Pagi yang cerah menyinari kota A dengan kesejukannya dan sinarnya yang mulai menerangi pusat kota, Menyambut Seluruh manusia untuk segera bersiap seperti biasa dan segera melaksanakan aktivitasnya seperti biasa. Disebuah kamar dengan gaya klasik yang cukup modern terlihat seorang wanita yang masih tertidur dengan pulasnya sambil menutupi badannya dengan selimut.
Beberapa menit kemudian wanita itu terbangun."Hoam"Nguapnya.
karena hari ini adalah hari Minggu, Agnes beranjak dengan cepat karena teringat jikalau dirinya harus mendatangi sebuah perusahaan untuk memberikan sebuah amplop dari kampus tempat dia mengajar untuk membahas hal penting terkait dengan pemindahan saham.
Agnes beranjak dari tidurnya sambil melihat kearah jam dinding yang masih menunjukkan pukul 08:23 menit,WIB. Iya segera bangun dan berjalan menuju kamar mandi,Segera membersihkan diri dibawa shower, Agnes sangat malas jikalau harus berendam di dalam bath up karena baginya itu hanya digunakan ketika dia tidak terburu-buru seperti hari ini.
Selesai mandi sekitar kurang lebih 20 menit lamanya Agnes bergegas mengenakan pakaiannya dengan menggunakan style ala-ala kantor, Selesai bersiap dan berdandan dengan begitu cantik ditambah dengan lipstik merah muda yang menambah keseksian Agnes dengan bibir mungilnya itu.
Berjalan keluar kamar dan menuruni tangga, Agnes tak lupa untuk berpamitan kepada ayah dan ibundanya, Ayah dan ibunda Agnes yang melihat anaknya sudah rapi, begitu terheran-heran karena mengira anaknya yang salah hari.
"Kamu gak salah Harikan nak"Tanya ibunya sambil memperhatikan gaya berpakaian anaknya yang seperti anak kantoran saja
Agnes yang ditanya seperti itu oleh ibunya, menjawab dengan nada lembut, "Ayah, Bun, Agnes pamit yah soalnya Agnes harus ke perusahaan buat anterin berkas yang harus ditandatangani langsung sama pemilik saham, Soalnya Sahamnya mau dipindahin ke orang baru."Ucap Agnes Sabil mencium pipi kedua orangtuanya, mengingat Ucapan rektor sebelumnya kepada dirinya.
Mendengar itu ayah dan ibunya mengiyakan Agnes untuk pergi sambil menitipkan pesan kepada anaknya seperti biasa, untuk Agnes bisa menjaga diri dengan baik diluaran sana dan senantiasa membaca doa Sebelum melakukan aktivitas.
Dengan menaikkan sepeda motor, Agnes melaju melewati jalan besar, Disepanjang jalan Agnes sambil sesekali bernyanyi ria dengan suaranya yang merdu, pagi hari dihari Minggu itu terlihat kurangnya kendaraan yang berlalu-lalang.
"Mungkin karena masih pagi banget kali yah, makanya kurang kendaraan gini"Batinnya dalam hati sambil terus berjalan pelan dengan santainya.
Sementara itu
......................
Deren terlihat sedang duduk di meja makan dengan menyantap sarapan pagi yang telah disediakan oleh bibinya, Dengan sarapan roti bakar dengan toping yang dibuat oleh bibi, sebut saja nama bibi nya, bi jum.
"Bi, Orang yang lain kemana?"Tanya Deren sambil memotong roti yang tinggal sedikit dengan kedua tangannya.
"Tuan sama nyonya besar lagi jalan Tuan sedari pagi, katanya ada urusan mendadak, Bibi teh juga gak tahu urusan apa, soalnya bibi gak tanya" jawabnya
"Oh yah udah, Beresin BI, Aku mau ke kantor dulu" sambil beranjak dari tempat duduknya dengan tangan kanan yang memegang jas yang belum dia kenakan."Oh Iyah bibi jangan lupa sarapan juga yah"...
Deren walau hati dingin nan kejam namun dia dapat membedakan tempat dimana dingin dan kejamnya itu harus diutarakan, BI Jum juga udah terbiasa dengan karakter Deren yang menurutnya dapat berubah-ubah sewaktu-waktu
"Iyah Tuan"...
Dengan mengendarai mobil Lamborghini miliknya deren menerobos jalan dengan kecepatan diatas rata-rata, Bagai hembusan angin kecepatan deren mampu melayangkan sebuah plastik sampah yang ada dipinggiran kota, sangking lajunya deren membawa mobilnya.
Setiba di kantor deren disambut dengan Asisten serta para penjaga yang sedang bertugas dan beberapa bodyguard, Deren yang baru keluar dari mobilnya mendapat sambutan hangat.
"Selamat pagi Tuan" ucap mereka serentak sambil menundukkan sedikit kepalanya
Belum sempat melangkah deren tanpa sengaja bertemu dengan seorang wanita yang tak lain adalah Agnes yang berhasil menabraknya karena keburu-buruanya sampai tidak memperhatikan orang yang kini berdiri dihadapannya, sambil menatap Agnes Dengan tatapan dingin.
"Aduh maaf tuan,Saya tidak sengaja"Ucap Agnes sambil meminta maaf kepada deren yang terus menatap dirinya.
Asisten deren yang melihat wanita itu dengan sigap menarik wanita itu dengan cukup keras, hingga pergelangan tangan Agnes terlihat memerah,"Au sakit"Ucap lirih Agnes yang merasakan sakit akibat ditarik dengan begitu kuat.
"Kamu tidak pantas untuk meminta maaf kepada tuan saya,"Ucapnya sambil menatap Agnes dengan tatapannya yang begitu mematikan, sampai Agnes tak mampu untuk berkutik, dan hanya bisa terdiam.
Tatapan ratara berhasil membuat Agnes diam dan menangis dengan tiba-tiba, hingga Agnes menyeka air matanya sambil terus berjalan menuju lobi untuk segera menyelesaikan urusannya dan pulang dengan cepat.
Menaiki lift, Agnes kini tiba di lantai paling atas perusahaan, sesuai dengan arahan dari rektor yang menunggaskan Agnes untuk kesana saja karena sudah membuat janji dengan pemilik perusahaan dihari sebelumnya
Setiba di atas, Agnes hanya melihat satu ruangan yang cukup besar, Agnes yang melihat itu sempat terkagum, bagaimana tidak perusahaan yang sebegitu besarnya dengan desain perusahaan yang cukup modern menurut Agnes.
"Bismillah"Batin Agnes sambil melangkahkan kedua kakinya berjalan menuju pintu yang persis tepat berada dihadapannya.
Agnes kemudian mengetuk pintu itu sambil mengucapkan salam"Assalamu'alaikum"Ucapnya sambil mengetuk secara pelan
"Silahkan masuk"Terdengar suara seseorang dari dalam ruangan, Agnes yang mendengar itu dengan pelan mulai membuka pintu
Ceklek
Agnes berjalan masuk sembari membungkuk kecil dan kembali menutup pintunya tanpa mengeluarkan suara.
"Permisi pakk"Belum Sempat Agnes melanjutkan kalimatnya, Agnes dibut terkejut ketika melihat seseorang yang ada dihadapannya adalah orang baru saja ditabrak, Saat itu Agnes hanya bisa diam sejenak sembari menghela nafas dalam-dalam.
"Mohon maaf pak,Bisa saya duduk"Tanyanya Dengan senyumnya yang sedikit lebar hingga memperlihatkan pipi chubbynya.
"Silahkan"Ucap deren singkat
"Sebelumnya Mohon maaf pak atas kejadian yang barusan, dan saya mohon maaf apabila saya menganggu waktunya. perkenalkan sebelumnya nama saya Agnes, saya merupakan salah satu dosen dari universitas Angrum, maksud kedatangan saya kesini adalah ingin meminta untuk bapak bisa menandatangani surat persetujuan pemindahan saham"Jelasnya sambil mencoba menahan rasa malu akibat kecerobohannya sendiri.
Deren yang mendengar itu, Spontan melirik Agnes dengan seksama, Mulai dai gaya berpenampilannya yang terbilang lumayan tertutup dan juga cara bicaranya yang begitu formal.
"Nama kamu Agnes, Dosen Universitas Angrum, Sebelumnya apakah saya sudah mengizinkan untuk menandatangani pemindahan saham. Saya rasa kamu salah tempat, Universitas tempat kamu bekerja itu 80% adalah milik saya, saya tidak tahu bahwa akan ada pemindahan saham apalagi atas nama saya, kemungkinan saya tidak akan menandatangani surat ini dan kamu boleh pergi dari sini. Silahkan"Balasnya mempersilahkan Agnes untuk keluar dari ruangannya
"Kurang ajar, Rektor itu sudah berani main belakang,Ck. Sepertinya dia butuh teguran keras"Batin Deren
Agnes sempat terkejut mendengar penuturan lelaki yang duduk dihadapannya, dalam hati Agnes hanya bisa menatap kagum, bagaimana tidak lelaki itu bahkan memiliki sebagian besar saham dari universitas terbesar di kota A.
"Jika universitas itu berhasil ditandatangani otomatis saham 80% akan dikorup oleh rektor dan oknum-oknum yang terlibat didalam usulan pemindahan saham,"Batinya...
"Tapi pak, Saya bisa dipecat kalau bapak tidak bisa menandatangani surat ini,Tolong dong pak"Mohon agnes sambil menundukkan kepalanya
Selain pemindahan saham yang tanpa diketahui oleh deren, dan sebelum Agnes tiba disini, Agnes sempat di ancam oleh rektor, sebagai dosen baru dia harus menjalankan satu tugas yaitu untuk bisa mendapatkan tandatangan dari deren untuk memudahkannya dalam mengambil alih secara sah saham yang ditanamkan di kampus tempat Agnes mengajar, karena takut dipecat oleh rektor mau tidak mau Agnes harus menjalankan apa yang di perintahkan untuknya demi mempertahankan pekerjanya dan juga supaya orangtua Agnes tidak kecewa kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments