuk, mengurungkan niatnya melihat Atha yang masih menunduk dalam di kursinya.
Dion mendekati Atha dan berjongkok di depannya, lalu ia mengelus kepala Atha dengan pelan.
“Jangan takut, semuanya bakal baik-baik aja.” ucapnya sebelum akhirnya menarik Atha kedalam pelukannya.
---------------------------------------------------
Bryan (Uncle)
Angkat Telpon Gw
Bryan (Uncle)
Lo Dimana Bangsat?!
Januar (Papa)
Gw Abis Meeting,Kenapa?
Bryan (Uncle)
Raven Kecelakaan Ada Dirumah Sakit XX Sekarang
Bryan (Uncle)
Dateng Atau Gw Tonjok?
Januar (Papa)
Gw Masih Ada Meeting
Bryan (Uncle)
ANAK LO KECELAKAAN BANGSAT
Bryan (Uncle)
KESINI ATAU GW BAWA PERGI ANAK LO?
---------------------------------------------------
Januar (Papa)
Gw Abis Meeting
Januar (Papa)
Udah Tau Dari Bryan
Dion
Ya Kesinilah Bangsat?
Januar (Papa)
Abis Ini Gw Masih Ada Meeting
Dion
Gw Pikir Lama Ga Ketemu Lo Berubah
Dion
Dateng Atau Gw Seret?
---------------------------------------------------
Reiri
Raven Kecelakaan,Papaa
Reiri
Tolong Angkat Telpon Nya Pa
Reiri
Plis Angkat Telpon Aku
Januar (Papa)
Papa Abis Meeting Rei
Januar (Papa)
Abis Ini Meeting Lagi
---------------------------------------------------
Abelian(Abel)
Papa Kerumah Sakit
Abelian(Abel)
Dateng Buat Raven
Abelian(Abel)
Sekali Ini Aja
Abelian(Abel)
Raven Diruang ICU Papa
Abelian(Abel)
Tapi Pa Please Sekali Ini Aja
Abelian(Abel)
Abel Mohon Sama Papa
---------------------------------------------------
Fabian(Bian)
Sekali Ini Aja Aku Minta Tolong
Fabian(Bian)
Dateng Kerumah Sakit Buat Raven
Fabian(Bian)
Bukan Buat Aku Atau Yang Lain
Fabian(Bian)
Tolong Ilangin Ego Papa
Fabian(Bian)
Tolong Dateng Untuk Adek Aku,Raven.
Fabian(Bian)
Terserah Papa Mau Bales Atau Nggak
Fabian(Bian)
Tapi Sekali Ini Aja Buat Raven
Comments