Hari-hari berlalu dengan cepat sejak pertemuan magis di bawah bintang-bintang. Maya dan Rama semakin mendekat, menjalani hari-hari mereka dengan senyum di bibir dan kilau cinta di mata. Setiap momen bersama mereka terasa seperti petualangan baru yang menanti untuk dijelajahi.
Maya sering mengunjungi studio seninya di sudut kota, di mana dia menghabiskan waktu untuk menciptakan karya-karya seni indahnya. Rama, dengan kameranya yang selalu setia, kadang-kadang ikut serta, menangkap momen-momen langka di balik layar kreatif Maya.
Dalam suatu siang yang cerah, mereka berjalan-jalan di taman kota, berbicara tentang impian-impian mereka, harapan-harapan, dan rasa terima kasih yang mendalam atas pertemuan mereka. Rama mengambil tangan Maya dalam genggamannya, seakan ingin mengikatkan dirinya pada perasaan yang terus berkembang di antara mereka.
Namun, takdir memiliki cara unik untuk menguji cinta yang baru tumbuh. Maya menerima undangan untuk pameran seni kelompok yang akan diadakan di sebuah galeri bergengsi. Meskipun dia senang dengan kesempatan ini, dia merasa cemas. Pertunjukan seperti itu berarti banyak mata akan tertuju padanya dan karyanya.
Rama merasa bagaimana cemas merayap di hati Maya. Dia memeluknya erat dan berkata, "Anda adalah seorang seniman yang luar biasa, dan karya-karya Anda pantas untuk dilihat oleh semua orang. Saya akan selalu ada di samping Anda, mendukung Anda sepanjang jalan."
Kata-kata Rama menjadi obat penyembuh bagi keraguan Maya. Dengan tekad baru, dia mulai mempersiapkan karya-karya yang akan dipamerkan. Rama pun memotret setiap langkah prosesnya, menangkap ekspresi Maya yang tulus saat dia tenggelam dalam dunia seni.
Pameran seni akhirnya tiba. Galeri penuh dengan karya-karya dari berbagai seniman. Maya merasakan detak jantungnya yang cepat saat pandangan orang-orang menyapu karya-karyanya. Namun, sorotan yang paling berarti baginya adalah pandangan Rama, yang tersenyum bangga dan penuh cinta dari sudut ruangan.
Di tengah kerumunan orang, Rama berdiri di dekat salah satu lukisan Maya yang paling indah. Lukisan itu menggambarkan bintang-bintang yang berkilauan di langit malam. Dia tahu bahwa ini adalah lukisan yang Maya ciptakan dengan hati dan jiwa, dan dia merasa bangga akan bakat dan semangatnya.
Setelah pameran selesai, Maya merasa campuran perasaan gembira dan lega. Dia melangkah menuju Rama, yang berdiri dengan senyuman penuh harapannya. Mereka bertemu di tengah kerumunan, di bawah lampu-lampu galeri yang lembut.
"Bagaimana perasaan Anda?" tanya Rama dengan lembut.
Maya tersenyum dan menggenggam tangannya. "Saya merasa gembira. Dan terima kasih, karena Anda selalu ada di sini bersama saya."
Rama menatap Maya dengan penuh kasih. "Saya akan selalu ada di sini, mendukung Anda dalam setiap langkah perjalanan Anda."
Mereka saling tersenyum, merasakan bahwa cinta di antara mereka semakin dalam. Namun, kebahagiaan mereka belum diuji sepenuhnya.
Beberapa minggu kemudian, Rama menerima tawaran pekerjaan sebagai fotografer dalam sebuah ekspedisi ke luar negeri. Tawaran ini adalah kesempatan besar baginya untuk mengambil foto-foto spektakuler di tempat-tempat yang jarang terjamah. Namun, berita ini juga membawa kecemasan bagi Maya.
Mereka duduk di taman yang sama tempat mereka pertama kali bertemu. Matahari terbenam di balik cakrawala, menciptakan cahaya yang hangat di antara mereka.
"Rama," Maya berkata dengan suara lembut, "Saya senang atas kesempatan ini bagi Anda. Tapi saya juga merasa cemas tentang jarak yang akan memisahkan kita."
Rama menggenggam tangan Maya dengan lembut. "Saya tahu ini bukan hal yang mudah. Tetapi kita bisa melewati ini bersama. Jarak tidak akan mengubah perasaan kita."
Maya menatap mata Rama, mencari kepastian dalam ekspresi wajahnya. Dia tahu bahwa cinta yang mereka miliki adalah kuat, tetapi tantangan jarak adalah ujian yang sebenarnya.
Di bawah langit senja yang indah, Rama dan Maya berbicara tentang masa depan. Mereka berjanji untuk tetap terbuka dan jujur satu sama lain, dan untuk selalu mendukung mimpi masing-masing. Namun, ada ketidakpastian di udara, karena mereka tahu bahwa perjalanan yang akan datang tidak akan mudah.
Hari-hari menjelang keberangkatan Rama semakin cepat berlalu. Maya dan Rama memanfaatkan setiap momen bersama yang mereka miliki. Mereka menjelajahi kota bersama, mengunjungi tempat-tempat yang penting bagi mereka, dan menciptakan kenangan-kenangan indah yang akan membantu mereka melewati masa-masa berpisah.
Suatu pagi, mereka berdua duduk di tepi pantai yang tenang. Ombak yang lembut menyentuh pasir putih, menciptakan suara yang menenangkan. Rama mengambil tangan Maya dalam genggamannya, matanya terpaku pada horison yang luas.
"Maya," Rama berkata dengan suara lembut, "Saya tahu bahwa waktu berpisah akan datang sebentar lagi."
Maya menunduk, merasa sedih hanya mendengar kata-kata itu.
Rama mengangkat dagu Maya dengan lembut, membuatnya menatap mata penuh emosi. "Tapi saya percaya bahwa cinta kita lebih kuat dari jarak. Jarak fisik mungkin ada, tetapi hati kita akan selalu terhubung."
Tangis terbendung di mata Maya, tetapi dia berusaha untuk tetap tabah. Dia menggenggam tangan Rama dengan erat, merasakan kehangatan dan kekuatan di dalamnya.
"Saya tahu ini akan sulit," kata Maya dengan suara bergetar. "Tapi saya juga tahu bahwa Anda adalah orang yang sangat berarti bagi saya. Dan saya akan menunggu, asalkan Anda berjanji untuk kembali."
Rama menghapus air mata yang mengalir di pipi Maya dengan lembut. "Saya berjanji akan kembali. Tidak ada yang akan menghalangi saya untuk kembali pada Anda."
Mereka berciuman dengan lembut di bawah matahari pagi yang hangat. Di tengah deburan ombak dan angin laut yang lembut, mereka mengukir janji-janji cinta yang akan tetap terjaga meski jarak memisahkan.
Hari perpisahan tiba dengan cepat. Rama dan Maya berdiri di bandara, tangan mereka terjalin erat. Mata mereka terisi dengan air mata, tetapi juga dengan tekad dan kekuatan.
"Ingatlah bahwa saya selalu ada di sini, di hati Anda," kata Rama dengan suara tulus.
Maya mengangguk, tangannya tetap menggenggam erat tangan Rama. "Saya akan selalu menunggu Anda."
Mereka berpelukan dalam ciuman yang penuh makna, seakan mengunci janji cinta mereka dalam pelukan itu.
Rama mengambil langkah terakhirnya menuju pesawat, tetapi dia terus menoleh kembali pada Maya. Di antara kerumunan orang dan jarak yang memisahkan, pandangan mereka saling bertemu, mengirimkan pesan-pesan cinta yang tak terucapkan.
Maya berdiri di sana, melihat pesawat mengudara dan menghilang di langit. Dia merasa campuran perasaan sedih dan haru, tetapi juga penuh keyakinan bahwa cinta mereka akan melewati ujian jarak ini.
Hari-hari berjalan dengan lambat bagi Maya, tetapi dia terus menjalani hidupnya dengan semangat. Dia kembali ke studio seninya dan menghabiskan waktu dengan teman-teman baiknya, mencari kekuatan dari hobi dan hubungan yang ada di sekitarnya.
Sementara itu, Rama menjalani ekspedisinya dengan semangat dan dedikasi. Dia mengambil foto-foto yang menakjubkan dari tempat-tempat indah di seluruh dunia. Namun, di setiap momen tenang, pikirannya selalu kembali pada Maya.
Mereka menjaga komunikasi melalui pesan-pesan dan panggilan video, berbagi kisah-kisah harian dan menjaga api cinta mereka tetap menyala. Meskipun jarak memisahkan, mereka merasa bahwa hati mereka terhubung dengan tali yang tak terlihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
nowitsrain
Ceritanya bagus, semangat update ya ❤️
2023-09-03
1