Beberapa hari lagi tahun baru, Atheya sudah mengajukan cuti pada atasannya seminggu sebelumnya dan sudah di setujui. Tahun baru kali ini ia akan melaluinya di kampung. Ibunya menyuruhnya pulang karena lebaran kemarin ia tidak pulang. Sabagai gantinya ia di minta pulang akhir tahun ini.
"Jadi besok kamu sudah pulang ke Jawa? ", tanya Nia yang saat ini menemani Atheya makan siang di dapur.
" Hm"
"Berapa lama kamu cuti? "
"Dua minggu"
"Aduh aku bakal kangen nih kayaknya"
"Hehehe biar kamu kangen"
"Dasar kamu ya... "
"Nanti di sana jangan nggak chat aku! ", lanjut Nia.
" Hm"
"Ham hem ham hem", kesal karena yang di ajak bicara hanya menjawab seenaknya.
" Ini lho enak ayam rica - ricanya, hmm mantap"
"Terserah deh"
"Hehehe jangan marah dong sayang nanti aku sama siapa? "Atheya menggoda dengan mencolek dagunya.
"Hih... geli ah"
"Hei kalian rame sendiri", salah satu karyawan senior yang bertugas di dapur menegur"
"Ini lho mak Atheya nakal"
"Nanti bilangin aja ke pacarnya! ", saran mak Sumi wanita yang menegur Atheya dan Nia tadi.
" Mana ada dia pacar mak, cantik sih iya tapi ngenes gak punya pacar"
"Atheya lha cari pacar trus menikah (Atheya cepat cari pacar terus menikah) ! ", suruh mak Sumi.
" Tuh dengerin mak Sumi Theya"
"Iya mak, tapi susah carinya...", jawab Theya.
" Hahaha", bukan hanya mak Sumi dan Nia yang tertawa semua karyawan yang berada di dapur ikut tertawa mendengar jawaban Atheya yang terdengar lemas di akhir kalimat.
Malam harinya di kos Atheya mulai mengemasi pakaiannya ke dalam koper. Besok siang ia akan terbang ke Jawa.
"Gimana cara dekatin itu cewek ya? ", Saga yang saat ini berada di rooftop sambil menoleh ke sebrang. Pandangannya tertuju di pintu kamar Atheya.
Saga dari tadi menunggu tapi Atheya tidak ada muncul. Sementara di luar kamar perempuan itu ramai anak - anak kos yang lain sedang menonton karena memang baru jam delapan. Saga berpikir jika ia turun belum tentu bertemu dengan Atheya, ketemu cewek - cewek di depan TV sudah pasti. Dan panjang cerita jika sudah sama mereka.
"Aish... ", Saga sebal sendiri.
" Tapi kalau gue nggak turun kapan bisa kenal sama cewek itu? ck ck", masih bicara sendiri dengan bahasa yang biasa ia gunakan ketika di Jakarta.
"Bang, ngapain? ", Rasya memanggilnya dari pintu kemudian menghampiri kakaknya.
Saga menoleh dari arah sumber suara namun cuek tidak menjawab.
" Hei ngapain bang di sini sendirian? ", Rasya sambil celingukan memperhatikan sekitar penasaran apa yang membuat kakaknya betah di situ sendirian.
Dan ia melihat ke bawah,
" Hem... masih penasaran sama mbak Theya? ", Rasya menebak jika kakaknya sedang ingin mencuri pandang Atheya.
Saga masih diam hanya melihat adiknya sekilas.
" Nggak mungkin kan bang kalau cewek - cewek heboh itu, paling yang abang cari tuh pintunya yang tertutup", seraya menunjuk pintu kamar Atheya.
"Hush... pelan - pelan bego' nanti ada yang denger! ", Saga spontan membungkam mulut adiknya yang bicaranya agak keras.
" Ehm ehm", Rasya yang berontak minta di lepaskan dari bungkaman kakaknya.
Sesaat kemudian bungkaman tangan kakaknya terlepas.
"Mbak Theya itu beda, kalau abang mau kenal sama dia... abang yang harus datangin dia. Orangnya agak tertutup, kalau sudah masuk kamar nggak keluar - keluar. Keluar kalau ada perlunya doank. Jarang mau ngumpul sama cewek - cewek yang di bawah itu"
"Iya kah? "
"Hm"
"Pantesan dari tadi gue di sini dia nggak ada keluar"
"Sudah, nggak bakal keluar tuh kayaknya. Ayo masuk! Tapi kalau masih betah di gigitin nyamuk nggak papa sih di sini aja", Rasya kemudian berlari masuk rumah cekikikan.
" Sialan lo", suara Saga keras hingga membuat penghuni kos di bawah mendengar sontak mereka melihat ke arah sumber suara.
"Eh itu mas Saga", salah satu dari mereka yang bernama Luluk.
" Mas Saga ngapain di situ ? sini gabung sama kita! ",ajak Lia.
" Iya mas Saga ke sini daripada sendirian di situ! ", kali ini Nita yang bersuara.
" Makasih lanjut aja! Aku masuk duluan! ", Saga menolak dengan senyum yang di buat manis.
" Sial gara - gara Rasya", Saga menggerutu sambil berjalan masuk rumah.
Di dalam kamar Atheya mendengar keributan dari luar hanya tersenyum dan menggeleng, sudah hafal kelakuan teman - teman kosnya.
Keesokan harinya, sekitar pukul sembilan tiga puluh menit Atheya sudah bersiap naik taksi yang di pesan untuk mengantarnya menuju bandara. Setelah ia berpamitan kepada tante Rully, mbak Rosmah, dan pak Yanto. Karena hanya merekalah di jam segini yang selalu ada. Atheya sudah pamit kepada teman - teman kosnya kemarin sore begitu ia pulang dari bekerja. Sebenarnya jadwal penerbangan Atheya pukul sebelas siang, namun ia mengikuti prosedur agar chek in satu jam sebelumnya dan terkadang bisa saja jadwalnya di majukan. Oleh sebab itu ia berangkat lebih awal, masih lumayan jauh dengan jarak waktu penerbangan.
Satu jam lebih lima belas menit pesawat yang di tumpangi Atheya mendarat di bandara Surabaya dengan selamat. Jantung Atheya berdegub ketika memikirkan ia akan bertemu dengan keluarganya di kampung. Kurang lebih sekitar tiga jam waktu yang harus di tempuh Atheya untuk sampai di kampung halamannya.
Sore hari di kos-an tante Rully, seperti biasa para penghuni kos ramai didepan TV. Ada yang sudah selesai mandi ada juga yang belum. Karena memang baru pulang kerja. Saga turun dengan membawa kotakan di kantong kresek putih untuk di bagikan ke penghuni kos.
"Eh mas Saga", seru Nita.
" Ada perlu apa mas? ", serempak yang lain, tak lain adalah Luluk dan Lia.
" Ini buat kalian, bagi ya...! ", Saga menyodorkan kantong kresek putih itu kepada Yanti. Karena menurutnya Yanti adalah yang tidak begitu usil.
" Alhamdulillah rejeki. Makasih ya Ga", dari awal baik Saga maupun Yanti memanggil langsung nama satu sama lain tanpa embel - embel mbak atau mas.
"Yoi, sama - sama. Ngomong - ngomong kalian ini aja, yang lain mana? "
"Tari belum pulang, Atheya pulang kampung, dan yang lain di kamar. Noh Luk anterin orang yang di kamar! " Yanti menyodorkan kresek putih pada Luluk, masih ada beberapa kotak.
"Lhah? ", dalam hati Saga ketika mendengar Atheya pulang kampung.
" Oke, kalau gitu aku naik duluan! ", pamit Saga tidak mau berlama - lama.
" Lhoh nggak di sini dulu tow mas? " , Lia berharap Saga lebih lama.
"Ye... itu maunya kamu, udah Ga nggak usah di ladenin! ", Yanti menyahut.
" Zonk... baru kemarin lusa ketemu, belum juga kenalan udah ilang lagi. Sial - sial padahal gue sengaja beli nasi padang buat alasan aja supaya bisa ketemu itu cewek", Saga berjalan sambil berbicara sendiri.
"Kira - kira berapa lama ya dia di kampung? Bisa - bisanya, kenalan aja belum udah gak ada lagi", ketika ia sudah berada di dalam kamar.
Dua hari setelahnya, tepatnya nanti malam adalah malam tahun baru. Seperti biasa tante Rully membuat acara bakar - bakar di rumah sendiri dengan keluarga serta anak kosnya. Hanya saja kali ini bedanya ada Saga. Biasanya sebelum - sebelumnya Saga tidak pernah ikut karena berada di Jakarta, di suruh pulang pun tidak mau.
Mereka membakar ikan, ayam, dan jagung di halaman rumah. Saga hanya duduk santai di teras, sudah ada sendiri orang yang membakar dan di bantu anak - anak kos. Sementara tante Rully dan Rosmah menyiapkan nasi, sambal, lalapan, piring dan lainnya di bantu Yanti. Selesai membantu Yanti ikut duduk di lantai bersama Saga.
"Kamu kenapa Ga kelihatan nggak semangat gitu? Nggak seseru di Jakarta ya? "
"Nggak, bukan begitu. Lagi males aja"
Yanti manggut - manggut.
Setelahnya tidak ada lagi percakapan di antara mereka, Yanti yang sibuk dengan ponsel. Saya yang hanya memperhatikan orang sibuk dengan malas. Beberapa menit kemudian Saga memilih masuk dan duduk santai di ruang keluarga memainkan ponselnya entah apa yang di lihatnya. Terdengar ramai dari luar sepertinya sudah mulai makan - makan. Rosmah masuk ke dalam rumah untuk mengambil sesuatu.
"Lhoh mas Saga kok di sini tidak bergabung sama yang lain? "
"Males mbak", jawab Saga sambil tersenyum.
" Enak di Jakarta ya? ", sambil berlalu ke dapur yang memang berdekatan dengan ruang keluarga.
"Biasa aja sih"
"Ayo keluar gabung sama yang lain!", setelah mendapatkan sesuatu yang di cari.
"Duluan aja mbak! Eh mbak kemarin yang pas kita makan - makan malam itu aku ada lihat cewek yang rambut panjang lurus itu anak baru ya mbak ? ", Saga tiba - tiba mempunyai ide untuk sedikit mencari tahu tentang Atheya melalui Rosmah.
"Di sini kan banyak mas yang rambut panjang lurus, yang mana ? "
"Aduh yang mana ya...? pokoknya sepertinya malam ini gak ada orangnya di luar"
"Kalau yang nggak ada itu ya cuma mbak Atheya, dia pulang kampung soalnya lebaran kemarin nggak pulang jadi tahun baru ini di suruh pulang sama ibunya. Bilangnya sih begitu kemarin sempat ngobrol"
"Dia bukan anak baru, udah lama dia kos di sini. Mas Saga kan jarang pulang jadi nggak tahu"
"Biasanya anak - anak kos kalau pulang kampung berapa lama mbak mereka ? ", Saga masih berusaha mengorek informasi yang sebenarnya inilah yang ingin ia ketahui berapa lama Atheya di kampung.
" Ya beda - beda tapi umumnya sekitar dua mingguan, kadang juga molor hampir mau sebulan baru balik ke sini. Kalau mbak Theya itu kemarin bilang dua minggu"
"O lumayan lama juga ya", 'Yes dapat ', batin Saga.
" Iya, maklum mas pulang kampung. Kangen - kangenan sama keluarga di kampung terutama orangtua ya sayang kalau cuma sebentar"
"Iya bener mbak"
"Ya udah saya keluar dulu mas"
"O iya silakan! "
"Dua minggu ya, lamanya... ", gumam Saga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments