Daella membuka matanya secara perlahan, ia merasakan ada sesuatu yang menyentuh kepalanya, lalu ia pun melihat ke arah yang sedang menyentuh kepalanya tersebut.
"AAAAAHHH!!!??? l-lu ngapain di situ?" Daella sontak kaget ketika ia melihat seorang pria duduk di dekatnya sembari mengelus kepalanya. Sedangkan pria itu hanya tersenyum tanpa dosa.
"Pagi~" ujar Sang pria, lalu mengingatkan Daella bahwa hari ini adalah hari dimana Daella akan di masukan ke sekolah baru, sekolah yang pria itu rekomendasikan untuknya. Daella pun mengingat perkataan pria itu kemarin, ternyata perkataannya kemarin bukanlah sebuah lelucon atau semacamnya.
Knock, knock. Terdengar suara ketukan pintu kamar Daella yang sedang terbuka "Tuan Lea, mobilnya sudah siap, " ucap salah satu bawahan pria itu yang tadi ia suruh untuk mempersiapkan mobil yang paling bagus. Ia pun hanya menoleh ke arah sumber suara, setelah itu memberi isyarat menggunakan tangannya untuk menyuruh bawahannya pergi. Sang bawahan pun pergi menjalankan perintah tuannya.
"Lea?" Namanya Lea? Kaya nama cewe batinnya kemudian, ia bingung dengan nama pria itu yang seperti nama perempuan, padahal pria itu sama sekali tidak seperti perempuan.
"Nama lu Lea??" tanya Daella kembali.
Sang pria pun menjawab "Bougainvillea Paxton, dipanggil Lea." Daella merasa ingin tertawa karena segitu bagus nama pria itu tapi nama panggilannya Lea? Kenapa tidak Paxton, Bou atau atau langsung saja panggil Bougainvillea kek.
Bougainvillea Paxton atau yang sering dipanggil Lea itu pun bingung melihat Daella seperti menahan tawanya. Pikiran apa yang lucu? Namanya? Dimana letak kelucuannya? Kemudian ia bertanya kenapa Daella seperti itu? Sedangkan Daella tak memberi tahukan alasannya dan langsung pergi ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
Selesai mandi dan keluar kamar mandi, ia melihat Lea sudah tidak ada di dalam kamarnya lagi dan hanya ada sepasang seragam sekolah serta sepasang sepatu di atas kasurnya. Ia pun langsung mengenakannya dan keluar dari kamar menuju dimana Lea berada.
Mereka segera berangkat di supiri dengan supir pribadi dari Lea. perlu beberapa puluh menit untuk mereka bisa sampai di sekolah yang bernama Genius Emperor tersebut. Genius Emperor ini memiliki 8 buah lantai dan begitu mewah sehingga menjadi salah satu sekolah impian warga kota Bad Ems-Jerman.
Daella tercengang melihat betapa mewah dan indahnya gedung sekolah tersebut, ia pun kembali tersadar ketika Lea menarik tangannya dengan lembut untuk masuk ke dalam gedung sekolah.
Kepala sekolah yang sudah dapat info dari Lea perihal gadis yang akan bersekolah di sekolah Genius Emperor tersebut pun sudah menanti kedatangan mereka. Mereka disambut dengan baik. Setelah itu Daella langsung diarahkan ke kelas barunya.
Daella merasa cukup canggung, karena ia yakin 98% siswa/i di sana adalah orang berada semua. Mereka begitu cantik dan juga tampan, mereka juga berpenampilan rapih serta bersih. Semua terlihat begitu elegan. Ia tak pernah berpikir akan berada di sekolah semewah dan seelit ini.
Tiba di kelas, guru yang membimbing Daella menyuruh Daella untuk memperkenalkan diri kepada teman-teman barunya. "Perkenalkan, nama gue Daella Sharmayne" Awalnya Daella mengira ia akan dapat sambutan yang buruk atau semacamnya, ternyata salah. Mereka menyambut Daella dengan hangat dan antusias.
Seperti namanya yang mengartikan 'Pesona' tak sedikit dari mereka terpesona dengan kecantikan yang ia miliki di sertai dengan matanya yang terlihat seperti kristal berwarna biru menjadi pusat perhatian siswa/i di sana.
Daella pun dipersilahkan duduk di kursi belakang yang memang masih kosong. Ia mengangguk dan sedikit membungkuk sebagai tanda terimakasihnya kepada guru dan teman-teman sekalian.
Setelah guru tadi pamit keluar karena suatu alasan, beberapa siswi mulai menggerupungi Daella untuk berkenalan. Mereka sangat ramah, tidak seperti yang sebelumnya Daella pikirkan. Beberapa dari mereka bertanya-tanya kenapa Daella bisa memiliki mata cantik seperti itu. Daella hanya tertawa kecil karena bingung harus menjawab bagaimana. Pikirnya mereka hanya melebih-lebihkan saja karena matanya tak secantik itu.
Perbincangan antara Daella dan teman barunya pun berakhir ketika guru kembali datang dan mulai melakukan pembelajaran. Selama pelajaran berlangsung, ia memikirkan suatu hal.
Ini kesempatan gue. gumamnya dalam batin sembari mendengarkan guru yang sedang menjelaskan suatu materi.
Ia terus bergumam sembari ia memainkan pulpen di jarinya, begitu lihai ia memutar pulpen di jari ke jarinya yang lain. Sebuah kebiasaan ketika ia sedang memikirkan sesuatu dan sesuatu yang saat ini ia pikirkan adalah hari ini adalah hari yang tepat untuk ia melarikan diri dari genggaman pria asing yang bernama Lea tersebut.
Lea memang bersikap lembut dan memperlakukan nya dengan baik, tetapi tidak mungkin tidak ada tujuan di balik kebaikannya yang tanpa alasan itu. Beberapa orang juga pasti akan memikirkan hal yang sama, tetapi kemungkinan mereka akan mengesampingkan hal tersebut karena sudah merasa hidup enak dengan apa yang telah diberikan pada mereka.
Namun tidak dengan Daella, ia lebih memilih untuk melarikan diri dan memikirkan dirinya. Bagaimana jika semua kebaikan Lea suatu hari nanti akan diminta imbalan menggunakan nyawanya? Maka dari itu, ia akan melarikan diri tepat ketika bell pulang berbunyi dan ketika bell pulang telah berbunyi ia langsung berlari untuk keluar gedung sekolah sebelum Lea dan supirnya datang menjemputnya.
Benar saja. Walaupun sudah buru-buru, Lea serta supirnya itu sudah berada tepat di depan gedung sekolah. Tak abis cara, ia pun mengambil jalan belakang dan memanjat tembok pembatas sekolah yang lumayan tinggi. Entah bagaimana caranya ia bisa memanjati tembok setinggi 10 meter tersebut, sudah seperti keahlian khusus saja.
Setelah berhasil melewati tembok pembatas ia kembali berlari menuju terminal bus menggunakan maps dan uang sangu yang ia punya. Uang sangu yang Lea berikan padanya ketika mereka hendak berangkat ke sekolah.
Berpuluh-puluh menit pun berlalu, membuat Lea terheran-heran kenapa yang lain sudah lama keluar gedung sedangkan Daella sampai sekarang belum menunjukan diri. Lea pun berjalan memasuki area sekolah sampai ia bertemu dengan guru yang tadi membimbing perkenalan Daella, kemudian ia bertanya kepada guru tersebut. "Maaf, kalo boleh tahu Daella di mana ya bu? kenapa dia belum juga keluar, apa ada eskul yang sedang dia jalani? "
Guru tersebut pun menjawab pertanyaan Lea "Daella sudah keluar dari kelas sedari awal bell berbunyi pak." Sontak Lea terkejut dan pikirannya langsung menuju ke suatu hal. Ia pun berterima kasih lalu berlari menuju mobilnya kembali.
"Karl! ke terminal Bad Ems!" Perintahnya ketika ia masuk kembali ke dalam mobil. Sang supir yang bernama Karl pun langsung menancap gas dan melajukan mobilnya ke terminal Bad Ems.
Setibanya di sana Lea keluar dari mobilnya secara terburu-buru dan berlari menuju Timer (petugas yang mengatur keberangkatan bus) ia pun langsung menanyakan bus apa yang baru berangkat sore ini dan petugas itu pun menjawab ada empat jenis bus yang baru di berangkatkan, dua ke kota Lübeck, satu ke kota Rostock dan satu lagi ke kota Bremen.
Lübeck? "Apa plat dari bus yang mengarah ke Lübeck?" tanya Lea dan petugas pun kembali memberitahunya. Setelah itu ia dan Karl berangkat menuju kota Lübeck, dimana mereka membutuhkan sekitar 6 jam perjalanan untuk bisa sampai di sana.
"Saya ga bisa ngelepasin kamu gitu aja setelah akhirnya saya bisa bertemu kamu lagi, Daella" gumam Lea di perjalanannya ke Lübeck.
...~...
...Tbc:/...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
🅻ᵒʷᵉˡˡʸⁿ᭄
Siapa yg gk kaget kalau bangun tba" ada org lain di atas kepala
2023-09-12
0