entah sudah berapa banyak orang yang percaya dengan perkataan mertuaku tentang diriku sehingga setiap aku keluar rumah begitu banyak mata yang memandang ku aneh dan mulut yang berbisik menceritai ku,,
Hari ini adalah hari pertama aku mengantar kan anak ku ke posyandu,, seperti balita pada umum nya anak ku juga aku ikutkan posyandu untuk memastikan agar ia tetap sehat dan tak mudah terkena penyakit,,
Sebelum berangkat tak lupa ku bawakan susu supaya anakku tak kehausan dan menangis nantinya
Setelah selesai aku pun berangkat bersama mertua ku karena ia juga memeriksa anak nya yang masih berusia 1 tahun
Sesampainya di puskesmas tak lupa aku mendaftar kan nama anakku kepada bidan karena ini adalah hari pertama nya posyandu
sambil menunggu antrean ku pandangi sekeliling orang di puskesmas,, entah apa yang sedang mereka bicarakan mengapa mereka memandang ku dengan wajah sinis,, ingin sekali aku menyapa mereka tapi aku takut.
takut takut kalau mertua ku sudah berkata yang tidak tidak pada mereka,, karena seperti biasa mertua ku senang sekali mengatai ku di depan orang-orang tentang diriku yang tidak-tidak
Setelah nama anakku di panggil aku pun maju ke depan menemui bidan untuk memeriksa kan anak ku dan suntik dpt pertama pada balita,, sambil ku gendong buah hati ku, ku perhatikan mertua ku yang sedang asyik bercerita dengan ibu ibu lain nya.
Ya Allah sebenarnya apa sih yang sedang mertua ku katakan mengapa mereka memandangiku dengan tatapan aneh,, sebenarnya apa lagi yang mertuaku katakan untuk menjelekan ku,, mengapa perasaan ku kian tak menentu,,
"buk ibuk,, anaknya" perkataan bidan yang membuyarkan lamunanku
"astaghfirullah" hampir saja aku menjatuhkan anak yang sedang ku gendong,,
ya Allah kenapa aku bisa seceroboh ini,, saking fokusnya aku memikirkan apa yang sedang mertua ku bicarakan dengan orang orang sampai membuat ku tanpa sadar melemas kan tangan ku yang hampir saja membuat anak ku sendiri jatuh..
Setelah selesai aku pun kembali duduk dan menunggu mertua ku memeriksakan anaknya,,
entah aku terlalu insekyur atau aku yang tak mau kalau kalau mereka mengatakan yang tidak tidak di depan ku langsung yang jelas selama ini aku jarang sekali berbaur bersama tetangga tetangga baik yang satu RT atau yg hanya satu desa..
karena jujur aku takut,,
takut kalau kalau ada perkataan buruk lagi yang kudengar..
entah sudah berapa perkataan buruk yang mereka lontarkan kepada ku hingga membuat ku menjadi menjaga jarak dengan Tetangga..
Tiba tiba seseorang ibu yang usianya mungkin lebih tua dari ku hanya beberapa tahun saja datang menghampiri ku,,
"kenapa MBK kok dari tadi melamun aja,, gak berbaur dengan lain nya"
"eh,,eum. Gak papa" kata ku yang masih bingung
"lagi banyak masalah ya,, sampe anak mau jatuh aja gak kerasa" katanya
ku balas perkataan ibu itu hanya dengan sebuah senyum tipis,, takut takut kalau aku salah bicara..
"embak mah enak ya,, lahiran Deket mertua, mana mertua nya sayang lagi sama MBK nya,, semuanya mertua yang bantu terus mertua MBK juga kan orang nya pendiam yakan gak banyak omong,, coba kalo kaya mertua saya MBK,, aduh cerewet nya minta ampun"
lagi lagi aku hanya senyum sambil berkata dalam hati sendiri.
duh duh enak bener ngomongnya,, tau dari mana sih mertua ku diem,, emang situ yang tinggal sama mertua saya,, emang situ yang jadi mantu nya,, enggak pernah aja ngerasain gimana jadi saya..
lagi hamil besar masih beres beres rumah semua saya yang kerjakan dari mulai masak nyapu ngepel bahkan memberikan kamar mandi pun saya,, sampai pernah terpeleset di kamar mandi,, untung anak saya tidak kenapa Napa waktu masih dalam kandungan..
belum lagi dengan kebiasaan nya yang selalu menjelekan ku di depan para tetangga dan juga perlakuan kepada ku
Mereka hanya lah orang luar yang tak sengaja melihat dan mendengar kan tetang diriku dari luar tapi sudah seperti tau jelas tetang diriku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments