ku serahkan semua pada tuhan

Rasa gusar dan khawatir membuat ku semakin tak menentu,,

maklum ini anak pertama ku,, pengalaman pertama aku menjadi seorang ibu.

Kulihat jam dinding di kamar sudah menunjukan pukul 14.30 sore

"kenapa suami ku belum juga pulang biasa nya jam 14.00 dia sudah di rumah kenapa ini belum juga pulang,, tanya ku sendiri dalam hati

"ma,, mama lihat mas Diki gak,, apa dia belum pulang,, kok tumben ya agak lama"

"namanya juga orang kerja,, ya pasti ada telat nya,, ngapain sih di fikirkan nanti juga pulang,, mungkin buah nya banyak" kata mertua ku masabodoh

Ya suami ku diki adalah seorang pekerja pemanen kelapa sawit di tempat orang pribadi,, memang uang yang di dapatkan nya setiap hari sehabis selesai ia memanen kan pohon sawit orang upah nya langsung di bayar sore nya,, namun gaji sebagai pemanen kelapa sawit milik pribadi itu tak seberapa

terkadang hanya dapat 150.000 itu pun uang harus di bagi bagi

sebagian aku gunakan untuk Pampers anak,, sebagian untuk susunya sebagian kadang aku belanjakan sayur mayur untuk makanan sehari hari,, terkadang cukup memang tapi tak jarang juga uang itu kurang..

parah nya yang membuat ku kadang malu sendiri,, yaitu sikap mertua ku terhadap tamu yang datang entah sekedar silaturahmi atau ingin melihat bayi ku.

Pernah sekali ketika orang,, menanyakan perihal pekerjaan suami ku yang kadang juga memanen kan kebun sawit milik nya,,

"enak ya buk,, punya sawit di panen kan SMA anak sendiri jadi kita kasih uang nya gak usah ke orang,, tapi ke anak seenggaknya bisa bantu ekonomi anak buat beli susu cucu ya kan"

"alah kenapa harus di kasih upah,, toh dia juga masih numpang sama orang tuanya makan minum masih di tanggung orang tua"

kata mertua ku dengan nada ketus

ya Allah kenapa sebegitu nya mertua ku kepada kami,, mengapa semua perjuangan dan perbuatan ku selama ini tidak di lihat nya,,, untuk urusan beres beres ruma aku yang mengerjakan tapi dia yang mengakui

belum ini,, apa ini bukan kah aku juga ikut membantu untuk keperluan dapur,, bukan kah aku yang sering beli sayur,, bukan kah aku yang sering membeli bumbu jika habis..

mengapa Setega itu dia berkata kepada orang

Rasanya aku tak tahan dengan semua sikap mertua juga tetangga ku,, ingin rasanya aku pulang kerumah orang tua ku tetapi suami ku tak pernah mau jika di ajak tinggal di rumah orang tua ku dengan alasan di sana susah cari kerja

"oowweekkk,,,, oowweeekkk"

tangisan anak ku membuyarkan lamunan ku,, segera ku lap air mata ku dan ku angkat anakku dari buaiyan

"neng,,neng itu anak nya nangis jangan tidur aja coba ini sudah sore"

"iya ma" kataku dalam kamar

Ya aku memang jarang sekali keluar dari kamar,, bahkan untuk makan saya aku lebih suka membawa nya ke kamar,,

bukan tanpa sebab aku hanya malas jika harus bertemu dengan ibu ibu pengosip.

Jam 14.30 adalah waktu di mana ibu ibu mulai datang ke rumah mertua ku untuk bergosip,, mungkin karena lokasi nya cukup bagus untuk bergosip.

Di depan rumah mertua ku tumbuh sebatang pohon mangga besar yang cukup rindang dan di bawahnya di buat kursi kursi untuk bersantai,, tak jarang juga di gunakan untuk ibu ibu bergosip..

***

" assalamualaikum"

Terdengar suara laki laki yang sangat ku kenal masuk kedalam rumah,, buru buru ku buka pintu kamar untu melihat siapa yang datang

" mas mas sudah pulang"

sambil menggandeng nya menuntun ke kamar kami

"iya tadi buah nya lumayan banyak"

Kemudian setelah suami ku masuk ke kamar melihat putra ku yang tertidur aku membuat kan secangkir kopi untuknya di dapur..

"Mas dari tadi adek nangis terus mas,, tidur nya juga gak nyenyak kayak biasanya kadang bangun nangis terus tidur lagi,, mungkin karena habis di suntik jadi agak anget"

" ya maklum lah nama nya anak abis suntuk pasti rewel nduk" kata suami ku sambil meneguk secangkir kopi di tangan nya,,

"mas aku mau ngomong serius sama kamu"

"apa lagi sih orang baru juga pulang kerja aku capek,,, aku mandi dulu,, nanti tunggu aku selesai mandi baru ngomong"

kata suami ku sambil mengambil handuk lalu menuju kamar mandi..

***

"Apa yang mau di bahas,, kalau Sola mama aku gak mau ya nduk,, kenapa sih kamu selalu aja jelekin mama aku,, anak mana yang akan terima ketika orang tua nya di jelekan"

" lalu bagai mana aku mas,, apa kamu terima aku di jelekan di depan orang sama orang tua mu"

suami ku tak menjawab perkataan ku ia hanya sibuk mengambil pakaian dan mengenakannya

"belum lagi kalau aku masak mas,, pagi aku masak siang sudah abis,, apalagi tadi,, aku belum ada makan mas cuman pagi,, anak mu nangis terus,, aku sampe gak sempet makan,, dan di saat aku mau makan aku lihat lauk di dapur udah abis"

"cuman perkara sayur kamu marah,, kamu gak terima makanan yang kamu beli dan kamu masak sendiri di makan keluarga ku,, kamu mau perhitungan nduk" bentak suami ku yang mulai meninggi kan bicaranya

"bukan aku perhitungan mas,, seharusnya kayak mamah berfikir lah di sini ada aku yang sedari tadi sibuk ngurusin Arkan,, seharusnya inisiatif kek,, sisain gitu buat aku,, aku tau keluarga kamu banyak tapi tadi aku masak juga lumayan banyak mas,, masa satu kuali besar gak cukup buat kita ber7"

"Udah lah gak usah,, di bahas lagi aku capek"

"bukan aku mau bahas mas,, setidaknya tolong hargai aku di sini,, aku juga menantu nya istri dari anak nya,, apa gak bisa dia hargai aku mas"

" belum lagi soal masakan bukanya tadi aku masak lumayan banyak Lo mas,, aku bikin SOP ayam nya aja 1 kilo belum Ketang,, wortel dan lainya, masak gak cukup setidaknya sampai siang gitu"

"ini kamu beli saja sana sayur di luar kamu beli bila perlu sebakul nya,, abisin sendiri makan sendiri" sambil menyodorkan uang 150.000 ke depan muka ku

Aku menangis meratapi nasib yang ku alami,,

Sambil terus mengayun putra kecil ku,, rasanya tak mampu lagi ku bendung air mataku,,

entah sudah berapa kali aku menangis dan entah sudah berapa kali kami ribut perkara mertua ku

ya Allah aku capek dengan pernikahan ini,, mengapa tidak ada yang bisa menenangkan kan ku,, mengapa tidak ada yang bisa merangkul ku,, dan mengapa mereka hanya bisa menghakimi ku..

"oowweekkk,, oowweeekkk"

lagi lagi terdengar suara tangisan anak ku yang menambah beban pikiran dan mental ku

"aarrrggghhh"

pekik ku yang tak tahan dengan semua ini

Air mata yang bercucuran tak mampu lagi ku bendung,, rasa lelah letih bercampur menjadi satu ingin rasanya aku mengadu kepada orang tua ku tapi aku juga tak mau membuatnya khawatir,,

"kamu kenapa teriak teriak,, gak tau magrib apa,, nanti kalo di dengar mama sama papa gimana apa gak malu kamu magrib magrib teriak teriak gak jelas"

celoteh suami ku yang membuat tangis ku makin menjadi..

"kamu ya mas bukanya ngehibur aku malah bikin aku makin stress"

kataku kepadanya,, tapi bukannya membalas dia malah asyik main hp sambil rebahan di kasur,, bukanya membantu ku untuk menenangkan Arkan yang sedari tadi menangis

"ini Arkan aku mau solat dulu"

ku tidurkan anakku yang masih menangis di samping suami ku,,

"eh nduk gimana ini,, kan kamu tau aku gak bisa gendong bayi"

"makanya belajar jangan bisa nya buat aja ngurusin gak bisa" kata ku sambil terus melangkah ke dapur untuk berwudhu

"mah mah ini Arkan nangis terus aku gak bisa gendong nya aku masih takut pekik suamiku memanggil ibu nya"

"iya iya tunggu bentar ibu abis mandi tadi,, abis masak karena istri mu gak masak itu tadi,, emang di fikir kita gak laper apa ya,, kok bisa bisa nya dia gak mikirin kita"

"mungkin dia sibuk dengan Arkan Bu,, kan ibu tau dari tadi Arkan rewel gak bisa diem"

"alah alasan aja nya itu istri mu,, sini ibu gendong kamu sekalian bikini susu nya siapa tau dia haus"

Ingin sekali kukatakan kepada suami ku bahwa tadi anaknya muntah muntah gara gara di paksakan meminum susu dari ibu nya,, tapi dari pada aku yang di omelin udah lah biar,, toh buat dia ibunya selalu benar

***

Ya Allah ku serahkan semua hidup ku pada mu,, jujur terkadang aku lelah,, aku tak mampu menahan semua cobaan dan ujian yang kau beri,, seakan akan hidup ku tak ada pelangi nya

Ya Allah aku lelah dengan sikap mertua ku terhadap ku,, aku lelah dengan semua fitnahan fitnahan yang iya lontarkan kepada ku

Ya Allah aku juga lelah dengan sikap suami ku yang bukan membela ku malah ikut serta menyalahkan ku

Belum lagi ya Allah aku lelah dengan pandangan semua orang kepada ku

Rasanya aku lelah ya Allah..

Dalam doa ku yang tak terasa air mata pun jatuh dengan nya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!