Sampai di rumah.
"Neng, udah sampai."
"Oh iya pak, maaf saya tadi ngelamun.Ini pak ongkos nya, kembalian nya ambil aja, maaf ya pak atas kejadian tadi."
"Gak papa neng, lagian kan itu bukan salah neng."
"Iya pak." Tersenyum.
Menekan bel 3x
Di bukakan pintu oleh sepupunya.
"Ehh si ara, udah pulang ya."
"Iya din udah pulang, bibinya mana?"
"Ada ra, di kamar, ehh raa piring banyak banget lo yang kotor, cuci ya kalo kamu udah ganti baju".
"Iya din." Tersenyum.
Beberapa menit kemudian.
"Ara nya udah pulang belom din?."
"Iya."
"Terus ara nya mana din? kok gak salaman dulu sama mama pas pulang, gak biasa"nya kayak gitu."
"Dia gak salaman sama mama karena dinda bilang kalau mama lagi di kamar, dia nya lagi ganti baju, terus mau cuci piring."
"Kamu nyuruh dia nyuci piring sekarang ya nak?"
"Iya, kenapa emang?"
"Ya ampun din, dia kan baru pulang sekolah, mungkin dia mau istirahat dulu terus makan."
"Mama tu jangan terlalu baik sama si ara, ntar si ara seenak-enaknya di rumah kita dia tu numpang jangan males-males an kalau mau numpang di rumah orang."
"Ya ampun din, bukan kayak gitu maksud mama, kasian nak dianya mungkin capek." bicara dengan nada lembut.
Ara yang tadi ganti baju, sudah selesai ganti baju dan tanpa sengaja mendengar apa yang bibi dan sepupunya bicarakan saat mau turun tangga,
Dapur dan tangga untuk naik ke lantai dua di rumah bibinya nggak terlalu jauh jaraknya, mangkannya dia bisa gak sengaja nge denger percakapan bibi dan sepupunya.
Ara tetap tersenyum, karena dia senang masih memiliki bibi yang sangat menyayanginya tulus, dan bersyukur memiliki bibi sebaik itu.
Kletak,Kletok,Kletak,Kletok..suara sendal yang sedang di pakai ara saat mau turun.
Bibinya kaget saat melihat ara turun dari tangga, bibi nya takut nanti si ara denger kata-kata si dinda tadi. Bagi bibinya itu cukup menyakitkan untuk ara jika dia mendengarnya, apalagi ada kata numpang.
"Bii, dinn." Senyum.
"Iya ra, kenapa?"
"Gak papa bi, cuma nyapa aja."
"Udah deh ra, jangan banyak basa-basi, cuci tu piring, masa iya kamu nyuruh mama yang nyuci piring?"
"Iya din, ini baru mau nyuci."
"Kamu bantuin ara nak."
"Gak mau ma, males, kalau dinda mau nyuci piring dari tadi gak bakal nyuruh si ara."
"Dinn, gak boleh ngomong kayak gitu nak."
"Apaan sih mama, udah ah dinda mau ke kamar."
"Dinn.." Terhenti karena ara memegang lengan bibinya mengisyaratkan, kalo biarkan saja, ara nggak papa.
"Udah ya bi, ara nyuci piring dulu, bibi istirahat aja."
" iya ra, makan aja dulu ya nak baru nyuci piring."
"Iya bi, iya" Tersenyum.
Setelah membereskan itu semua, ara langsung masuk ke kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur legend nya.
Menatap langit .
Ahh aku sangat bahagia masih memiliki bibi yang menyayangi tulus, walaupun dinda sering menyuruh ku melakukan ini melakukan itu, bibi memarahinya dengan cara lembut tidak membentak, kalau bibi ngebentak si dinda pasti dinda ngerasa bahwa bibi lebih menyayangi ku dari pada dia, ahh aku sangat bangga mempunyai bibi yang pengertian seperti itu.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Widodo Putra
tak lanjut baca
2021-05-05
0
lizha bohay
nyimak
2020-11-05
3
Maria Juni Yati
Seru juga
2020-10-17
3