AMK BAB 2

"Kamu takut dipecat?"Tanya Deren yang melihat kearah Agnes yang terus menundukkan kepalanya dengan tangan yang gemetar pun"Iya pak saya takut dipecat karena saya orang baru dan ini juga adalah cita-cita saya sedari kecil, dan saya tidak ingin kehilangan pekerjaan saya"...

Sedari pertemuan pertama deren melihat Agnes, Deren sudah mulai tertarik, karena sikap minta maaf Agnes yang tidak semua orang mampu untuk melakukannya, walaupun hanya kesalahan kecil, dan deren tidak menyangka jika wanita yang membuatnya tertarik kini hadir kembali dihadapannya.

Melihat Agnes yang memiliki kelemahan itu seketika membuat deren diam dan berfikir sejenak, sambil memainkan pulpen yang ada diatas mejanya dia lalu berkata dengan wajah datar."Saya bisa membantu kamu, asal kamu mau memenuhi satu permintaan saya, Gimana?"Tanya Deren yang seketika membuat Agnes menenggakkan kembali wajahnya dan melirik kearah deren

"Apa itu pak?"Tanyanya kembali dengan penuh penasaran

Deren yang muak dipanggil pak seketika dengan lantang mengeluarkan suara dengan sangat keras sehingga membuat Agnes terkejut dengan spontan"Kamu stop panggil saya bapak, saya bukan bapak kamu. Paham?"..

" Iyah tuan maafkan saya"Ucapnya lagi dengan tegugup

"Saya cukup tertarik sama kamu, gimana kalau kita menikah, tapi tenang saja kita nikahnya yah rahasia"...

Mendengar itu Agnes seketika membelalakkan kedua matanya kehadapan deren sambil berkata ",Tuan saya gak punya banyak waktu, saya harus segera balik ke kampus untuk mengantarkan kertas ini" yang merasa risih sebab deren yang terus memperhatikannya dan juga banyak membuang waktunya serta bicara ngaco yang cukup tak penting untuk didengar.

"Saya serius itu permintaan saya. Kalau kamu gak menuruti permintaan saya, saya akan melakukan sesuatu yang akan membuat kamu tidak bisa berbuat apa-apa"ucapnya dengan santai

"Kamu ngancem saya. Saya gak suka yah diancam-ancam seperti ini apalagi sampai membahas hal sakral, saya juga tidak mengenal kamu siapa, nama kamu siapa dan kamu anak siapa juga saya gak tahu, jadi jangan membuang waktu saya hanya untuk meladeni anda yang lagi kurang waras."Ucapnya.

"Bahkan saya juga gak mau untuk menikah secara paksa, kalau bapak gak mau buat tandatangan yah sudah saya juga gak perduli, mungkin masih banyak universitas yang mau Nerima saya sebagai dosen, tanpa harus menikah dengan TUAN"Ucapnya sambil berdiri dengan sangat emosi, deren melihat kearah Agnes dengan begitu kagum, Kenapa? Karena ini pertama kalinya dalam hidup deren dimarahi oleh seorang wanita dan bahkan ditolak secara mentah-mentah.

"Berani kamu bersikap seperti itu dengan saya?"."Kamu pikir kamu akan diterima di universitas untuk bekerja jika kamu sudah keluar dari angrum."Tegasnya sambil memplototi agnes

"Saya bilang gak mau yah gak, lagian kamutu punya hati gak sih kalau saya gak suka yah gak suka gak mau yah gak mau, buat apa maksa. Ingat yah Tuan yang terhormat saya atas nama Agnes tidak akan Sudi untuk menikah dengan tuan apalagi secara paksa, Camkan itu, lagian kalaupun gada yang mau terima saya sebagai dosen lagi, setidaknya saya masih bisa cari kerja ditempylsin walau bukan jadi dosen, dan saya juga gak butuh untuk ngemis ngemis waktu bapak"Ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkan deren

Deren hanya terdiam terpaku melihat keberanian Agnes yang memarahinya"Berhenti". Ucapnya dengan suara lantang yang cukup keras hingga berhasil memberhentikan langkah kaki Agnes.

Sambil berbalik Agnes menatap tajam kearah deren yang berteriak kearahnya dengan menahan amarahnya,"Mau apalagi, mau bunuh saya, mau jerat saya, atau mau apa lagi?"..

Deren berjalan mendekati Agnes,"Kamu jangan berani yah sama saya, Saya benci wanita yang nekad ngatai saya seperti ini, Kamu belum tahu siapa saya"...

"Saya gak perduli, mau Tuan adalah pemilik perusahaan kek, Orang tinggi kek, Buat apa kaya kalau gak punya etika kaya Tuan. Sekali lagi saya ucapkan kepada tuan yang terhormat jangan ganggu saya, saya mau pula saya gak butuh tandatangan dari tuan buat mempertahankan posisi saya sebagai seorang dosen, walaupun ini adalah cita-cita saya tapi buat apa kalau orang kaya Tua dan rektor sama aja gak ada hati"Agnes melangkaikedua kakinya sambil membuka gagang pintu

Mendengar itu apa gak emosi balik deren, tempramennya yang kejam apa dak deren seketika langsung menarik paksa tangan Agnes dan membawanya ke dalam sebuah ruangan rahasia yang ada dibalik rak buku yang begitu tinggi dan sedikit lebar yang terletak di samping dan sedikit agak pojok, berjauhan dari tempat kisana deren.

"Kamu mau bawa saya kemana"Sakit tau lepaskan"Teriak Agnes dengan mencoba untuk melepaskan tangan deren yang mencekam tangganya dengan begitu kuat,"Sakit, tangan saya bisa patah kalau kamu cengkram kuat gini, Sakittttt"Teriaknya

Deren sama sekali tidak perduli sambil menekan tombol yang ada disamping rak itu, dan dengan perlahan-lahan terbuka dan dengan cepat menarik Agnes untuk masuk, dan perlahan-lahan pintu itu kembali tertutup rapat hingga tidak sama sekali memperlihatkan jejaknya, Di ruangan itu terlihat Ratara yang sedang duduk diatas dikursi dengan berhadapkan komputer, ratara terlihat begitu sangat serius seperti seseorang hacker karena tingkah jarinya yang begitu sangat cepat, sehingga Agnes yang melihat pun begitu takjub kepada ratara, Ratara seketika langsung berhenti ketika melihat Tuannya dan seorang wanita memasuki ruangan itu, yang tak lain adalah wanita yang menabrak tuannya pas dibawah.

"Maaf tuan kalau begitu saya pamit keluar"Ucap Ratara yang sudah mengetahui maksud Tuannya

Ratara langsung berjalan keluar meninggalkan Agnes yang kini hanya mereka berdua dalam ruangan itu, Ruangan yang didesain secara khusus oleh deren itu sangat kedap akan suara, jadi tempat ini biasa dijadikan deren ketika dia sedang marah kepada siapapun.

"Kamu jangan macam macam yah sama saya."Ucapnya dengan waspada dan dengan nada mengancam kearah deren

"Emang kenapa"Deren menjawab ucapan Agnes sambil terus berjalan pelan dihadapannya, Agnes hanya bisa berjalan mundur' hingga mentok kesehuah Diding yang ada disamping ranjang dan bertubrukan dengan meja kecil yang tak lain adalah sebuah meja rias kecil.

"Ka-kamu mau ngapain?" Takut Agnes, iya sudah dibuat negatif thinking akibat perlakuan deren yang sangat dekat dengannya secara intim.

Deren dengan sigap mencium Agnes yang dia mematung itu, Agnes yang tak terima langsung melayangkan sebuah tamparan keras di pipi deren.

Plak

"Kamu kurang ajar, siapa yang suruh kamu untuk mencium saya.ha?"Dengan marahnya Agnes terseluhut emosi akibat perbuatan deren yang berani' menciumnya.

Deren yang ditampar pun langsung dengan kasar mendorong Agnes ke kasur,Agnes yang merasa sedang tidak baik-baik saja dengan keadaan yang dia alami, Agnes mencoba untuk melarikan diri, namun Deren dengan cepat menariknya kembali ke atas kasur, Deren yang sudah mulai kesal, dengan sigap deren menindih Agnes sambil memegang kedua tangannya.

SKIP

SKIP

Kurang lebih setengah jam, Deren begitu menikmati permainannya, dia tidak perduli dengan teriakan Agnes yang terus memberontak, Deren yang melihat itu hanya tersenyum tipis sambil terus memainkan aksinya.

Setelah selesai, deren langsung memeluk Agnes sambil berbisik dengan lembut"Ku beri tanda agar kamu tak bisa lari, Ingat sekarang kamu adalah orangku dan Siapapun tidak boleh ada yang menyentuh dirimu selain saya. Paham"...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!