Pagi hari di halaman belakang kerajaan yang sangat luas, Adelina sedang berlatih bersama dengan sang adik yakni Aurora, keduanya melakukan latih tanding agar semakin kuat, ditemani oleh saudari tiri mereka, Elena yang menyiapkan camilan dan minuman untuk mereka berdua
"Elena! Ayo berlatih tanding denganku!" Teriak Adelina yang sangat bersemangat sembari menangkis setiap serangan dari sang adik, Aurora
"Wah, kamu semangat banget ya sepertinya,.. Yasudah habis ini istirahat dulu, nanti baru latih tanding denganku..." Balas Elena dengan tegas namun juga terdengar lembut kemudian ia duduk dan melihat kedua saudarinya yang sedang bertanding tersebut
10 menit kemudian, latih tanding pun berakhir dan merekapun beristirahat
"Kak, akhir-akhir ini sepertinya kerajaan dan wilayah kita sering mendapatkan ancaman dari pihak kegelapan ya?" Tanya Aurora seraya mengambil secangkir teh
"Yah begitulah, maka dari itu, aku ingin bertambah kuat agar dapat melindungi kerajaan serta rakyat kita ini!" Jawab Adelina terdengar ambisius
"Bersemangat itu boleh Adel, tapi kamu juga harus memperhatikan dirimu sendiri juga" Ucap Elena seraya mengambilkan sebuah salep dan mengoleskannya ke pergelangan Adelina yang sedikit tergores akibat latih tanding tadi
"Aduh!" Ucap Adelina spontan
"Ok, udah aman!" Ujar Elena selesai mengoleskan salep luka tersebut
"Hehehe, makasih Ya Elen,..." Balas Adelina tersipu
"Iya, sama-sama.." Ucap Elena seraya tersenyum
"Oh ya kak Elen, Aku mau tanya nih" Ujar Aurora memanggil Elena
"Mau tanya apa, Ra?" Elena bertanya balik
"Kakak pernah dengar tentang pemuda yang dijuluki sebagai The Destroyer ga?" Tanya Aurora
"Maksudmu pemuda pemilik kekuatan kegelapan dan mematikan yang sangat berbahaya itu ya?" Jawab Elena seraya bertanya balik
"Iya kak, aku penasaran, katanya dia bisa membunuh orang hingga hancur menjadi debu" Jawab Aurora mengiyakannya
"Itu benar, sebenarnya bisa dibilang semua ancaman dan serangan teror yang menghantui kerajaan dan rakyat negeri ini, kemungkinan besar berasal dari orang tersebut" Ucap Elena menjelaskannya
"Wah-wah orang itu sepertinya sangat berbahaya dan bukan tandingan kita!" Ujar Adelina seraya melipat kedua tangannya ke dadanya
Di tengah pembicaraan tersebut, sang Raja yang juga ayah mereka datang menyapa ketiga putrinya tersebut, tentunya didampingi oleh beberapa pengawal pribadinya
"Wah-wah putri-putri cantik ayah sedang mengobrol hal serius ini sepertinya.." Ucap sang raja dengan ramah
"Ayah?!" Ucap Adelina langsung beranjak dari kursinya
"Yang Mulia.." Ucap Elena dengan sopan
"Elena, sudah berapa kali aku bilang, jangan kaku begitu, panggil saja aku dengan sebutan ayah, mengerti?" Balas sang raja memperingatkannya dengan lembut
"Eh? Ba-baiklah Yang Mu- Eh, maksud ku baiklah ayah!" Ucap Elena sedikit terbata-bata
"Nah gitu kan enak dengarnya hahaha.." Balas sang raja seraya tertawa kecil
"Tau nih Elena, padahal kita kan tetap saudara, walaupun tak sedarah.." Celetuk Adelina seraya menggandeng tangan kanannya Elena
"Hehehe, iya iya..." Elena tersenyum tipis
"Oh ya ngomong-ngomong, ada apa ayah ke sini?" Tanya Aurora
"Sebenarnya ada yang ingin ayah sampaikan, mungkin kita bisa duduk dulu untuk membicarakan hal ini" Jawab sang Raja
Mereka lalu duduk bersama di sebuah pondok kecil di halaman belakang istana tersebut
"Ayah cuma mau bilang bahwa kalian semua sudah tumbuh dengan baik menjadi wanita dewasa sekarang, sudah saatnya kalian mengemban tugas yang berat, yakni berperang melawan para pasukan iblis yang dimiliki oleh klan Kegelapan, namun jujur ayah sangat takut dan sedih jika terjadi sesuatu dengan kalian, karena ayah sangat menyayangi kalian semua..." Ucap sang ayah menahan kesedihannya namun berusaha terlihat tegar
"Ayah..." Adelina berucap lirih
"Ayah, dengarkan aku, ayah ga perlu khawatir dengan kami, karena ini sudah menjadi takdir kami untuk mengemban tugas seorang kesatria pedang yang sudah digariskan oleh takdir yang berlaku" Ucap Elena berusaha menenangkan ayahnya
"Itu benar ayah, kami pasti tidak akan dikalahkan dengan mudah oleh para pasukan Kegelapan itu, karena kami akan selalu bersama sampai kapanpun!" Sambung Aurora turut menenangkan ayahnya tersebut
"(Tersenyum) Ayah sudah dengarkan apa yang dikatakan oleh putri-putri ayah, bahwa ayah tidak perlu khawatir, kami akan selalu berusaha yang terbaik untuk negeri ini" Ujar Adelina
Hal itu membuat sang Raja meneteskan airmata nya saking terharunya mendengar ucapan ketiga putrinya tersebut. Bahkan para pengawal yang mendengarnya pun menjadi ikut tersentuh hatinya, bagaimana tidak? Ketika sedang terjadi penyerangan dan teror selama beberapa hari ini, para putri kerajaan juga turut serta turun ke lapangan, membantu para pasukan kerajaan untuk mengamankan wilayah kerajaan
Para pengawal pribadi raja pun langsung membalikkan badannya serentak, dan bersumpah untuk melindungi para putri kerajaan
"Yang mulia raja! Dengan ini, kami bersumpah untuk melindungi yang mulia beserta seluruh putri kerajaan!" Ucap salah satu dari pengawal mereka
Mendengar hal tersebut sang Raja menjadi semakin yakin dan mantap bahwa mereka semua pasti akan mampu untuk menghadapi segala rintangan yang ada nantinya
"Terimakasih!" Ucap sang Raja
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments