Istri Untuk Ayahku
David tidak pernah berpikir bahwa hidupnya akan berubah menjadi kisah cinta yang tak terduga. Baginya, Hidup adalah tentang tanggung jawabnya sebagai seorang ayah, Dan itu sudah cukup berat. Pagi itu, Ia berdiri di depan cermin, Menyesuaikan dasi yang kusut, Mencoba untuk terlihat sedikit lebih rapi. Dia adalah pria yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai insinyur sipil dan perannya sebagai ayah tunggal bagi dua anaknya, Emily dan Noah.
Sejak kematian istrinya Sarah, Dalam sebuah kecelakaan mobil yang mengguncang hidupnya lima tahun lalu, David telah menjadi pilar bagi keluarganya. Sarah adalah wanita yang lembut dan penyayang, Seorang ibu yang tak tergantikan. Ia meninggalkan David dengan tanggung jawab besar untuk merawat kedua anak mereka. Awalnya, David merasa terombang-ambing dalam badai kesedihan dan kebingungan. Bagaimana dia bisa menggantikan peran yang begitu penting dalam kehidupan anak-anaknya?
Namun, David tahu bahwa ia harus bangkit. Baginya, anak-anaknya adalah cahaya yang menyinari kehidupannya. Mereka adalah motivasinya untuk terus maju. Hari ini adalah hari pertemuan dengan guru Emily dan Noah di sekolah. David sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya dan selalu hadir dalam setiap pertemuan guru. Kehadirannya yang konsisten telah membuatnya dekat dengan para guru dan staf sekolah.
Ketika David tiba di sekolah, Ia disambut oleh senyuman hangat Mrs. Anderson, Guru kelas Noah. Mrs. Anderson adalah seorang wanita yang ramah dan bijaksana, dengan pandangan yang sangat positif tentang pendidikan. Dia telah mengajar Noah selama beberapa tahun, dan hubungan mereka telah berkembang menjadi persahabatan yang dekat.
Mrs. Anderson mengajak David masuk ke ruangannya, Di mana gambar-gambar dan karya seni Noah dihiasi di dinding. Noah adalah seorang anak yang cerdas, Tetapi dia juga menghadapi beberapa tantangan dalam hal komunikasi. Meskipun begitu, David selalu mendukungnya dan mencari cara agar Noah dapat berkembang dengan baik.
Sementara David dan Mrs. Anderson duduk di meja, membicarakan perkembangan Noah, tiba-tiba terdengar suara tertawa riang dari luar. Emily, Seorang gadis berusia delapan tahun yang energetik, Berlari masuk ke ruangan. Dia memiliki senyum yang sama dengan ibunya, Dan setiap kali David melihatnya tersenyum, Rasanya seolah-olah Sarah masih ada di antara mereka.
"Emily, sayang, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya David.
Emily meraih lehernya dengan tangan dan melihat David dengan mata berkilauan.
"Pak David, Mrs. Anderson memberi saya izin untuk melihat kelas Noah!" Jawab nya.
David tersenyum pada Mrs. Anderson yang juga terlihat bahagia melihat kehadiran Emily. "Tentu, Em, tetapi jangan ganggu kelas Noah, ya?" Tanya nya pada Emily.
Emily mengangguk dan dengan cepat berlari ke Noah, Mencium pipinya dan merangkulnya. "Noah, kamu hebat! Aku lihat gambar-gambar mu, mereka sangat indah!" Ucap nya sumringah.
Noah tersenyum malu-malu dan menggerakkan bibirnya untuk mencoba berbicara, Tetapi kata-kata masih belum muncul dengan jelas. Emily memahaminya tanpa perlu kata-kata dan memeluknya lebih erat.
Momen seperti ini adalah yang membuat David merasa beruntung. Meskipun ia telah kehilangan istrinya, Ia memiliki dua anak yang mengisi kehidupannya dengan cinta dan kebahagiaan. Baginya, Emily dan Noah adalah harta yang tak ternilai.
Sementara itu, Di sudut kota yang berbeda, Seorang wanita bernama Olivia tengah bersiap-siap untuk memulai hari-hari berat nya.
Lantai kayu berderit perlahan. Itu adalah suara dari langkah kaki Mr. Jenkins, Seorang pria berusia paruh baya yang juga bekerja di perpustakaan. Mr. Jenkins adalah teman dan rekan kerja yang setia bagi Olivia. Mereka sering berbagi cerita tentang buku yang mereka baca dan bertukar rekomendasi.
"Pagi, Olivia," sapa Mr. Jenkins dengan senyuman hangat.Olivia mengangguk dan menjawab,
"Pagi, Mr. Jenkins. Ada apa hari ini?"Mr. Jenkins menunjukkan selembar surat yang tertulis tangan.
"Surat ini datang untukmu. Sepertinya ada yang ingin berbicara denganmu."
Olivia merasa penasaran dan membaca surat itu. Surat itu berasal dari sekolah Emily dan Noah, Yang meminta Olivia untuk menghadiri pertemuan Guru, Anak, Juga Orang tua. Ia mengernyitkan dahi, Mencoba mengingat apakah ada hal khusus yang perlu dibahas.
"Sekolah Emily dan Noah ingin saya hadir di pertemuan Guru, Anak, Juga Orang tua. Aneh, saya tidak tahu ada apa-apa yang perlu dibahas." Ia mengerutkan dahinya heran.
Mr. Jenkins mengangguk.
"Mungkin mereka ingin mengucapkan terima kasih atas kontribusi kamu di perpustakaan. Kamu telah memberi anak-anak itu banyak buku bagus selama beberapa tahun terakhir." Ucap nya.
Namun, Olivia masih tidak mengerti. Mengapa ia harus tetap datang? Bukan kah ini tidak ada hubungan nya dengan nya?
"Tapi Mr. Jenkins kenapa saya harus datang ke sana? Lagipula saya bukan siapa siapa bagi mereka berdua. Juga saya bukan orang terdekat dengan ."Ucap nya pada Mr. Jenkins.
Ia hanya tersenyum tipis lalu berkata kembali dengan nada yang cukup halus.
"Bukan kah itu tidak masalah Oliv? Lagi pula mereka terlihat sangat nyaman saat berada di dekatmu. Harus nya kamu juga menyadari hal itu. Itu kan sudah terjadi cukup lama."
"Dan juga, Mereka berdua terlihat sangat nyaman saat bersamamu." Sambung nya.
Jika di pikirkan kembali, Ucapan Mr. Jenkins ada benar nya juga. Tidak ada yang salah dengan hal itu, Bahkan Oliv hanya lupa menyadarinya saja.
Dan tidak ada salah nya juga dia datang ke sana. Toh ini undangan juga, Nggak enak aja gitu kalo sampai nggak dateng.
"Baiklah saya akan menghadirinya. Karena ini undangan jadi saya akan hadir di sana. Tapi, Jika saya pergi ke sana siapa yang akan membantu mu untuk mengurus perpustakaan?" Tanya Oliv padanya.
"Dengar Oliv, Saya tidak setua yang kamu bayangkan. Bahkan saya masih mampu untuk berlari maraton jika perlu. Tenang saja, Saya juga bisa menghandle semua nya sendiri. Kamu tidak perlu khawatir soal itu." Ucap nya yang tengah mencoba untuk menyakinkan Olivia.
"Saya tidak meremehkan mu Mr.Jenkins saya hanya takut kamu akan kelelahan jika melakukan nya sendiri. Lagipula, Kita kan biasa nya melakukan hal itu secara bersama-sama." Mr. Jenkins hanya tersenyum dan menggelengkan kepala nya perlahan.
"Dengarkan saya baik-baik Oliv, Mereka mengundang mu dan mungkin mereka juga mengharapkan kehadiranmu di sana. Saya sudah bilang padamu untuk tidak khawatir, Jika memang kamu mempercayai saya sepenuh nya, Tolong hadir lah agar mereka berdua bahagia dan tidak merasa kecewa." Jelas nya dengan panjang lebar.
Olivia hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya perlahan, Tanda bahwa ia mengerti dengan apa yang Mr. Jenkins Katakan juga minta pada nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments