Tak terasa sebulan telah berlalu, kini Agita menerima gaji pertamanya bekerja di restoran, meskipun tidak terlalu besar tetapi Agita tetap bersyukur. Setelah menerima gajinya, Agita segera kembali ke rumahnya. sebelum tiba di rumah, Agita membeli makanan kesukaan ibunya dan juga adiknya Zio.
Agita bahagia di saat menerima gaji pertamanya tapi tidak dengan Angga, waktu yang di tentukan oleh maminya hanya tinggal 3 hari lagi, jika Angga tidak membawa calon istrinya maka maminya sendirilah yang mencari calon istri untuk Angga, Angga benar-benar frustasi dengan permintaan maminya, ia mencoba membujuk kekasihnya Alisa agar untuk siap menikah dengannya, Alisa masih dengan pendiriannya, ia ingin mengejar karirnya sebagai model yang saat ini namanya sedang menjulang tinggi, Alisa tidak akan menyia-nyiakan kerja kerasnya hanya dengan menikah dengan Angga.
kini Agita telah sampai di rumahnya. “assalamualaikum bu, Agita pulang”, Agita melangkahkan kakinya untuk masuk, “Bu..., Zio...”, panggil Agita, ia masuk mencari Ibu dan adiknya Zio, ia tak menemukan mereka, “lebih baik aku mandi dulu, nanti kalau ibu dan zio tiba, ia akan menanyakan kemana mereka pergi, Agita meletakan makanan di atas meja, ia beralan menuju kamarnya. Tak berapa lama Agita masuk untuk mandi, Zio dan ibunya sampai. “sepertinya kakakmu sudah pulang, segera pergi membersihkan tubuhmu abis itu kita makan malam bersama”, ucap ibu Agita kepada Zio adiknya.
“baik bu”. Beberapa menit kemudian Agita keluar dari kamarnya menuju meja makan, di sana terlihat sudah ada adiknya dan juga ibunya, “kalian tadi kemana bu?”.
“tadi ibu keluar jalan-jalan sama Zio, nak”.Agita mengangguk begitu saja, sedangkan Zio menatap ibunya penuh tanya, melihat tatapan Zio ibunya hanya menggeleng-gelengkan kepala, agar Zio tidak memberitahukan apa yang terjadi sebenarnya ke Agita.
“bu Agita membelikan makanan kesukaan ibu sama Zio, di makan ya bu, ini adalah gaji hasil kerja Agit yang pertama bu”.
“maafkan ibu nak, seharusnya di umurmu yang masih belia, kamu menikmati masa remajamu bersama dengan teman-temanmu, tapi kamu sudah harus menjadi tulang punggung keluarga, ibu minta maaf” batin ibu Agita, melihat putri bungsunya yang harus menanggung semua tanggung jawab yang ayahnya lakukan dulu. Tak bisa di bendung lagi air mata ibu Agita menetes di kedua pipinya, Agit yang melihat ibunya tiba-tiba menangis, beranjak dari tempat duduknya dan mendekati ibunya. “ibu kenapa”, tanya agit pada ibunya yang tiba-tiba menangis. “tidak apa-apa nak, ibu hanya teringat dengan Alm. Ayahmu, maafkan ibu yang tidak bisa membantumu”. Ucap ibu agita sambil mengusap puncak kepala Agita.
“ibu tidak perlu minta maaf, itu sudah menjadi keputusan Gita, gita telah memilihnya bu”. Agita memeluk ibunya dengan erat, “ayo kita makan bu”, mereka melanjutkan makan malam mereka yang tertunda, setelah makan malam selesai, Agita masuk ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya di kasur tempat tidur, tanpa menunggu waktu lama Agita tertidur.
Ke esokkan paginya Agita melakukan aktivitasnya seperti biasa, ia melakukan pekerjaan dengan baik, tanpa ada celah sedikitpun, Agita sudah mulai terlihat cepat melayani para pengujung restoran, ia tak membutuhkan bantuan Gina lagi karna ia bisa melakukannya sendiri. sebelum jam makan siang, ia izin pada Gina pergi ke kantor Angga untuk mengantarkan jas yang tertumpah dengan minuman waktu itu. Agita berjalan munuju ke arah kantor Angga, sampainnya di kantor ia menuju ke meja resepsionis, “ ada yang bisa di bantu nona?”. Tanya seorang resepsionis pada Agita tag namanya adalah Lili . “saya ingin bertemu dengan tuan Angga”, jawab Agita
“sebelumnya sudah punya janji dengan beliau nona”,
“belum”,
“sebentar saya hubungi beliau dulu”, resepsionis mengakhiri panggilannya “silahkan nona beliau di lantai lima belas”.
“oh iya, terima kasih”. Agita berjalan masuk ke lift menuju ruangan Angga, tibalah ia di lantai lima belas, “maaf mba tuan Angganya ada?,” tanya Agit pada sekretaris Angga.
“beliau ada di dalam ruangannya, mari saya antar”, lusi mengantarkan Agita ke ruangan Angga, dan meninggalkan ruangan itu.
Angga yang melihat Agita datang ke tempatnya terkejut, “kamu mau ngapain kemari?”.
“jangan GR dulu, aku datang kemari hanya mengantarkan jas yang waktu dulu” Angga segera mengambil jas itu dan memeriksanya,.
Agita hendak keluar dari ruangan, langkahnya terhenti ketika mendengar Angga memanggilnya “hey gadis bodoh, kamu mau kemana?”.
“pulanglah, trus aku mau kemana lagi, dasar”.ucap agita dengan nada membantah. “ urusan kita belum selesai, jas yang kamu kembalikan aku belum puas karna masih ada noda sedikit, dan di tambah lagi jasnya sudah terlihat jelek”.
“trus, mau kamu apa ?”.
“aku akan melupakan kejadian tentang jas ini dengan satu syarat”,
“syarat ?, apa syaratnya ?".
“kamu harus menikah denganku, menjadi istri kontrakku” dengan entengnya Angga mengatakannya
“apa aku gak salah dengar?, aku gak sudi nikah dengan pria sombong, yang sukanya beradu mulut dengan wanita”. Agita pergi meninggalkan ruangan Angga. Angga yang mendengarkan ucapan Agita mengepalkan kedua tangannya, ia merasa kesal dengan gadis itu. “ Lihat saja kamu akan datang sendiri menemuiku, gadis bodoh”. Ucap Angga penuh percaya diri.
##.Setelah kalian membaca ceritaku mohon dimaklumi jika ada kesalahan dalam penulisannya.🙏🏻 Aku harap kalian menyukai ceritaku ini. 😊
#Jangan lupa Like, dan Vote ya teman-teman😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Riyan Nita
sekarang berantem bentar lagi kejar2an tuh🤭🤭
2021-07-28
0
Berdo'a saja
mau remes tuh mulut lemes Angga sayangnya cm dinovel ahhhh
2021-06-11
0
Purnama
saya suka
2021-05-23
0