Di restoran.
"Pak anton gak ke ganggu kan kalau saya ngajak pak anton ketemuan mendadak?"
"Iya pak, bapak ada urusan apa ya sampai ngajak ketemuan?"
"Bentar ya pak, nunggu anak saya dulu,baru kita bicarakan."
"Iya pak,gak apa-apa kok."
"Ngomong" kalau boleh tau bapak punya 2 putri kan di rumah bapak?"
"Iya pak, ada apa emangnya?" bingung.
"Kita kan udah bekerja sama sangat lama, dan saya lihat bapak sepertinya orang baik-baik, pasti putrinya orang baik-baik juga."
"Iya pak, terus??"
"Gini pak..." Terhenti karena darga datang
"Pa, kenapa?"
"Duduk dulu ga, salaman sama pak anton, teman papa."
"Hm, Selamat siang pak, saya anak nya pak wijaya."
"Wahh, anakmu sangat tampan."
Darga hanya diam.
"Oke pak, karena anak saya sudah ada disini, langsung saja ke intinya bahwa saya akan menjodohkan anak saya dengan salah satu putri yang ada di rumah bapak."
"Ha!!!." Melihat ke arah papa nya dengan ekspresi binggung dan kaget setelah mendengar ucapan papa nya barusan.
Papanya hanya menaikan alis, mengisyaratkan darga, dia kenapa, tidak setuju?, kalau tidak setuju, beri alasan."
"Maaf pa."
"Maaf sebelumnya pak wijaya, saya hanya mau memberi tau bahwa 2 putri di rumah saya salah satunya adalah keponakanku bukan putriku."
"Tentu saja saya sudah tau, tidak masalah jika salah satunya keponakan pak anton, tetapi setidaknya dari kecil dia sudah di rawat oleh pak anton, pasti di didik dengan baik."
"Tentu saja pak."
Sebenarnya pak anton ragu akan masalah perjodohan yang diminta oleh pak wijaya, karena mereka masih sekolah semua 2 putri yang ada di rumahnya tersebut.
"Apakah bapak memiliki foto mereka ber 2, agar anak saya memilih dengan anak bapak yang mana dia suka."
"Paa..!" lagi-lagi papa nya mengerutkan alis dan membuat darga diam.
"Tentu saja pak, tetapi mereka semua masih sekolah pak?"
"Tidak apa-apa pak, kita melakukan acara pernikahannya antar sesama keluarga saja, nanti jika putri yang dipilih oleh anak ku sendiri sudah menyelesaikan sekolahnya, baru kita bicarakan tentang acara resepsi nya."
"Bolehkah saya menolak perjodohan ini pak?"
Dengan ragu pak anton mengucapkannya, dia takut darga akan memilih anaknya, padahal dia tau bahwa putri kesayangannya bercita-cita menjadi model,mana mungkin dia mau menikah di saat masih sekolah, kalau darga memilih ara dia tidak masalah. Karena dia memang dari dulu mau menyuruh ara pergi dari rumahnya, tetapi istrinya tidak memperbolehkan.
"Tentu saja boleh" darga menjawab dengan cepat.
"DARGA!!" Bentak papanya.
Apa-apaan sih papa ni...
"Maksud pak anton apa yaa?" menjawab dengan suara tegas.
Pak anton sudah takut, karena dia sangat tau dengan pak wijaya yang sangat tidak suka dengan penolakan.
"Maaf pak, saya salah bicara."
"Tidak apa-apa pak, sekarang bolehkah bapak menunjukan foto ke 2 putri bapak?"
"Tunggu sebentar." mengambil handphone di dalam saku celana.
"Ini pak, ini yang pertama rambut pendek adalah keponakanku, yang kedua adalah putri kandungku." tangan pak anton bergetar sambil menunjukan foto.
Darga melihat foto tersebut dan kaget.
Flashback on
Pas ara mau pulang sekolah naik ojek, ara sempat bertabrakan, untungnya ara dan ojek nggak apa-apa.
"Pak belok kiri ya."
"Ehh eh ehh ,hati-hati pak ada mobil."
DUARRRR!!
"Aduh....punggungku."
"Neng, neng, neng nggak papa kan?"
"Iya pak, bapak gak apa-apa juga kan?"
"Iya neng."
Turun seseorang dari mobil yang tiba tiba nongol tadi.
"Maaf permisi, kalian tidak punya mata kah? Masa iya gak liat mobil sebesar ini?"
"Maaf pak benar-benar nggak tau kalau ada mobil yang tiba tiba nimbrung di belokan tadi."
"Kalian ada yang terluka nggak?"
"Gak ada pak, baik-baik aja, si neng juga baik-baik aja."
Turun lagi seseorang dari mobil tersebut.
Dengan postur tubuh tinggi berisi, memakai jas hitam rapi dan memaki kaca mata hitam. Membuat ara terpesona melihatnya.
"Dion! Mau berapa lama kamu berdiri di sini! Yang salah mereka, punya mata tapi nggak di gunakan!"
"Maaf tuan, saya hanya memeriksa keadaan mereka."
"Memeriksa saja tapi lamaa sekali."
Haaa?lamaa?ara melihat jam di tangannya, mungkin cuma beberapa menit? Apakah itu terasa lama baginya?hmm mungkin.
"Yaudah cepat jangan banyak basa-basi lagi, saya mau pulang."
Etttt dah buset ganteng si ganteng tapi galak, kayaknya om ini dingin orangnya, kalau aja sampai nikah sama ara, ara gak tau mau kek gimana ngadepin nya, amit amit dah.
Ara yang begitu di kenal dengan gadis pendiam tiba-tiba jadi rewel, bergumam di dalam hatinya saat ngehina orang yang sekarang ada di depannya.
"Lain kali hati-hati gunain mata, kan kamu masih sekolah, matamu pasti masih bagus, kasih tau ojek mu kalau tiba-tiba ada mobil!" Berbicara melihat ke arah si ara.
"Iya om..."
Haa! Saya di panggil om? Ni cewek ada ada aja, kayaknya emang matanya ada masalah!.
"Ya udah deh om sekarang boleh pergi, kami juga minta maaf atas kecelakaan tadi."
Diam mengabaikan, dan langsung masuk ke dalam mobil.
Di perjalanan.
"Gila tu orang, masa iya saya di panggil om!"
Dion sudah darga anggap seperti teman, mangkannya dia ngomong santai ke dion.
"Mungkin karena dia masih sekolah, jadi wajar kalau dia panggil kamu om tuan, dia kan gak tau juga kalau tuan tu pengusaha muda."
"Kamu berani ya nge bela tu cewek?"
"Maaf tuan, saya salah bicara, maaf lancang."
Diam mengabaikan.
Flashback off
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments