"𝘕𝘥𝘳𝘦.."
𝘈𝘯𝘥𝘳𝘪𝘰 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘵𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶.
"𝘛𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘴𝘦.." 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘨𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘈𝘯𝘥𝘳𝘪𝘰 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘪𝘩𝘢𝘬.
𝘕𝘰𝘵𝘪𝘧𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪 𝘮𝘶𝘯𝘤𝘶𝘭 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘯𝘰𝘮𝘰𝘳 𝘵𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢.
08326*******
𝘚𝘦𝘯𝘥 𝘢 𝘭𝘰𝘤𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯📍
. . . . . . .
Andrio memukul dinding di sisi jendela dengan satu tangannya yang semakin erat menggenggam pigura. Sungguh ia tidak ingin mengingat hal itu lagi, tapi semakin ia berusaha melupakan semakin bermunculan pula memori-memori itu dalam ingatannya.
\* \* \* \* \* \*
Gaby terbangun akibat tenggorokan nya yang terasa kering, tangannya meraih gelas yang ternyata kodong, pun dengan teko di nakasnya. Ia melihat jam weker yang ternyata jam satu dini hari. Akhirnya gadis itu melangkah menuju lantai bawah, tiba di ruang makan ia melihat Gavin duduk disana dengan semangkuk mie di hadapannya. Gaby lebih dulu mengambil air minum dan kemudian duduk dihadapan saudara laki-laki nya itu.
Gavin berdecak saat melihat Gaby duduk di kursi yang berhadapan dengan nya.
"Ck, bikin nafsu makan ilang aja." Saat akan berdiri,
"Abang lanjut makan aja, biar Gaby naik." Ujar gadis itu dengan mata yang tak berani menatap lawan bicara nya, dan hendak berdiri.
Namun Gavin tidak menghiraukan apa yang di ucapkan Gaby, dan tetap melangkah menuju tangga.
𝘓𝘢𝘨𝘪-𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘰𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢. Batin Gaby.
Setelah sedikit meredakan perasaannya ia kemudian menuju kamarnya setelah meletakkan bekas mangkuk Mie ke tempat pencucian piring.
* * * * * *
Seperti biasa Gaby menunggu kedatangan Albian di parkiran SMA cendrawasih, sesekali kakinya menendang kecil batu-batu di dekat kakinya untuk mengusir rasa gugup. Apa ia bosan? Jawabannya tentu tidak.
Satu persatu murid mulai terlihat memasuki kawasan sekolah, ia memang berangkat terlalu pagi tadi, bahkan tadi ia tiba beberapa saat ketika gerbang dibuka.
Gadis itu segera menegakkan punggungnya saat mendengar deru motor yang sangat dikenalinya. Matanya berbinar kala Albian membuka 𝘩𝘦𝘭𝘮 𝘧𝘶𝘭𝘭𝘧𝘢𝘤𝘦 nya.
Tapi sedetik kemudian ia tertunduk dengan lesu saat melihat jok belakang motor besar Albian terdapat Ariella.
Gaby segera melangkah menuju kelasnya. Ia menatap totebag ditangannya, dia sudah bersusah payah membuat kan Albian sandwich, akhirnya ia memutuskan untuk meletakkan nya di meja Albian.
Saat akan masuk kedalam kelas tangannya di tarik ke belakang hingga tubuhnya sedikit terhuyung.
Ia terlonjak saat Deluna menendang pintu kelasnya dengan kencang yang kemudian tepung jatuh dari atas pintu dan berhamburan dilantai.
"Lain kali perhatikan dulu." peringat Deluna yang dibalas anggukan oleh Gaby.
"Maaf tadi aku gak fokus." ucap Gaby.
Deluna berlalu setelah nya. Gaby menghembuskan nafas dan segera masuk kedalam kelas, wajahnya memerah ketika melihat kearah mejanya yang penuh coretan. Maatanya memanas dengan air yang mulai menggenang di pelupuk matanya.
Siswa-siswi yang berada di kelas nya tertawa, menertawakan Gaby yang terlihat begitu lemah. Sebenarnya ia ingin melawan, tapi tidak bisa.
Tubuhnya terhuyung saat sebuah tangan mendorongnya. Lena bersedekap didepan dada dengan sebelah alis terangkat menatap Gaby.
Gaby memberanikan diri menatap Lena.
"Apa? Mau ngelawan lo?" bentak Lena.
"Bener 'kan? Lo itu 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘭, 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘢𝘮.!!" Lanjut 𝘓𝘦𝘯𝘢. Dengan menekankan kalimat terakhirnya, dengan mata yang melirik ke arah meja Gaby.
Gaby tertunduk, jika bisa memilih, ia akan memilih untuk tidak dilahirkan dan tidak menjadi penyebab kematian ibunya. Maka mungkin ia tidak akan dibenci oleh sepupu, kakak, bahkan mungkin sosok yang ia sebut sebagai "papa".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
myo_shu
Deluna swag/CoolGuy/
2024-01-14
1
虞书欣 Vííҽ🦂
doooh sakiit😞
2024-01-10
0
Nayla arafah
semangaattt Kaka 💪
2023-12-14
0