Episode 5/ Bukan anak kandung Mama Anggun
Keesokan paginya, petaka kehidupan terjadi, Azzam yang tinggal di rumah mertua mendapatkan kabar jika Mama Tiara masuk rumah sakit. Ia yang di damping Mulan berlari dengan derai air mata menuju kamar inap Mama Tiara, namun baru saja sampai kenyataan pahit sudah terjadi.
‘’Mama ….’’ Lirih Azzam mulai meneteskan air matanya, ia tak menyangka jika orang yang membuatnya bertahan sejauh ini sudah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.
‘’Mas!’’ pekik kaget Mulan ketika tubuh sang suami langsung jatuh pingsan.
Pemakanan Mama Tiara langsung di kebumikan, Azzam tidak banyak bicara, ia sungguh terpukul dengan takdir kejam yang berpihak padanya. Mulan melirik kepada sang suami dengan perasaan iba, ia memegang jemari Azzam seakan berusaha berbicara lewat isyarat.
Azzam membalas senyum Mulan, istrinya seakan berkata [Masih ada aku, kamu jangan khawatir.]
Semua pelayat satu persatu mulai meninggalkan area pemakanan, hanya tinggal Azzam dengan Mulan.
‘’Ma, kenapa secepat ini? Kenapa Mama pergi secepat ini? Jika tidak ada Mama, Azzam tak akan mampu melewati kehidupan sulit ini seorang diri, kenapa? Bukankah baru malam kemarin, kita tertawa bersama?’’ lirih Azzam begitu pilu.
Ia melirik kepada Mulan, ‘’Lihat, Ma. Baru kemarin kita bertiga tertawa bahagia karena Azzam akhirnya menikah, Mama yang mengatakan jika Mulan akan menggantikan posisi Mama, namun tidak secepat ini Ma, tidak secepat ini!’’
Mulan hanya bisa menyeka air matanya yang terus keluar, ia mengerti bagaimana pahitnya di tinggal oleh satu-satunya orang yang di cintai. Mulan sebagai istri terus berusaha menguatkan batin sang suami, ‘’Mas, aku akan selalu ada di samping kamu. Mungkin Mama sudah pergi, namun masih ada aku. Aku akan memberikan kebahagian kepada kamu, mungkin tidak sebesar kebahagian yang di berikan oleh Mama, namun …. Kita akan melewatinya bersama-sama, Mas. Aku berjanji hanya ada kamu dan aku,’’
Azzam merasa terhibur dengan ucapan Mulan, ia tersenyum dengan memberikan anggukan, di pandang untuk terakhir kalinya batu nisan sang Mama.
‘’Ma, Azzam pulang dulu bersama Mulan.’’
…..
Azzam dan Mulan tidak langsung pulang ke rumah mereka, melainkan duduk di pantai. Ketika melihat Azzam yang hanya terdiam sembari memandang jauh ke laut lepas.
‘’Mas,’’ panggil Mulan.
Azzam menoleh, ‘’Huhh, sulit untuk bisa menerima kenyataan ini Mulan. Padahal Mama tidak sakit kemarin malam, bahkan kamu lihat sendiri kan Mama masih bisa tertawa bahagia bersama kita. Namun pagi ini … pagi ini aku benar-benar kehilangan Mama untuk selamanya,’’
Mulan menggenggam jemari sang suami, ia berusaha tersenyum untuk bisa menguatkan Azzam.
‘’Mas, takdir tidak akan ada yang tahu. Mungkin ini semua sudah takdir dari Tuhan, usia memang tidak ada yang bisa menebak kapan ia akan kembali ke pangkuan pemiliknya. Aku paham ketika di tinggal oleh orang yang kita sayang, orang yang kita percaya, namun tangisan tak akan merubah segalanya. Sekarang tugas kita hanya berusaha mendoakan Mama dari sini, hanya dengan cara itu kitab isa membalas semua kebaikan Mama,’’ bujuk Mulan.
Azzam menyeka air matanya, ‘’Maaf jika kamu memiliki suami yang cengeng seperti aku Mulan, kamu pasti merasa tidak pantas bersanding dengan pria cacat dan berpenyakitan seperti ku?’’
Mulan dengan cepat menggelengkan kepala, ‘’Tidak, justru aku sangat bangga dengan kamu Mas.’’
Azzam mengerutkan keningnya, ‘’Bangga? Hal apa yang bisa kamu banggakan dari pria seperti aku, Mulan? Tidak ada, sama sekali tidak ada.’’
…..
‘’Keberanian kamu dan kesabaran kamu,’’ ujar Mulan.
‘’Jika aku menjadi kamu, mungkin aku tak akan sanggup. Mungkin jika aku menjadi kamu, aku sudah memilih untuk meninggalkan dunia ini, namun … kamu berhasil bertahan sejauh ini dan sekarang pria yang memiliki kesabaran tinggi itu sudah menjadi suami ku, gadis mana yang tidak beruntung memiliki suami penyabar seperti kamu?’’ sambung Mulan.
Azzam menatap lurus ke depan sana, ‘’Benarkah? Aku hanya tak percaya dengan orang lain Mulan, sangat sulit. Hanya kehadiran Mama yang berhasil membuatku bertahan, seandainya kamu tahu … dulu aku pernah ingin menyerah dengan dunia ini, namun Mama selalu memberikan semangatnya kepadaku,’’
‘’Aku akan membuktikan jika cinta sejati itu masih ada kepada kamu,’’ ucap Mulan yang membuat Azzam langsung menatap kepada istrinya, kemudian ia tersenyum dan membawa tubuh mungil Mulan ke dalam dekapannya.
…..
Sore harinya barulah Azzam dan Mulan pulang.
‘’Hei! Kalian berdua jangan berharap bisa bersantai di rumah ini yah!’’ ujar Ros yang melempar sapu dan pel ke hadapan Azzam dan Mulan.
‘’Kak, bukankah Kakak sendiri tahu jika Mas Azzam sedang berduka? Apakah tidak bisa Kakak berlaku sopan kepada Mas Azzam?’’ kesal Mulan, namun ia pun tak bisa berbuat banyak.
‘’Halah! Ingat yah Mulan si buruk rupa, kamu dan suami cacat serta berpenyakitan ini hanya menjadi biang masalah di keluarga ini! Masih baik kalian berdua di izinkan untuk tinggal bersama kami di rumah megah ini!’’
Mulan hanya bisa mengepalkan jemarinya, ingin sekali menampar pipi kakaknya yang selalu tidak suka dengan kehadirannya.
‘’Dan satu lagi, mulai sekarang kamu dan suami cacat kamu ini bekerja sebagai pembantu!’’ ujar Ros.
…..
‘’Tidak! Aku dan Mas Azzam tidak akan melakukannya! Ini juga rumah ku bukan hanya rumah Kakak, jadi jangan semena-mena di atas rumah ini!’’ protes Mulan.
‘Ingin sekali ku tercabik-cabik mulut dia!’ batin Mulan yang tertahan.
Ros malah tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan adik bungsunya.
‘’Hei, Mulan! Lihat kamu yang sekarang, buruk rupa! Nasib baik kami tidak membuang kamu ke jalanan dan membiarkan kamu tinggal di rumah ini, dan sekarang … kamu membawa pria yang cacat ke rumah ini! Kurang baik apa lagi coba kami kepada kalian berdua?!’’
Mulan hampir saja hilang kendali, tangannya hendak memberikan tamparan kepada Kakaknya namun tertahan.
‘’Kenapa tidak di lanjutkan? Ayo, tampar aku! Tampar!’’ teriak Ros yang membuat gaduh dan membuat seisi rumah melangkah mendekat.
Mama Anggun turun dari lantai dua dengan wajah kesal, ‘’Ada apa ini? Kenapa kalian ribut hah! Ini rumah bukan pasar!’’
Ros memberikan akting sedihnya kepada sang mama, ‘’Ma, lihat Mulan menampar ku! Hukum dia dan suami cacatnya itu Ma!’’
…..
‘’Mulan!’’ murka Mama Anggun.
‘’Sekarang minta maaf ke kakak kamu!’’ titah Mama Anggun.
Namun Mulan menolak dan berucap lantang, ‘’Mama pilih kasih! Padahal aku tidak menampar Kak Ros, aku benar-benar merasa bukan bagian dari rumah ini! Aku seakan orang asing yang di perlakukan tak adil!’’
‘’Jelas kamu di perlakukan berbeda dengan kami berdua, kamu hanya anak titipan, jadi kamu sadar diri Mulan!’’ ujar Ros yang membuat Mulan tercengang dengan ucapan kakaknya sendiri.
Ia menatap kepada Mama Anggun untuk meminta jawaban, apakah benar ia bukan anak kandung Mama Anggun.
‘’Ma, kenapa Mama hanya diam? Apa benar perkataan Kak Ros, jika aku bukan anak kandung Mama? Jawab Ma! Jawab!’’ ucap Mulan yang mulai meneteskan air matanya.
Mama Anggun memberikan anggukan, ‘’Benar, kamu bukan anak kandung Mama!’’
Deg.
Tubuh Mulan terkulai lemah, ia tak menyangka dengan kenyataan yang di ucapkan oleh Mamanya jika ia bukan anak kandung dari Mama Anggun.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments