Masa Lalu

Jangan sampai ketahuan. Gempi lekas keluar dari rumah, ia berlari tanpa henti hingga menjauh dari kediaman Deswita.

Satu fakta lagi terungkap. Jika mertuanya tahu, mungkin teman-teman Melvin juga dan mereka mendukung hubungan gelap ini. Tinggal tunggu waktu saja sampai Melvin sendiri yang memberitahu kalau ia akan segera menikah lagi.

Gempita memesan taksi yang untungnya cepat datang. Ia menuju ke kafe dekat kantor Sifa. Jam makan siang masih ada dan ia bisa menceritakan semua ini pada sahabatnya.

Sekitar 45 menit, Gempi tiba di kafe. Memesan segelas es kopi serta sepotong tiramisu. Makanan manis ini cocok untuk suasana hatinya. Ia juga memesan untuk Sifa yang sebentar lagi akan datang.

Wanita hitam manis ini datang juga. Sifa langsung duduk dan menyeruput minuman es kopi miliknya.

"Aku bergegas kemari. Untung bosnya adalah kekasihku. Diberi sentuhan sedikit, langsung meleleh." Sifa terkikik geli. Ya, ia memang bekerja di perusahaan e-commerce milik kekasihnya sendiri.

"Mertuaku juga tahu hubungan Melvin dan kekasih gelapnya." Gempi langsung saja bicara.

"Serius?"

Gempita mengangguk. "Mereka bahkan merencanakan pernikahan."

"Aku turut berduka atas nasibmu. Tapi, apa kamu akan langsung bercerai?"

"Aku tidak tahu, Sifa. Selama ini kami baik-baik saja. Bahkan tadi malam, Melvin tidak bicara."

"Mungkin saja setelah ini. Mereka akan menikah." Sifa kembali menyeruput minumannya. "Jadi, ini alasan Charlie tidak mau berkomitmen denganmu?"

"Kenapa tiba-tiba bahas dia?" Gempi terlihat tidak senang.

"Bagaimana, ya, kabar si bule itu? Aku hanya melihatnya di TV. Dia semakin terkenal saja. Cal memang berbakat menjadi aktor dan penyanyi."

"Kita bicara tentang Melvin."

"Oke! Jangan marah begitu, dong. Aku hanya ingat mengenai dirinya yang tidak percaya cinta. Dia berkata benar. Cinta itu hanya menyakiti. Dalam hubungan yang terpenting adalah kenyamanan, kesanggupan, sedangkan cinta cuma pelengkap saja."

"Dia pria berengsek!" Gempi tidak suka Sifa membahas mantan kekasihnya.

"Kalian bersama dari kuliah hingga lulus."

"Aku tidur dengannya. Memberinya perhatian, tetapi dia menganggapku teman. Aku cuma butuh status. Aku ingin diakui sebagai kekasihnya. Tapi, dia tidak bisa melakukan itu karena trauma." Gempita menghela napas panjang. "Kamu juga tahu aku menikah dengan Melvin karena dia menyatakan cinta, melamarku dan mengikatku dalam sebuah pernikahan."

"Sekarang apa yang kamu dapatkan, Gempi? Suamimu berselingkuh dan sebentar lagi akan menikah."

"Aku akan bercerai."

Sifa tertawa mendengarnya. "Merelakan wanita itu memiliki Melvin seutuhnya? Kamu bodoh. Kalau aku jadi kamu, aku akan tetap berada di sisi Melvin."

"Menderita dengan kehidupan pernikahan seperti di neraka?"

Gempita bingung dengan pola pikir Sifa. Di mana-mana wanita yang diselingkuhi akan meminta cerai pada suaminya. Ya, tapi ada juga yang bertahan dengan alasan tertentu. Anak misalnya.

"Melvin itu mapan. Usahanya tengah sukses saat ini. Kamu rela membiarkan si cewek gatal itu menikmati semuanya?"

"Aku tidak serakah."

"Aku tahu. Menurutku biarkan saja Melvin menikah, hitung-hitung kamu dapat bantuan mengurus suamimu. Setiap pagi, kamu bangun, menyiapkan sarapan, mengurus pakaiannya dan setelah dia punya istri baru, Melvin akan jarang pulang. Kamu bisa santai. Bangun siang, tetapi uang mengalir terus. Belanja saja setiap hari dan jangan bekerja bila perlu."

Gempita terperangah mendengar nasihat sahabatnya ini. "Kamu serius?"

"Sekarang, aku ingin tanya. Kamu cinta sama Melvin? Setahuku, kamu hanya mencintai Cal."

"Aku mencintai Melvin."

"Menurutku, kamu terlalu banyak mau. Santai saja."

Membiarkan Melvin sama saja dengan perbuatan konyol. Gempi tidak ingin ditertawakan atau dianggap remeh. Ia tahu, tetapi berpura-pura. Bukankah itu bodoh namanya.

"Kamu bilang tidak ingin serakah, kan? Biarkan saja Melvin." Sifa kembali bicara.

"Masalahnya ...."

"Aku tahu."

Belum juga selesai bicara, Sifa sudah memotong kalimatnya. Gempi sedikit kesal, tetapi penasaran juga.

"Kamu merasa harga dirimu sebagai istri diinjak-injak, kan? Kamu bukan mengkhawatirkan Melvin, tetapi omongan orang. Kamu merasa orang di sekitarmu menganggapmu bodoh dan tidak tahu apa-apa, kan?"

"Bagaimana kamu bisa tahu pikiranku?"

Sifa menghela napas panjang. "Aku ini sahabatmu. Aku tidak akan memuji, bersimpati atau apa pun itu. Aku akan bicara apa saja. Dulu, saat kamu bersama Cal juga begini. Kamu mendengarkan semua omongan teman kita di kampus. Jika kamu masa bodoh dengan mereka, kamu pasti masih bersama dia."

"Kamu mau aku terombang-ambing dengan status tidak jelas? Dia memperkenalkan diriku sebagai teman, padahal kami bersama faktanya. Aku mencintai Cal."

"Balik lagi. Bersama Melvin, kamu juga terkhianati."

"Semua pria memang berengsek!" Gempi meneguk minuman kopinya, lalu menyuap kek tiramisu dengan potongan besar.

"Aku akan mendukung jika kamu ingin bercerai. Selalu." Sifa mengenggam tangan Gempi, menguatkan kondisi sahabatnya ini.

"Aku akan memikirkannya."

Sifa mengangguk. "Ya, pikirkan dengan matang. Apa kamu mau aku menyerang perempuan itu? Kita labrak saja dia."

Gempita menggeleng. "Itu malah membuatku terkesan tidak berkelas. Wanita itu tahu Melvin punya istri, tetapi masih mendekatinya. Apa dengan mendatangi Nindi, semua akan berjalan seperti semula? Tidak, kan? Malah memunculkan masalah baru."

"Nah, santai saja. Nikmati hari-harimu sebagai istri dari Melviano Moiz. Kamu juga bisa bersama pria lain, bersenang-senang. Itu malah lebih seru." Sifa tertawa geli.

Bukan berarti Gempita setuju dengan ucapan Sifa. Tapi, bercerai itu memang tidak semudah membalik telapak tangan. Ada banyak hal dan butuh mental kuat dalam menghadapinya.

Berbagi cerita bersama Sifa, mengurangi sedikit kegelisahan hati Gempi. Ia kembali ke kantor, bekerja seperti biasa sampai pukul lima sore, Melvin datang menjemput.

"Hai, Sayang." Melvin memeluk, lalu mengecup pipi Gempi. "Bunga untukmu."

"Terima kasih." Gempi mengambil sebuket mawar merah yang disodorkan suaminya. Perlakukan Melvin seperti biasa, tidak ada yang berubah, tetapi pria ini berselingkuh. "Sayang, kamu ganti parfum?"

Melvin tersentak. "Oh, ini, aku memang ganti parfum. Eh, tidak. Sebenarnya ini pewangi ruangan."

"Wanginya sangat mewah." Gempita tersenyum mengatakannya.

"Sayang, kamu mau liburan?" Melvin mengalihkan topik dari minyak wangi.

"Liburan? Tiba-tiba sekali."

"Kita bicarakan saja di rumah." Melvin membuka pintu mobil, mempersilakan Gempi masuk.

Rencana liburan, sepertinya Gempi tahu maksud dari Melvin. Mengirimnya pergi, lalu menikahi wanita itu.

"Untuk dua bulan ke depan, aku tidak bisa pergi liburan," kata Gempi, saat suaminya sudah menyusul masuk mobil.

"Jadwalmu padat?"

"Begitulah."

"Kita keluar negeri dan itu butuh waktu untuk mengurusnya. Kamu bisa pilih mau pergi ke negara mana saja."

"Tumben sekali. Kamu tidak sibuk?"

Melvin menggenggam tangan istrinya. "Aku sibuk, tapi tidak sempat mengajakmu jalan-jalan. Kamu bisa pergi bersama teman-temanmu. Bersenang-senanglah, Sayang."

"Aku mengerti. Tidak apa-apa kalau kamu sibuk."

"Kamu harus pergi. Lihat wajah lelahmu. Jangan terlalu banyak memforsir tenaga."

Jadi, ini yang dinamakan mengusir secara halus? Melvin ingin ia pergi bersenang-senang, lalu menikmati pernikahannya bersama dengan wanita lain.

"Aku ingin pergi ke Italia."

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

Tidak apa-apa pura pura bodoh saja dan jadi istri yang penurut.setidaknya kuras hartanya sedikit demi sedikit setelah banyak terkumpul.nah...barulah minta cerai.

2025-04-11

0

Jong Nyuk Tjen

Jong Nyuk Tjen

betul kata sifa , tetep jd istri melvin , kuras abis uangny br minta cerai . Jln2 ny jngan lupa ajak2 kita ya para reader setiany author renita april

2024-09-23

0

Minchio

Minchio

Disuruh bodo amat dan nikmati hidup dasar sifa. 😂

2024-06-30

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 79 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!