Amore Mio Versi 3 chapter 2

Nyonya Erlangga begitu pengertian, ia tak banyak kisah dan menyuruh Kanaya untuk segera istirahat di kamar nya saja. Karena kamar memang sudah di siapkan sebelum nya oleh pelayan rumah sebelum Kanaya tiba.

Setelah mengabarkan ke keluarga Mahendra kalau Kanaya sudah sampai, Nyonya Erlangga seperti nya akan bersiap menghadiri pameran.

"Naya.." panggil Nyonya Erlangga saat melihat Kanaya malah sibuk memperhatikan tumbuhan tata boga dan taman bunga di samping rumah, sejak dulu Kanaya begitu terpikat pada tanaman yang indah dan subur.

"iya tan..mah.." hampir saja Naya masih keceplosan memanggil Tante lalu kemudian buru-buru merubah nya menjadi mamah.

Nyonya Erlangga tersenyum, sebut saja nama Nyonya Erlangga ini, mama Livia.

"mama mau menghadiri pameran, tidak lama kok sore hari sudah di rumah, gak apa kan mama tinggal?" kata Nyonya Erlangga.

"iya ma gak apa-apa" jawab Kanaya, ia tak mau bila kehadiran nya malah membuat kegiatan orang di rumah Erlangga terganggu karena nya.

💛💛💛💛

sepeninggalan Nyonya Erlangga, Kanaya sibuk membantu pembokat di dapur untuk menyiapkan makan malam.

"Non..gak usah" kata kepala asisten rumah tangga yang bernama bu Roja.

"gak apa-apa bu, lagian saya juga gak ada kerjaan" Kanaya tetap mau membantu

"tapi kita gak enak sama Nyonya besar" kata Bu Roja lagi

"nanti saya bilangin deh sama mama nya bu" Kanaya menenangkan

"biarin aja bu, kalau si non sudah bilang begitu" kata salah satu pembokat yang sedang mencuci sayur. Sebut saja nama nya mba Dinut.

"iya mungkin si non juga males kalau mesti bengong-bengong sendiri ya nggak non" timpal pembokat satu nya lagi yang lebih muda usia nya.

"iya mba..nanti yang ada saya malah kesambet kalau bengong sendirian, ya" canda Kanaya hingga membuat para pembokat ini tertawa lepas.

Kanaya memang lebih senang berkegiatan begini mengisi waktu nya ketimbang main gadged. Kanaya tak akan bertahan lama dengan gadged, ia kurang suka karena yang ada malah membuat nya pusing kepala saja.

"nama Non siapa? Kanaya bukan? Tuan muda Rey beruntung sekali punya calon istri se humble dan rendah hati kayak non" tanya bu Roja memastikan

"iya bu, nama saya Kanaya. Panggil aja Naya begitu" jawab Kanaya seraya sibuk mencuci blender bekas mengaluskan bumbu

"non Naya itu biar saya saja" cepat-cepat salah satu pembokat yang di panggil mba itu merebut blender dari tangan Kanaya, sebut saja nama nya mba Laili

"iya nanti tangan non pedes bekas cabe" kata mba Dinut menambahkan

"gak apa loh mba, sudah biasa saya" jawab kanaya.

namun mba Laili tetap gak mengizinkan

"non Naya yang ringan-ringan saja, itu gorengin bawang goreng aja.." pinta Mba Laili

"ya udah mba.." akhir nya Kanaya manut saja menuju penggorengan.

sembari membantu para pembokat ini, Kanaya mengingat perkataan bu Roja barusan, iya Rey nama calon suami nya...

Rey Altezza Erlangga, itu lah nama calon suami nya, putera ke dua dari Tuan dan Nyonya Erlangga. Kanaya bahkan lupa wajah nya karena hanya pernah melihat sekali lewat foto di layar ponsel Ayah nya hari itu. Kalo samar-samar ingat lah ya..

saat pekerjaan para pembokat hampir selesai, Naya pergi ke ruang makan untuk bantu mengelap meja kaca super besar tersebut.

Hari sudah hampir menjelang sore, waktu makan malam seperti nya sudah akan datang sebentar lagi.sosok pria muda kece masuk di ikuti pemuda satu nya lagi..kelihatan nya putera-putera Erlangga baru pulang dari kuliah.

yang pertama masuk adalah Zacklee dan langsung terpaku melihat sosok cewek berkulit putih tak jauh dari tempat nya berdiri, cewek itu sedang fokus mengelap meja makan yang berbahan kaca tersebut

Rey yang juga baru masuk setelah Zacklee, niat Rey akan langsung naik ke lantai atas menuju kamar nya namun Rey pun menghentikan langkah nya karena melihat zacklee yang seperti asik melihat sesuatu.

saat ini iris Rey menangkap apa yang Zacklee lihat, sesosok gadis dengan rambut berombak di jepit biasa saja, wajah nya polos tanpa riasan, kulit nya sangat putih. lalu gadis itu memakai kemeja putih polos biasa dan di padukan dengan rok yang polos biasa juga lurus tanpa motif.

baik Rey mau pun Zacklee, dua orang ini langsung beranggapan gadis dengan penampilan cupu ini adalah saudara atau kerabat nya salah satu pembokat di sini, sekali lihat saja sudah bisa di tebak kalau gadis ini berasal dari kampung.

tapi di sini Zacklee sangat tertarik, ia sudah biasa berkencan dengan gadis-gadis keren gaul dan cantik tapi saat melihat sosok ini Zacklee jadi penasaran dengan sosok gadis cantik namun terlihat masih sangat polos dan apa ada nya ini.

saat Rey dan Zacklee sedang bertanya-tanya siapa sosok sedang membersihkan meja makan, muncul mba Dinut membawa makanan di piring, di ikuti mba Laili di belakang nya dengan mangkuk sup sayuran

"eh, tuan muda Zack dan tuan muda Rey sudah pulang..?" sapa mba Laili

Zacklee langsung tersenyum dan melangkah ke arah meja makan di ikuti Rey.

Zacklee memang lebih hangat dan murah senyum ketimbang Rey yang lebih sering ber eskpresi datar.

"sudah lapar den.." sapa bu Roja dari dapur

"hehe..iya bu" Zacklee hanya menjawab dengan nyengir seraya menarik kursi dan duduk di ikuti Rey di sisi nya.

"mama kemana bu? Kok sepi" tanya Zacklee pada bu Roja karena tak melihat sang mama

"Nyonya menghadiri pameran, mungkin sebentar lagi pulang barengan sama Tuan Besar" jawab Bu Roja.

Rey sedari tadi malah lebih asik dengan permainan game pada gawai di tangan nya.

Kanaya bolak-balik dapur membantu para mba menata makanan di meja. Walau tadi sepintas ia sempat melirik dua putera Erlangga ini dan berfikir yang mana calon suami nya. tapi dengan cepat Kanaya menebak Rey adalah sosok yang sedari tadi diam, samar-samar ia masih ingat dengan perawakan pria yang di foto ponsel ayah nya waktu itu.

"itu siapa bu, kerabat ibu..kerabat mba..atau pembantu baru?" tanya Zacklee penasaran pada sosok Kanaya.

"lho, emang nya den belum tahu?" bu Roja mengira para Majikan muda nya ini sudah mengenal Kanaya yang adalah calon mantu di rumah ini.

Zacklee bengong dengan penasaran karena dia memang gak tau siapa gadis itu, Rey yang sedari tadi asik dengan gawai nya pun mengangkat kepala nya. Kanaya sudah datang lagi dari dapur dengan piring terakhir.

"Nona Naya belum saling kenal ya sama Aden?" tanya bu Roja berbisik di samping Kanaya

"belum bu, memang belum saling kenal.." jawab Kanaya apa ada nya, tentu nya yang saling kenal itu hanya lah orangtua mereka.

"kenalan dulu sana.." senyum bu Roja.

Mba Dinut dan Mba Laili sudah kembali ke dapur.

Kanaya siap memperkenalkan diri di tatap oleh Zacklee dan Rey yang pasti nya ingin tahu siapa penghuni baru ini. Kira-kira cewek ini Kerabat nya bu Roja apa si mbak ? Apa pembokat baru?

Kanaya agak gugup juga dua putera Erlangga ini menatap nya serius. Zacklee terlihat duduk di kursi seraya bersedekap dada menatap nya, sedangkan Rey yang juga posisi duduk ikut menatap seraya mengambil gelas berisi minuman di meja, menatap Kanaya seraya hendak menyesap minuman itu perlahan.

"kenalkan saya adalah..." Kanaya mulai memperkenal kan diri..

"itu Kanaya..puteri nya om Tio Mahendra yang pernah mama dan papa ceritakan" tiba-tiba muncul suara Nyonya Erlangga di antara mereka.

Nyonya Erlangga yang baru saja tiba ternyata sudah langsung masuk menuju dapur.

dua putera Erlangga ini kaget bukan kepalang, Rey hampir saja tersedak minuman nya. Zacklee sampe melotot saking kaget nya dan langsung membuka kaca mata minus nya.

WHAT..? tidak salah??? Ini puteri Tuan Mahendra?? Kenapa cupu sekali penampilan nya??? Baik Rey maupun Zacklee dua-dua nya mengira kalau gadis ini adalah kerabat pembokat mereka. siapa sangka kalau gadis ini adalah puteri Tio Mahendra sahabat papa mereka.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!