Chapter 4 - Melimpahkan kesalahan kepada mereka

Di ruangan lain, tampak petugas medis bernama Halvest sedang menemani bayi kembar dari Harboreef. Halvest menunjukkan ekspresi sedih ketika melihat kedua bayi mungil tersebut, dimana dirinya merasa kasihan kepada mereka karena sudah kehilangan ibu mereka saat baru saja terlahir.

“Tuan Halvest… Kau mau kemana?” Tanya petugas medis yang berada di ruangan itu juga, melihat pria itu hendak beranjak.

“Aku mau melihat keadaan dari putra mahkota,” jawab Halvest, kemudian pergi beranjak dari ruangan tersebut.

***

Tak berapa lama, Halvest masuk ke dalam ruangan perawatan dimana merupakan tempat Harboreef berada, namun tetap menunjukkan ekspresi biasa ketika melihat ruangan tersebut tampak berantakan akibat perbuatan dari sang putra mahkota.

Halvest menoleh ke samping, melihat Harboreef tengah duduk bersandar pada dinding ruangan tersebut dengan menundukkan kepalanya.

“Apakah kau sudah makan tuan Harboreef? Walaupun kau merupakan Venerate tingkat atas, namun dalam keadaan seperti ini kau tetap harus membutuhkan itu,” ucap Halvest sambil perlahan-lahan menghampiri Harboreef.

“Tidak usah… Untuk apa lagi aku hidup jika perempuan yang kusayangi sudah pergi meninggalkanku,” ucap Harboreef sambil masih menundukkan kepalanya.

“Dasar bodoh… Jadi kau akan berpikir untuk meninggalkan kedua anakmu…” Sedikit kesal dengan pernyataan dari pria tersebut, dengan sigap Halvest pun langsung menariknya berdiri, kemudian membopong pria Fairyman itu duduk terlebih dahulu.

“Setidaknya kau harus kuat demi kedua bayi kembarmu…” Ucap Halvest.

“Lebih baik aku meninggalkanmu dulu, tapi jangan membuat kekacauan lagi…” Lanjut Halvest, sedikit memperingati Harboreef, kemudian hendak pergi beranjak dari tempat tersebut untuk meninggalkan pria itu sendirian.

“Kenapa dia harus pergi? Ini pasti salahku karena tidak mengetahui bahwa keadaan Heleiche semakin memburuk…”

Langkah kaki Halvest pun terhenti dan membuatnya menoleh ke belakang ketika mendengar Harboreef bertanya mengenai Heleiche.

“Harboreef… Sudah kubilang bahwa jangan menyalahkan dirimu…” Ucap Halvest, menghilangkan sebutan formal kepada Harboreef.

Karena merasa bahwa ucapannya tidak akan berguna untuk seorang pira yang saat ini sedang bersedih setelah kehilangan orang yang disayangi, Halvest pun lebih memilih untuk terus berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

“Berarti Heleiche tiada karena salah dari mereka…”

Halvest menghentikan langkahnya kembali kemudian menoleh ke arah Harboreef lagi, namun kini dengan ekspresi wajah terkejut setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh pria Fairyman tersebut.

“Katakan sekali lagi, apa yang kau katakan? Siapa mereka?” Tanya Halvest.

Akan tetapi, Harboreef menundukkan kepalanya dan tampak diam tidak mau menjawab pertanyaan dari Halvest.

Merasa bahwa dia kemungkinan telah salah mendengar Harboreef berbicara, Halvest tidak menggubrisnya dan lebih memilih untuk meninggalkan ruangan tersebut, membiarkan sang putra mahkota sendirian terlebih dahulu.

Setelah Halvest keluar dari ruangan tersebut sambil menutup pintu, perlahan-lahan Harboreef mengangkat kepalanya yang kini menunjukkan ekspresi mata melotot.

“Merekalah yang bersalah karena telah membuat Heleiche yang kusayangi tiada,” gumam Harboreef, ternyata menyalahkan kedua bayi kembarnya sendiri yang tidak mengetahui apa-apa atas kematian dari Heleiche yang sangat dicintainya.

***

Waktu pun berlalu, dimana prosesi pemakaman dari Heleiche tampak telah selesai, dan sebagian dari yang hadir di tempat tersebut satu per satu telah beranjak, sementara keluarga dari Heleiche masih terlihat bersedih tidak menyangka bahwa mereka akan kehilangan sosok perempuan tersebut disaat anak-anaknya baru saja terlahir.

**

Tak lama kemudian, seorang pria serta wanita berambut putih yang merupakan ras keturunan campuran dari negeri lain yang hadir dalam pemakaman tersebut datang menghampiri ayah serta ibu dari Heleiche.

“Tuan, nyonya… Kuharap kalian bisa kuat menhadapi ini…” Ucap pria berambut putih kepada ayah serta ibu Heleiche.

“Iya, Yang mulia… Terima kasih…” Balas ayah Heleiche, tidak mengatakan hal banyak karena masih sangat bersedih atas kepergian putrinya.

Pria dan wanita berambut putih itu kemudian datang menghampiri marquis agung, pemimpin negeri Neodela, serta isrtinya sang marchioness, yang merupakan ayah serta ibu dari Harboreef.

“Tuan Kenliot… Nyonya Xialynn… Kuharap kalian juga bisa kuat menghadapi ini… Maaf jika hanya itu yang bisa kukatakan…” Ucap si pria berambut putih.

“Terima kasih Yang mulia Razoranos, serta Yang mulia Lorainne…” Balas marquis agung yang merupakan ayah mertua dari Heleiche, mengucapkan rasa terima kasih kepada sang raja serta ratu dari negeri salah satu ras keturunan campuran tersebut.

Ketika mereka sedang bertemu, marchioness pun memperhatikan sang ratu berambut putih tersebut yang nampak sedang mengandung.

“Yang mulia ratu, kau sedang mengandung?” Tanya marchioness dengan ekspresi wajah sedikit terkejut

“Iya… Nyonya Xialynn…” Jawab wanita tersebut.

“Seharusnya kau tidak perlu memaksakan untuk datang jika keadaanmu sedang mengandung.”

“Tidak apa-apa nyonya… Bagaimana mungkin tidak datang? Selama ini nona Heleiche dekat denganku… Aku tidak menyangka bahwa dia akan pergi secepat ini…” Wanita berambut putih itu lantas meneteskan air mata ketika mengingat dirinya yang selama ini memang cukup dekat dengan Heleiche.

“Aku mengerti Yang mulia ratu… Tenanglah…” Melihat wanita tersebut bersedih, marchioness lantas langsung memeluknya sambil menepuk-nepuk bagian belakang wanita itu.

“Ekh… Yang mulia…”

Akan tetapi, tiba-tiba hal yang tidak disangka terjadi, dimana wanita berambut putih tersebut tidak sadarkan diri ketika masih sedang dipeluk oleh marchioness.

“Lorainne… Lorainne…” Pria rambut putih yang merupakan suaminnya tersebut lantas mencoba untuk menyadarkannya, namun hal tersebut tetap tidak bisa berhasil.

Pria itu lantas membaringkan istrinya yang tiba-tiba tidak sadarkan diri sambil mengakses kekuatannya, untuk menyalurkan energi pada wanita berambut putih tersebut.

“Apa yang terjadi Yang mulia?” Tanya marquis agung dengan ekspresi khawatir.

“Entahlah…” Jawab pria tersebut, tidak paham apa yang terjadi dengan istrinya tersebut.

“Maaf tuan Kenliot, sepertinya kami masih belum bisa pergi, aku harus mencoba menyadarkan istriku karena ras Elfman hal itu akan berakibat buruk.”

“Aku mengerti… Kalau begitu, lebih bawah Yang mulia ratu ke tempat lain terlebih dahulu…”

Marquis agung kemudian menuntun pria berambut putih itu pergi mengangkat istrinya menuju ke tempat lain.

–10 Mei 2999–

Keesokan harinya, di sebuah ruang perawatan, tampak wanita berambut putih bernama Lorainne, yang sebelumnya tiba-tiba tak sadarkan diri, kini telah kembali tersadar sambil berbaring di tempat tidur, dimana suaminya yang bernama Razoranos sedang duduk disampingnya.

“Haah… Kau membuatku panik kemarin…” Ucap pria bernama Razoranos, merasa lega karena istrinya bisa kembali tersadar.

“Maaf kakak, mungkin karena kemarin aku terlalu sedih akibat tidak menyangka bahwa putri mahkota Neodela telah pergi begitu cepat.”

***

Masih berada di dalam bangunan yang sama, pada ruang perawatan lain, tampak Halvest datang memasuki ruangan tersebut bersama dengan dua petugas medis yang menggendong sang bayi kembar untuk menemui ayah mereka yang sedang berbaring.

“Itu dia ayah kalian…” Ucap Halvest.

Mendengar suara tagisan dari kedua bayinya, tiba-tiba saja Harboreef yang sedang berbaring langsung memasang ekspresi wajah dengan mata melotot.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!