Yohan Nata Atmaja dan Nancy Putri Atmaja

Yohan Nata Atmaja

Kupandangi foto almarhumah istriku Yasinta tercinta. Sudah hampir 17 tahun yang lalu Yasinta meninggalkanku saat Nancy anakku masih berusia 5 tahun.

Aku sangat mencintai Sinta, begitulah nama panggilannya.

Bagiku tidak akan ada wanita yang bisa menggantikannya.

Nama lengkapnya Yasinta Lembong dia adalah tetangga baruku saat aku masih di kota Tasikmalaya dan rumahnya tepat di depan rumahku. Beras dari Menado.

Aku sudah jatuh cinta kepadanya sejak masih awal SMP. Kami sama-sama satu sekolah dan satu kelas sejak SMP sampai lulus SMA, hanya setelah itu tidak bisa bersama lagi.

Sinta kuliah di jurusan perkantoran di salah satu Sekolah Tinggi di kota kami, sementara aku tidak meneruskan kuliah karena harus membantu ayahku di tokonya.

Sesungguhnya hati kecilku ingin sekali meneruskan kuliah tapi aku kasihan melihat ayahku tidak ada yang membantu di toko.

Sementara waktu itu ayah tidak mampu mempekerjakan orang untuk membantu di toko karena kami sedang kesulitan keuangan.

Sementara masih ada dua orang adikku yang masih sekolah dan juga waktu itu masih ada ibuku yang sakit-sakitan dan butuh biaya pengobatan tidak sedikit.

Sehingga aku memutuskan membantu ayah di toko.

Tapi semuanya kami jalani dengan ikhlas dan selalu semangat. Sehingga segala beban dipikul bersama menjadikan semuanya terasa ringan.

Dan beruntungnya aku, kekasih hatiku Sinta tetap setia walaupun mungkin aku berbeda hanya lulusan SMA dan hanya mengurusi toko orang tua.

Sementara dia gadis kuliahan yang mungkin saja bisa mendapatkan seseorang yang lebih dari aku segalanya.

Beruntungnya Sinta tidak memandang kedudukan atau jabatan bahkan harta. Baginya asalkan aku tetap setia maka Sinta pun akan selalu setia mencintaiku.

Setelah 3 tahun kuliah akhirnya Sinta lulus dan bekerja di salah satu perusahaan yang cukup ternama saat itu.

Lalu gelombang menghantam, atasannya Sinta ternyata menyukainya. Bahkan siap merebutnya dariku. Setelah berbagai cara atasannya itu mencoba untuk memisahkan kami. Dan keluarga Sinta malah mendukung atasannya itu.

Memang kalau dipikir-pikir atasannya jelas lebih dari aku. Sarjana lulusan kampus terkenal, tampan, pandai bahkan memimpin perusahaannya sampai maju berkembang pesat. Nilai plus nya adalah sama-sama orang Menado.

Ternyata Sinta memang luar biasa, dia tidak menghiraukan itu, apa yang sudah dia ucapkan akan setia kepadaku itu yang dia pegang teguh.

Akhirnya kamipun menikah di saat kami sama-sama berusia 25 tahun dan kami rasa sudah cukup matang bagi kami untuk melangkah berumah tangga. Walau diwarnai keributan antar keluarga, namun kami tak peduli akan hal itu.

Tak lama kami menikah Sinta pun hamil, namun alangkah terkejutnya ternyata ada kanker rahim juga di kandungannya Sinta.

Saat itu dokter menyarankan untuk menggugurkan kandungannya karena akan sangat membahayakan baik bagi ibu dan janin.

Sinta bersikukuh untuk tetap melanjutkan kehamilannya. Walaupun 9 bulan itu dia begitu tersiksa kesakitan bahkan sering pingsan tapi kehamilannya dia lanjutkan.

Sampai akhirnya tiba melahirkan dengan cara operasi caesar sekaligus membuang sel kankernya.

Namun terlambat sel kanker sudah menyebar ke bagian lain.

Akhirnya selama 2 minggu lamanya Sinta koma, selama itu pula aku menungguinya di rumah sakit.

Setelah 2 minggu akhirnya Sinta siuman dan setelah beberapa minggu lagi di rawat akhirnya boleh pulang. Walau dalam keadaan masih sakit karena kanker sudah menyebar tapi dia tetap merawat dan membesarkan anak kami dengan semangat.

Nancy anak kami tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik. Tepat saat Nancy lulus TK akan masuk SD sekitar usia 5 Atau 6 tahunan, Sinta pun berpulang.

Sebelum meninggal dia berpesan padaku, " Yohan suamiku sayang, kalau kau akan menikah lagi carilah wanita yang bisa sayang sama Nancy yah... Dan kamu Nancy sayang anak mama...ingat yah nak harus turut apa kata papa yah.. jadilah anak yang membanggakan papa yah nak".

Air mata tak kuasa tak terbendung lagi membanjiri kepergian Sinta di hari itu.

------

Nancy Putri Atmaja

September ini aku memasuki semester 5 kuliahku, artinya tahun depan aku bisa segera lulus.

Ingin rasanya aku segera lulus dan ingin rasanya segera aku ambil S2 di luar negeri. Negara yang aku incar adalah Inggris, dan dambaanku adalah kota London dimana ada universitas dambaanku di sana.

Beberapa waktu yang lalu aku sempat dipanggil oleh dekan dan juga rektorku mereka mengatakan kalau nilaiku bagus sekali dan bila masih terus dipertahankan maka awal tahun depan akan diikutsertakan mengikuti test untuk mendapatkan beasiswa masuk S2 ke universitas terkenal di London itu.

Saat ini ada 5 orang kandidat di jurusanku dan hanya akan dipilih 1 orang dengan nilai terbaik, maka aku harus bersaing dengan 4 orang untuk memenangkannya.

Hampir semua dosen sangat mendukung aku karena nilaiku lebih baik diantara 5 orang lainnya.

Tentu saja aku sangat bersemangat dan sangat berharap bisa mendapatkan beasiswa tersebut.

Namun kalau aku lihat papa kasihan juga, selama hampir 17 tahun ini setelah mama meninggal papa tidak menikah lagi.

Bahkan sama sekali jauh dari urusan wanita.

Kalau suatu saat aku terpilih keluar negeri tentu akan meninggalkan papa sendiri.

Kami tinggal di rumah berbentuk ruko 2 lantai, lantai bawah jadi toko sembako dan lantai atas untuk tempat tinggal kami. Selama ini kami berdua saja tinggal disana.

Sepeninggal mama 17 tahun lalu, papa mengajak aku pindah ke kota Bandung. Tampaknya papa terlalu sedih untuk tinggal di Kota Tasikmalaya kota kelahiran kami.

Kebetulan adiknya kakek yang tinggal di Kota Bandung menjual tanahnya, dan kakekku membelinya untuk papa.

Lalu papa membangun ruko ini di tanah tersebut dan setelah beberapa tahu sisa kelebihan tanah di belakang dijadikan tempat kost-kostan.

Awalnya kost-kostan untuk mahasiswa, tapi ternyata malah membuat banyak yang kerusakan di bangunannya karena mungkin mahasiswanya jorok.

Kemudian di renovasi dijadikan kost karyawan dengan ditambah beberapa fasilitas yang cukup bergengsi. Akhirnya sampai sekarang kost itu tetap berdiri dan selalu penuh walau cuma ada 6 kamar saja.

Karena terbiasa sejak muda mandiri, maka di toko hanya ada 1 orang pegawai yang membantu yaitu Wawan yang juga anak pembantu yang suka bersih-bersih rumah kost dan juga rumah kami.

Bu Yayah namanya adalah ibunya Wawan, beliau sudah bekerja di tempat kami sejak suaminya masih ada karena dulu pak Dadang adalah pegawai toko papa.

Kemudian kecelakaan karena menjadi korban tabrak lari dari mobil yang melaju kencang dan kabur begitu saja.

Akhirnya Wawan yang saat itu masih sekolah tiap pulang sekolah membantu di toko sampai sekarang.

Wawan baru lulus SMK tapi dia hanya mau bekerja toko kami karena katanya kasihan sama papa ku.

Memang papa dari muda pekerja keras walau ada yang membantu atau tidak ada tetap selalu konsisten buka toko dan tetap melayani pelanggan dengan baik.

Walau sikapnya dingin dan terkesan ketus tapi orangnya baik hati.

Itu salah satu masalah yang jadi pikiranku walau papa selalu mengatakan tidak usah pikirin papa kalau ada kesempatan kamu maju dan sukses kenapa tidak.

Rasanya ingin mencarikan jodoh buat papa, biar kalau jadi aku keluar negeri tidak akan cemas karena papa ada yang mengurus dan menemani.

Tapi bagaimana caranya, melihat papa yang selalu dingin terhadap wanita bahkan sulit diajak bicara soal wanita.

Adiknya papa yaitu Oom Yanes sudah beberapa kali mencoba menjodohkan tapi selalu ditolaknya.

Begitu juga tante Mila adik bungsu papa bahkan pernah mencoba menjodohkan dengan mertuanya.

Dan hahahaha...alhasil semua ditolak papa.

Oh Tuhan semoga papa bisa segera mendapatkan jodoh dan hidup bahagia.

Terpopuler

Comments

Liya Homsar

Liya Homsar

sampai di sini masih menarik dan aku suka jalan ceritanya.

2021-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!