Beberapa menit sebelumnya Daella telah tiba dan duduk di sofa ruang tamunya. Ia begitu lelah dengan panjangnya perjalanan. Namun ia lega akhirnya ia sampai di rumahnya dan berhasil kabur dari Lea.
Setelah cukup lama berleha-leha ia pun memutuskan untuk membersihkan diri alias mandi. Ya... Walaupun jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, sudah bukan waktunya untuk mandi lagi. Namun sebelum-sebelumnya juga ia sering sekali mandi malam karena malas mandi di sore hari.
Ia pun terlelap usai mengganti pakaiannya. Terlalu lelah untuk hari ini. Namun besok atau mungkin seterusnya akan menjadi lebih lelah karena ia yang memutuskan untuk bekerja. Mau kembali ke sekolah lamanya pun warga Intermediary pasti tidak akan menerimanya karena mereka yang telah terang-terangnya mengusirnya dari sekolah dan memberinya ke genggaman Lea.
Ia tahu kalau semua itu juga karena mereka masih ingin hidup dan lebih mementingkan diri sendiri. Namun ia begitu kecewa dengan dua sahabatnya yang bahkan tidak ada pembelaan untuknya, mereka hanya terdiam menatapnya dengan tatapan yang ia benci.
Keesokan harinya Daella mencoba mencari lowongan kerja di sebuah toserba tak terlalu jauh dari kediamannya. Kebetulan, minimarket itu sedang membuka lowongan pekerjaan karena salah satu karyawan di sana sedang mengambil cuti selama beberapa minggu. Tidak masalah baginya walau hanya beberapa minggu saja bekerja di sana, setidaknya ia ada kegiatan sehari-hari dan menghasilkan uang lebih dari cukup.
Singkat cerita Daella akhirnya pun keterima bekerja di toserba tersebut dan sudah mulai bekerja pada hari itu juga. Ia bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan lebih cepat dari perkiraannya. Beberapa minggu ini ia harus bekerja terlebih dahulu mengumpulkan uang untuk keperluan sekolahnya nanti.
"Kerja kamu bagus juga, " ucap pemilik toko terhadap Daella "saya harap karyawan lama saya itu berhenti bekerja saja sekalian, jadi kamu bisa bekerja di sini, " lanjut sang pemilik toko. Sedangkan Daella hanya tersenyum tipis sembari membungkukkan tubuhnya tanda terima kasih pada pemilik toko.
Jam kerja Daella dari sekitar pukul 08.00 s/d 16.00
Pekerjaannya cukup lancar di hari pertama ia bekerja, walaupun sebelumnya ia belum memiliki pengalaman bekerja.
Usai sudah pekerjaannya hari ini dan ia pun diperbolehkan pulang oleh sang pemilik toko dengan gaji hariannya. Sebelum ia pamit, ia berterima kasih kepada pemilik toko karena sudah mau menerimanya bekerja. Kemudian ia pun pergi meninggalkan toserba tersebut dengan berjalan menuju halte bus.
Menunggu bus di daerah sana memang terbilang sulit dan lama. Ibaratnya ia bisa tidur dan bermimpi terlebih dahulu, baru bus angkutan datang.
Daella menghembus nafasnya kasar "Lama banget, mana gue rasa boker lagi. Kebiasaan, " keluh nya sembari duduk menopang dagunya.
Hari semakin sore dan awan tampak mendung. Sepertinya hujan akan segera turun, ia berharap bus segera datang sebelum hujan turun.
Ketika rintikan hujan yang perlahan turun dan jatuh membasahi jalan, tibalah bus yang Daella nanti-nanti. "Akhirnya... " bus itu pun berhenti tepat di tempat Daella berdiri, ia pun langsung menaiki dan masuk ke dalam bus tersebut. Bus pun kembali melajukan perjalanan nya mengantar para penumpang ke tujuan mereka.
Sekitar 23 menit sampailah Daella di depan gang rumahnya. Saat ini hujan sudah semakin deras, ia berharap tidak ada guntur selama hujan berlangsung. Daella berlari menelusuri gang menuju rumahnya. Ia tak peduli dengan derasnya hujan, yang terpenting baginya ialah ia harus cepat sampai di rumah dan memasak mie instan.
Di pikirannya selama perjalanan adalah mie instan. Perutnya terus menggerutu karena lapar dan hujan-hujan begini sangat nikmat menyantap mie instan di kediaman yang kecil tapi sangat nyaman baginya.
Ketika tiba dirumah ia langsung membersihkan diri terlebih dahulu, berganti pakaian serba panjang, lalu pergi ke dapur untuk mewujudkan expetasinya.
Aroma mie yang begitu nikmat tersebar di area dapur. Akhirnya ia makan juga, rasanya perutnya sudah tidak bisa menanti-nanti lagi. Ketika ia baru saja ingin menyuapkan makanannya ke dalam mulut, Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di tengah hujan yang masih bergemuruh.
"Elah! Siapa si? Siapa bajingan yang dateng ke rumah gue hujan-hujan begini? Terlebih gue yang lagi mau makan." Daella pun menghampiri pintu rumahnya dengan perasaan kesal. Lalu dengan kasar ia membuka pintu tersebut.
"??!!" Daella begitu terkejut melihat orang yang kini berada tepat di depan pintu rumahnya.
"D-daella? ... Kan?" ucap Lea. Yah, Lea lah yang kini sedang berada di depan rumah Daella.
"Lu?? Ke--!!??" belum selesai ia berbicara, tiba-tiba Lea terjatuh kearahnya tepat di bahu kecilnya. Lea jatuh pingsan tubuhnya sangat dingin dan basah kuyup. Kemungkinan ia ke rumah Daella menerjang derasnya hujan. Gang menuju rumah Della memang tidak bisa di masuki mobil.
Daella yang tidak tega pun membawa Lea masuk dan membaringkan tubuhnya di sofa. Tubuhnya begitu besar dan tinggi sehingga tidak muat di sofa nya. Namun, Daella tidak ada pilihan lain. Jika ia menaruh pria itu di kamarnya, kamarnya akan basah sedangkan ia hanya memiliki satu kamar dan satu kasur.
Di dinginnya hujan malam ini, tubuh Lea terasa panas karena demam. Daella bingung ia harus bagaimana. Tidak mungkin Lea yang sedang demam itu terbaring dengan pakaian basahnya.
"No wayy... I-ini gue harus banget buka bajunya nih? T-tapi... " yahh, Daella tidak ada pilihan lagi selain membuka semua pakaian yang dikenakan Lea karena benar-benar basah kuyup bahkan bisa ditebak kalau pakaian dalamnya juga ikut basah.
"Oh ****!" tegasnya. Ia pun membuka kasar pakaian Lea dari jas sampai kemejanya dan kini yang tersisa hanya bagian celananya. Ia meneguk kasar liurnya dan dengan keyakinan serta keberaniannya ia kembali membuka pakaian bawah Lea hingga ke pakaian dalamnya.
Kalian tahu? Kali ini Daella membuka pakaian Lea dengan mata tertutup ia tidak ingin melihat apa yang seharusnya tidak ia lihat. Setelah selesai membuka semuanya, ia langsung beranjak bangun tanpa membuka matanya. Perlahan ia berjalan menjauhi Lea, setelah itu barulah ia membuka matanya dan pergi menuju kamarnya untuk mengambil beberapa selimut.
Ada sekitar 4 selimut yang Daella ambil dari kamarnya. Ia pun kembali menuju ruang tamu tempat Lea berada. Namun ia lupa untuk kembali menutup matanya ketika sampai, sehingga akhirnya ia melihat sesuatu yang sebelumnya belum pernah ia lihat.
"****! Tamat sudah kesucian mata gue! " dengan cepat Daella kembali menutup matanya lalu menutupi tubuh Lea menggunakan beberapa selimut yang ia bawa tadi. Usai dari itu akhirnya ia bisa kembali membuka matanya dengan lega.
Daella meraba kening Lea yang masih terasa panas, ia pun memutuskan untuk mengompres dan mengobati Lea. Ia pergi ke dapur untuk mengambil handuk kecil dengan air hangat dan obat penurun demam yang ia miliki. kemudian ia mengompresnya di kening Lea lalu meminumkan obat penurun demam.
Daella kembali menghembuskan nafasnya kasar setelah semuanya selesai. Ia sampai lupa dengan mie yang tadi ia masak. Setelah ia lihat, mie nya sudah bonyok dan tidak berkuah lagi.
Tak menyerah, Daella memasak mie untuk yang kedua kalinya dan berhasil menyantap hingga mangkuknya kering. Benar-benar tak ada sisa sedikit pun. Kini ia merasa kekenyangan dan memilih berbaring di sofa yang satunya, sofa yang berseberangan dengan Lea. Ia pun ketiduran setelah bermain handphone.
...~...
...Tbc:/...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
🅻ᵒʷᵉˡˡʸⁿ᭄
Semangat terus
2023-09-12
0