5

Malam ini terasa sangat berbeda bagi Devano. Karena untuk pertama kalinya ia bersedia bertemu dengan gadis yang hendak dijodohkan kakek Seno dengannya.

Dengan balutan jas mahal yang melekat pas di tubuhnya, Devano tampak berjalan keluar dari kamarnya.

"Mari kita lihat, seperti apa gadis itu," lirihnya memasuki mobil mewahnya

***

Mobil yang di supiri oleh supir Hana–pak Adi, telah tiba di sebuah restoran ternama di ibukota.

Setelah membukakan pintu dan memastikan Zara keluar dengan selamat, pak Adi bergegas kembali ke mobil untuk memarkirkan mobilnya.

Zara menatap bagunan dua lantai di hadapannya. Hatinya sedikit bimbang, memilih antara masuk ke dalam atau kembali ke kosan. Tetapi teringat Hana yang menggantungkan nasib padanya, membuat Zara akhirnya melangkah masuk dengan ragu.

Pintu di buka dari dalam, sapaan ramah dari karyawan disana membuat Zara sedikit tenang.

"Selamat malam Nona, ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu waitress yang melihat Zara tampak kebingungan.

"Meja reservasi atas nama Devano Abraham, di mana ya?"

Waitress itu mengangguk paham, "Meja atas nama tuan Devano Abraham ada di sebelah sana." Tunjuknya pada salah satu ruangan VIP, "mari saya antar,"

Zara mengangguk, mengikutinya dengan ragu. Semakin dekat dengan ruangan yang ditunjuk, jantungnya semakin berdetak lebih cepat.

Setelah waitress mengetuk dan membuka pintu, Zara dipersilahkan untuk segera masuk sebab Devano sudah datang lebih dulu.

Pintu telah kembali di tutup, Zara melangkah mendekati Devano yang duduk membelakanginya.

"Sudah datang rupanya? " Suara serak dan berat dari Devano membuat Zara bergidik ngeri, terlebih pria itu perlahan beranjak dari duduknya dan menoleh ke arahnya.

Mata Zara melotot, degupan jantungnya kembali berdetak dengan cepat setelah menatap lekat wajah pria di hadapannya saat ini.

Dia adalah pria yang mobilnya sempat ia tabrak. Zara ingin menghindari pria itu, tetapi takdir seolah mempermainkan dirinya dengan mempertemukan kembali dengannya.

Sementara itu, Devano tampak memicingkan matanya, ia merasa tak asing dengan wajah wanita di hadapannya. Lama ia berpikir hingga suara Zara membuyarkan lamunannya.

"Hai, saya Hana," sapa Zara tentu dengan menyebutkan nama palsunya

"Tunggu! Apa kita pernah bertemu?" tanya Devano. Pria itu bahkan tidak mempersilahkan Zara untuk duduk. Mereka tetap berdiri dan saling berhadapan.

"Ma-maksud Anda apa ya? Ki-kita baru saja bertemu lo," ungkap Zara dengan terbata-bata

Devano semakin curiga, terlebih suara itu kembali terngiang di kepalanya. Ya, Devano baru tersadar, jika suara gadis di hadapannya saat ini, sama persis seperti suara gadis yang pernah membuat masalah dengannya beberapa hari yang lalu.

Devano merogoh ponsel di saku jasnya. Mengulir benda pintar itu untuk mencari sesuatu.

Ketemu!

Tampak sebuah foto seorang gadis, tengah tersenyum paksa sembari memegangi motornya.

Devano mulai membandingkan antara gadis yang ada foto dengan gadis yang ada di hadapannya. Dari segi wajah, keduanya bisa dikatakan mirip, yang membedakan hanyalah penampilan culun gadis itu.

Namun, Devano tak ingin terkecoh, ia segera menyambar kacamata yang di pakai Zara, membuat gadis itu terkesiap.

"Apa yang anda lakukan! " pekik Zara marah

"Kamu… , kamu Zara kan. Cewek yang kemarin nabrak mobil saya?" tunjuk Devano tepat di depan wajah Zara.

Sial! Zara ketahuan.

"Bu-bukan, saya Hana. Gadis yang akan dijodohkan dengan anda," jelas Zara

Devano menggeleng pelan, sembari tersenyum sinis, "Jangan membohongi saya. Kamu lupa, kalau saya punya foto jelek kamu, hem?" tanya Devano, pria itu bahkan langsung menyodorkan yang menampilkan wajah Zara tepan dihadapannya.

Zara tampak tersenyum canggung, "O-om tahu aja sih. Maafin saya ya om," lirihnya.

Zara sudah tidak bisa lagi untuk berbohong, sebab semakin lama ia berbohong, maka semakin banyak pula permasalahan yang akan datang.

Kegarangan Zara yang selalu ia agungkan, kini tiba-tiba saja luntur ketika Devano ternyata mengenali dirinya.

"Om-om…, Kapan saya nikah sama tante kamu?, Pantas saja kamu tabrak mobil saya, rupanya mata kamu benar-benar rabun," sindirnya mampu membuat mata Zara melotot sejenak.

***

Suasana mendadak hening, setelah beberapa menit yang lalu Zara terus meminta maaf pada Devano, sedangkan Devano sendiri tampak acuh. Kini keduanya telah duduk dengan saling berhadapan. Zara tampak meremas jari-jemarinya di bawah kolong meja.

"Sedang apa kamu disini? " tanya Devano dingin.

"M-mau menemui ka-kamu," cicit Zara gugup

"Ck, saya disini mau ketemu cewek yang mau dijodohin sama saya, lah kamu ngapain menemui saya, mau bayar hutang?" sindir Devano

"Saya Hana om." Zara segera membekap mulutnya yang dengan lancang memanggil Devano dengan sebutan om.

Zara juga lupa bahwa Devano sudah mengenali dirinya sebagai Zara, bukan Hana. Lalu kenapa dirinya masih mengatakan jika dirinya sebagai Hana, pasti Devano tidak akan percaya.

"Kamu itu Zara, Zara Adisti, Bukan Hana. Kamu pikir saya tidak tahu wajah Hana seperti apa, jadi berhenti berpura-pura dan katakan yang sebenarnya!"

Memang, setelah mendengar saran dari Tiara, Devano dengan cepat mencari informasi mengenai gadis yang akan dijodohkan dengannya. Sehingga Devano dapat mengenali Hana meskipun keduanya belum pernah bertemu.

Zara menyerah, mau tak mau gadis itu akhirnya mengakui semuanya. Gadis itu mulai menceritakan, dari awal hubungannya dengan Hana, hingga ia bisa berada disini menemui Devano.

Senyum menyeringai tergambar jelas di wajah tampan Devano, membuat Zara yang baru saja selesai bercerita menjadi kebingungan.

"Ini nggak bisa dibiarkan! Kamu sudah membohongi saya, dan saya akan melaporkan kamu ke polisi dengan pasal berlapis. Yang pertama, karena kamu sudah menabrak mobil saya tanpa ganti rugi, dan yang kedua, karena kamu sudah berani menipu saya. Siap siap saja, kamu akan mendekam dipenjara!" Devano tersenyum miring kearah Zara

Wajah Zara tampak pias. Ia yang biasanya selalu tampak berani dan kuat di depan semua orang, saat ini bagaikan kerupuk tersiram air.

"Ya nggak bisa gitu lah. Saya kan sudah kasih nomor telepon saya ke kamu, salah sendiri nggak langsung telpon. Dan yang kedua, semua sudah jelas, saya sudah bicara jujur sama kamu. Tapi kenapa kamu malah memperpanjang masalah sih. Dasar om-om gila!" pekik Zara

"Kenapa? Nggak terima?, atau… , saya ada penawaran terbaik buat kamu," lirihnya penuh penekanan, kini saatnya Devano melancarkan aksinya.

"Penawaran? Penawaran apa? " tanya Zara tanpa basa-basi, bahkan Zara langsung memajukan wajahnya penasaran.

Senyum mengembang tampak dari bibir Devano, inilah yang ia harapkan, "Kamu jadi kekasih kontrak saya, dan saya anggap semua masalah beres."

"What!" pekik Zara

Bersambung

Hai, kembali lagi dengan Nad di sini 🤗🤗

Gimana kabar kalian? semoga sehat di manapun kalian berada ya😉

Jangan lupa like, komen, dan vote juga yah🥰🥰

Ah iya, jangan lupa di subscribe supaya bisa tahu kalau Nad upload bab baru ya😍

Salam sayang untuk kalian semua 💕💕💕

Terpopuler

Comments

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

semoga dari kontrak akan menjadi beneran nntinya.

2023-10-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!