Istri Untuk Papa
"Papa.... Nancy berangkat dulu yah!".
Papa menoleh, " Udah sarapan belum?".
"Udah", jawabku sambil buru-buru ke depan mau menyalakan motor.
"Hmm iya.. Nanti pulang jam berapa?" tanya papa.
" Biasa jam 3 sore".
" Ya.. hati-hati nak!".
Saat aku hendak menyalakan motor, tiba-tiba ada seorang ibu yang berpakaian rapih dan berdandan cantik walau sederhana. Dibalik usianya yang terlihat tidak muda, ibu itu masih cantik.
Dan ibu itu tampaknya dari belakang rumah kami.
O, ya, dibelakang rumah kami adalah tempat kost untuk karyawan.
Tempat kostnya lumayan baiklah untuk ukuran karyawan, ada AC, dan juga kamar mandi di dalam.
Sewa bulanannya jelaslah bukan buat mahasiswa.
Aku jadi cukup terpana dengan ibu itu, dia masuk ke toko kami. Sambil memanaskan sepeda motor matic ku, aku perhatikan ibu tadi.
"Pagi pak, apakah ada roti?" tanyanya pada papa.
Papa seperti biasa wajahnya selalu flat, kemudian menjawab," Ada di rak sebelah kanan sana bu".
" Oh iya makasih".
Lalu ibu tadi menuju ke rak roti dan terlihat mengambil dua potong roti coklat. Kemudian dia menuju meja kasir dimana ada papa ku di sana.
"Pak apakah rotinya baru?" tanyanya.
"Barulah.. masa saya jual yang expired". Hmm biasa deh papa suka ketus dan dingin kalau ke perempuan.
"Ya sudah saya beli 2 ini" katanya sambil membayar roti tersebut sambil tersenyum.
Setelah membayar ibu tadi keluar toko kami dan dia senyum kepadaku.
Aku balas senyumnya lalu kusapa "Pagi bu, baru yah di kost belakang?"
" Oh iya, baru kemarin sore saya masuk. sekarang mau ke kampus," jawabnya ramah.
"Oh, ibu dosen?" tanyaku dan beliau mengangguk sambil tetap senyum.
"Dikampus mana ibu mengajar?" tanyaku lagi.
"Universitas BR" jawabnya.
" Wah beneran bu? saya juga mahasiswi di sana loh," aku terperanjat mendengarnya.
" Oh ya, luar biasa yah, kamu anak bapak toko ini?" tanyanya padaku.
"Iya", jawabku.
"Nah ibu naik apa ke kampus?"
" Saya mau pesan taksi on line saja, kamu naik motor?"
"Iya bu, saya tiap hari naik motor," jelasku padanya.
"Kita searahkan? saya boleh nebeng motor mu?" tanyanya.
" Boleh saja Bu, sebentar saya pinjam helm papa yah," kataku semangat.
"Pa..!!! pinjem helm yah buat ibu, mau nebeng aku karena barengan ke kampus".
Papa mendongak dan berkata,
" Nanti kalau papa mau keluar repot engga ada helm loh".
"Lah papa biasa juga nyuruh Wawan naik sepeda kalo ada perlu," jawabku santai.
Papa hanya bisa diam sambil cemberut. Biasa papa seperti itu, setelah mama meninggal jadi pendiam, dingin, jarang tersenyum apalagi tertawa.
Kalau sama perempuan wah jangan disebut asli cuek dan judes. Menurut paman dan kakek dulu, karena papa sangat kehilangan mama saat mama meninggal.
Papa melihat perjuangan mama yang demi membahagiakan papa terus bertahan mengandung hingga melahirkan aku dan mencoba terus bersemangat merawat dan membesarkan aku.
Sebelum meninggal mama berpesan kepada papa agar menikah lagi tapi ternyata hampir 17 tahun ini papa seperti tidak tertarik lagi untuk menikah apalagi berhubungan dengan wanita.
Bahkan kepada pembeli wanitapun papa selalu dingin dan terkesan ketus. Tapi dibalik semua itu papa adalah lelaki yang baik, walau sikapnya jutek tapi beliau selalu menolong orang. Kalau ada ibu-ibu belanja banyak, beliau rela mengangkuti belanjaanya atau mengantar belanjaan ke rumah ibu tersebut. Terkadang kalau ada yang beli gas, papa sering membantu memasangkan gasnya.
Itulah papa si jutek tapi baik hati...hmmm..Papa oh papa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Dewi Zahra
nyimak dulu ya kak
2021-08-17
0
seindah senja ☕☕
ceritanya beda dari yang lain 😊😊😊😊😊
2021-02-24
1
menik sobul
nyimak
2021-02-11
0