"ing..nge"panggil nilam walaupun dia pernah membenci Inggrid mungkin memang ini yang terbaik"aku ikhlas ya allaah"ujarnya dalam hati.
"ya aku disini"ucap inggrid yang sedari tadi hanya diam melihat pernyataan cinta Abra untuk nilam.cemburu itu yang dia rasakan.melihat begitu besar cinta Abra untuk istrinya.
Abra tidak bergeser sedikit pun dia duduk di samping ranjang sambil memegang tangan sang istri tercinta.
"m..m..mas"panggil nya lagi
"ya mas disini sayang"jawabnya sambil mencium tangan sang istri.
"mas mau ka..bulin pe permintaan aku"tanya nya dengan suara yang sudah berat sesak dadanya melepaskan abra suami tercinta namun hidup orang tersayang harus terus berjalan dia memikirkan anak² dan suaminya.
'andaikan kamu inge tidak meminta mas abra seperti waktu di butik mungkin aku akan benar-benar aikhlas menyerahkan mas abra kepadamu,karena aku sempat memikirkan itu,tapi saat kamu mengatakan kalo kamu mencintai suamiku kamu memintanya kepadaku, walaupun sakit mengetahui kenyataan mempunyai sahabat seperti mu,mungkin ini lebih baik'gumam nya dalam hati matanya masih terus menatap abra.
"ya pasti apapun untukmu sayang mas kabulkan makanya semangat sembuh.apa bidadari surga ku ini sudah tidak mau mengurus mas lagi makanya ga mau bangun"suara ayah Abra tercekat.
pundak ayah Abra di elus oleh abi untuk menguatkan ayahnya
papa satria melipir keluar untuk menelepon seseorang.
Tut..Tut..Tut..
"..."
"pulanglah hari ini"ujar papa satria
"...."
"nanti papa jelaskan"
"....."
"hari ini"pinta lagi.
"..."
"papa tunggu"
*kembali ke ruangan..
"m..mas me..nikahlah dengan ing..Inge a..aaku"ujarnya Lirih sambil memejamkan matanya sakit sekali untuk mengatakanya.
"sayang"cicit Abra
"m menikahlah dengan Inge anak² kita masih mem m butuhkan seorang ibu.
menikahlah,menualah bersama,agar Inggrid tidak kesepian di masa tuanya biar anak² mempunyai seorang ibu lagi m mm as."pintanya dengan suara yang sudah tercekat dan tersengal menarik tangan Inggrid dan menyatukan dengan tangan Abra di bawah tanganya.
"sayang apa yang kamu katakan kamu akan sembuh dan kita akan bersama² kamu sudah berjanji padaku kita akan berkeliling dunia hanya berdua"ujar ayah Abra dia tidak ingin memenuhi permintaan istri tercinta nya.
bunda Nilam hanya menggelengkan kepalanya dengan meneteskan air mata.
"bunda,bunda akan sembuh kita akan keluar negri kita akan berobat bunda harus semangat cucu bunda laki² apa bunda tidak ingin melihatnya"ucap Abi mengelus perut istrinya. Nilam tersenyum melihat ke arah dian yang sedang menangis.dian mendekati mertuanya.
Nilam mengelus perut dian.
"Nil hei kamu akan baik² saja kita akan berkumpul seperti dulu"ucap mama sinta.
"berjanjilah untuk menikah dengan Inggrid ini permintaan terakhir ku"ucap nya lirih.namun abra bergeming tak menjawab dia memilih diam.
"Maaaas" ucapnya lagi dengan mata yang sudah sayu nafasnya pun sudah berat.
ayah Abra menoleh ke Abi ke Dian dan ke sinta,dia bingung harus jawab apa karena dia sama sekali tidak mempunyai perasaan ke inggrid.hanya sebatas sahabat dan saudara.
"m..m..Maas.."panggilnya lirih.
"iya sayang mas janji akan menikahi Inggrid.mas sangat mencintai mu sayang,sangat ini bukti cinta mas sama kamu menuruti mengabulkan permintaan kamu apa bahagia sekarang Hem?"ujar ayah Abra berani berjanji karena Abi mengisyaratkan untuk memenuhi permintaan sang bunda.
Bunda nilam yang mendengar janji sang suami memejamkan matanya air matanya mengalir deras nafasnya sesak melihat seutas senyum di bibir inggrid.'apakah ini yang terbaik untuk anaknya'pikirnya
Bunda nilam beristighfar terus meyakinkan diri dan mengatakan ikhlas ya robb aku harus ikhlas ujarnya dalam hati.
dan seulas senyum paksa terlihat di bibir sang bunda.
"terima kasih sayang,aku juga sangat mencintaimu,maafkan aku belum jadi istri yang baik untuk mu, ridhoi aku maafkan semua kesalahan ku..aku titipkan anak² jaga mereka sayangi mereka sayang sampaikan salam ku untuk arya aku sangat menyayangi nya menyayangi anak² ku abang jaga adik² mu untuk bunda nak"ucapnya dengan nafas yang sudah tercekat.dengan tangan yang terus di genggam oleh abra yang berkali² mencium tangan nilam.
"Abang akan menjaga dan menyayangi adik² abang bunda jangan khawatir"ucap abi nilam tersenyum bangga anak²nya selama ini saling menyayangi.
Abi memeluk Dian yang menangis tersedu dan Sinta pun menangis di pelukan satria sedangkan Inggrid hanya diam tak bergerak di samping ranjang sebelah kiri ntah apa yang ia pikirkan.
"mas ridho mas ikhlas kamu istri terbaik sayang mas sudah memaafkan mu mas akan jaga anak²"ayah Abra mengatakan itu karena sudah merasakan kalo waktunya tidak lama lagi.bunda tersenyum "mas adalah ayah terbaik terimakasih"ucap nilam
"assalamu ..... bundaaa"..cicit Alea seketika menangis menghampiri sang bunda,yang baru saja datang bersama zian.
sang bunda tersenyum melihat putri satu²nya.
"jaga diri baik² sayang,maafkan bunda nak yang akur sama ab...aa.... Allaahh"berbarengan dengan suara Elektrokardiogram 'tuuuuuuuuuttttttttt' nilam memejamkan matanya tangan yang berada di genggaman Abra pun merenggang.
"bundaaaaa"teriak alea di pelukan sang ayah,zian berlari memanggil dokter..
"nilaam"panggil Inggrid.
"sayang Nilam"ucap mama Sinta tersedu
"bundaaa"Diandra menangis di pelukan Abi.
"bundaaaa bangun bundaa jangan tinggalin adek bundaaaa hiks..hiks bunda bangun"teriak alea dia meronta di pelukan ayahnya.
dia tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa bunda nya nanti dia belum siap.kedekatan anak² dengan bundanya bukan hanya sebagai ibu dan anak bahkan seperti kakak dan adik seperti sahabat selama ini mereka mempunyai jargon 'kita bestie' kemana pun berdua, tempat curhat nya sebelum tidur berbagi cerita setiap malam.setelah ini apa yang terjadi alea meraung di samping ranjang bundanya dengan di peluk ayahnya.
Abra dan Abi menangis dalam diam karena menenangkan orang² tersayang.
dokter pun datang dan memastikan.
"innalilahi wa innailaihi rojiun pasien telah meninggal pak Abra mohon maaf kemampuan kami hanya sampai disini"ucap sang dokter.
"bundaaaa adek mohon banguun bunda jangan tinggalin adek bunda,bunda ga sayang sama adek, bunda bangun adek sama siapa nanti bunda adek mohon jangan tinggalin adek" suaranya kencang kata²nya membuat semua yang mendengar teriris dia meronta di pelukan ayah Abra.
"sayang bunda udah ga sakit lagi,adek harus ikhlas bunda udah bahagia sayang"ucap ayah Abra menenangkan si bungsu.
"bunda adek mohon banguun jangan tinggalin adek,bunda ikut bunda adek iku...uut"dan suara Alea pun menghilang bersamaan dengan melemahnya tubuh mungil itu yang mulai tak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments