" Telah ditemukan seorang gadis yang diperkirakan berusia 18 tahun tewas didalam kamarnya dalam kondisi hamil. diduga dia melakukan bunuh diri dengan cara menggantung dirinya sendiri. dia melakukannya lantaran sang kekasih tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan mereka. hasil medis menyatakan bahwa kandungan gadis itu sekitar 4 bulan, namun- "
" Papa lagi nonton berita apa? " tanya Fabriana menuruni anak tangga menghampiri sang ayah yang begitu tegang menatap layar televisi tanpa berkedip sedikit pun.
Pandangan ayah Fabriana bernama Beno itu langsung terpusat kepada putri semata wayang nya yang sudah menduduki tempat disampingnya dengan melipat kedua kakinya.
" Segitunya banget nonton beritanya. " lanjut Fabriana.
" Itu ada anak gadis seumuran kamu bunuh diri karena hamil terus kekasihnya tidak mau tanggung jawab. " jelas Beno mengusap kepala anaknya lembut.
" Oh.. " balas Fabriana.
" Papa miris saja nak, sama pergaulan zaman sekarang, apa dia gak mikir atau bagaimana perasaan orang tuanya. dia dilahirkan didunia ini adalah anugerah buat kedua orang tuanya. tapi malah memilih mengakhiri hidup hanya karena satu lelaki. " ucap Beno.
" Sebab itulah papa sangat cerewet dan posesive sama kamu, karena kamu putri kesayangan papa sama mama , kamu adalah kebahagiaan papa juga. jadi seberapa berat cobaan yang menimpa kamu nanti, jangan pernah menyerah cukup lihat kebelakang dan disanalah papa dan mami ada buat tameng kalau kamu sudah lelah dan capek. " jelas Beno.
Fabriana menatap sang ayah dengan mata berkaca-kaca menahan air mata dipelupuk matanya dia sangat terharu mendengar perkataan dari Beno.
" Aku sayang papa. " ucap Fabriana langsung menghambur kedalam pelukan Beno dengan erat dengan isakan.
" Papa lebih sayang sama Nana. " balas Beno tidak kalah lembut.
" Wah...wah...wah kalian tega sama mama,pelukan gak ajak - ajak . " ucap Agnes tiba-tiba datang dari arah dapur.
Pelukan mereka terlepas setelah mendengar suara lembut yang terdengar merajuk. sebenarnya sedari tadi Anges sudah berada dibalik pintu dapur untuk mendengar dan melihat kedua orang tersayangnya, setelah menghapus air matanya penuh haru barulah dia mendekat kearah mereka.
" Ada apa ini, kok Nana nangis? hayo... papa apakan anak mama. " ucap Agnes walaupun dia tahu kenyataannya.
" Marahin papa, mama dia sudah buat aku nangis pagi-pagi. " ucap Fabriana mengadu pada Agnes.
Beno dan Agnes terkekeh mendengar ucapan putrinya. Fabriana melepaskan pelukannya pada Beno saat Agnes duduk disampingnya dan mulai memeluk tubuh mama nya.
" Tumben banget nih, anak mama manja banget pagi ini. biasanya jam segini masih tidur. " ucap Agnes dengan mengelus punggung putrinya.
" Aku tadi mual, jadi gak bisa tidur lagi ya sudah keluar kamar saja mau bantu mama. " jelas Fabriana.
" Kamu sakit sayang? " tanya Beno dengan menempelkan tangan nya pada kening Fabriana.
" Gak papa, aku cuman masuk angin saja. " bantah Fabriana.
" Ya sudah kalau badan kamu makin gak enak, bilang saja nanti kita langsung ke rumah sakit. " jelas Agnes lembut yang dibalas anggukan oleh Fabriana.
TING...
TONG...
TING...
TONG...
Suara bel menghentikan obrolan santai mereka, Agnes mencoba untuk melepaskan pelukan putrinya tapi Fabriana semakin mengeratkan pelukannya tak rela jika mamanya pergi.
" Biar papa saja yang buka pintu nya. " ucap Beno beranjak dari duduknya.
Beno membuka pintunya dan mengernyitkan dahinya melihat beberapa pria berjas yang ada dihadapannya dan melihat halaman rumahnya yang penuh dengan lelaki berpakain hitam serta beberapa mobil terpakir berjeret disana.
" Ada yang bisa saya bantu tuan? " tanya Beno sopan.
" Apakah ini kediaman Rosewood? " tanya seorang pria tidak terlalu tua ataupun muda kisaran 25 tahun dengan pakaian formal serba hitam dan putih dan berwajah dingin.
" Saya sendiri Beno Tristan Rosewood ada perlu apa kerumah saya rame-rame seperti ini ? " tanya Beno tidak santai.
Beno bisa melihat kedua orang dihadapannya si pria dingin dan si mata tajam saling menatap sebelum mengatakan sesuatu.
" Sebaiknya masuk dulu. silahkan masuk. " ucap Beno mempersilahkan.
" Tolong tunggu sebentar. " pamit Beno menemui anak dan istrinya diruang tengah.
" Ada siapa papa? " tanya Agnes.
" Di ruang tamu ada orang aneh, ayo temani papa sebentar. " ucap Beno.
Agnes mengeryitkan dahinya bingung. Tidak biasanya dirumah mereka kedatangan tamu tanpa menghubungi terlebih dahulu batin Agnes.
" Papa duluan saja, mama mau buat minuman dulu. " jawab Agnes.
" Mama sama papa kedepan saja, biar aku saja yang membuatkan minum. untuk berapa orang papa? " tanya Fabriana.
" Sebenarnya dihalaman depan rumah banyak, tapi yang masuk hanya tiga orang saja. " ucap Beno.
" Buat tiga saya sayang. " ucap Agnes.
Fabriana menganggukan kepalanya dan segera pergi kearah dapur kebetulan melewati lorong ruang tengah saat itu salah satu pria yang berada disana memperhatikan Fabriana saat gadis itu melintas.
Pria itu tersenyum teramat sangat tipis tanpa ada yang menyadari satu pun kecuali dirinya sendiri.
" Maaf agak lama sedikit tadi. " ucap Beno yang baru saja tiba bersama dengan Agnes mereka duduk dihadapan ketiga orang itu.
" Tidak masalah sama sekali tuan. " jawab salah satu pria disampingnya dengan membenarkan kacamata hitam nya.
" Ada apa tuan-tuan datang kemari? sepertinya saya tidak pernah bertemu atau berurusan sama kalian sebelumnya . " ucap Beno serius.
" Perkenalkan saya Gio dan ini adalah atasan saya. " ucap Gio ramah dan menunjuk kearah pria berperawakan dingin dan mengintimidasi yang sedari tadi memusatkan pandanganya pada bingkai foto yang terpajang besar di dinding ruang tamu.
" Saya Darius Edmund Steward senang bertemu dengan anda Mr. dan Ms. Rosewood " ucap Darius memperkenalkan diri dengan nada dingin dan datar.
" Apakah anda pemilik dari perusahaan D' Edmon " tanya Beno terkejut.
" Iya benar sir. " bukan, bukan Darius yang menjawab melainkan asisten nya bernama Gio.
" Kalau boleh saya tahu, ada urusan apa sehingga kalian datang jauh-jauh dan menyempatkan diri bertemu dirumah sederhana kami ini? " tanya Agnes membuka suara dengan nada hangat dan lembut nya.
Gio yang hendak mengatakan sesuatu kembali menutup mulutnya saat seseorang datang dari arah kejauhan membawa nampan berisikan minuman.
" Permisi, maaf mengganggu obrolan kalian , silahkan diminum tuan-tuan. " ucap Fabriana meletakan nampan berisi minuman diatas meja dan menyajikan nya.
Fabriana gugup bukan main. karena menyadari terdapat salah satu sosok yang menatapnya dengan tajam sehingga dia hanya bisa menggigit bibir bawahnya untuk mengurangi rasa gugup dan takutnya.
" Sebelumnya perkenalkan dia adalah putri semata wayang kami, namanya Fabriana Rosaline Woody " ucap Beno memperkenalkan putrinya dibalas senyuman tipis kepada tiga pria dihadapannya mengangguk sopan sebagai salam perkenalan.
" Mama, papa , aku keatas dulu yah. " pamit Fabriana menunjuk kearah kamarnya.
" Iya sayang per- " ucap Agnes terhenti seketika.
" Tidak, disini saja. " ucap Darius suara datar itu memotong percakapan Fabriana antara Agnes membuat aura sekitar semakin mencekam dan menusuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
betul papa Beno.... entah seperti apa perasaan ayah dan ibunya kalau tahu Fabriana lagi hamil....
2024-10-31
0