Ibukota Erdan sendiri bukanlah sebuah kota besar, bagaimana kamu melihatnya hanyalah kota sama seperti pada umumnya, jika harus dibandingkan dengan kota Arbelon luasnya hampir sama, yang membedakan hanyalah tembok yang mengelilinginya lebih tinggi serta di belakang kota ada istana yang menjulang tinggi.
Sesampainya di akademi Adi dan Vern bertemu dengan seorang pria tua yang merupakan kepala sekolah di tempat ini.
Dia duduk di kursinya dengan aura tenang yang menyelimutinya.
"Jadi kalian berdua orang-orang yang diminta oleh tuan Edgar."
"Kami hanya akan bersekolah sebentar di sini, mohon bantuannya."
"Aku yang harus bilang begitu, terlebih kami pasti merepotkan karena meminta bantuan kalian berdua."
Seperti yang Adi duga bahwa kepala sekolah akademi ini sudah mengetahui situasinya.
Menurut rumor iblis tidak hanya menggunakan cara frontal untuk berperang, mereka juga menggunakan manusia untuk mendukung invasi mereka dengan jaminan kekayaan serta dibiarkan hidup.
Mesna menguap.
(Tidurku sangat nyenyak apa kita sudah sampai)
(Sejak tadi)
(Eh)
Dewi ini memang begitu santai walaupun dunia dalam krisis berat.
Tak lama sebuah ketukan pintu terdengar, kepala sekolah mengizinkannya masuk dimana yang berjalan merupakan seorang gadis dengan pakaian formal seperti pegawai kantoran, memakai kacamata serta membawa buku di tangannya.
Ia memiliki rambut biru sebahu yang Adi maupun Vern kenal dengan baik.
"Ah nona Yorin kebetulan, aku memerlukanmu untuk membantu mereka berdua."
"Saya senang bisa membantu."
"Seperti biasa Anda bisa diandalkan."
Vern mencoba sebaik mungkin tidak tertawa sementara Adi menunjukkan wajah kebingungan.
Yorin menunjukkan mereka ke asrama yang akan digunakan keduanya, mereka akan tinggal bersama untuk memudahkan satu sama lain, banyak para siswa siswi yang menatap kagum ke arah Vern tapi tidak ke Adi.
Setelah mereka sampai Yorin melompat ke atas tempat tidur dengan lelah.
"Apa-apaan ini, kenapa tuan juga ada di sini?"
"Itu juga yang aku ingin tanyakan."
Vern sudah tidak bisa menahan ketawanya lagi.
"Yorin jadi guru, sungguh tidak terduga... bukannya kau bilang aku tidak punya waktu untuk mengajari siapapun."
"Berisik, ini demi misi tapi ngomong-ngomong tuan, apa aku cocok mengenakan pakaian seperti ini?"
"Itu cocok denganmu."
Yorin menunjukan wajah senangnya seolah memamerkannya pada Vern yang tersenyum masam.
"Dasar cewek genit kamu sedang mencoba meregangkan pahamu sekarang bukan, menggoda tuan dengan trik kotor."
"Apa maksudmu."
Vern melompat ke atas tubuh Yorin dan ia menggunakan gerakan cabul yang tidak pantas untuk dilihat siapapun.
"Hentikan, kamu menyakitiku."
"Bisa-bisanya kalian bercanda seperti itu."
Adi memilih untuk mengabaikannya dan mulai mencari informasi dari Yorin, seharusnya mereka memiliki tujuan yang sama.
Yorin membenarkan caranya duduk sebelum menjelaskan.
Para iblis kini berusaha menghancurkan kerajaan dari dalam agar lebih mudah untuk dihancurkan, mereka merekrut manusia yang dikenal sebagai Demonic, mereka juga diberikan kekuatan yang merubah mereka menjadi setengah iblis.
Yorin memberikan beberapa berkas dari pemeriksaannya.
"Mebel membunuh salah satunya dan aku sudah memeriksanya, tubuhnya seolah bermutasi."
"Ugh, kelihatannya mengerikan... apa ada efek sampingnya ketika seseorang berubah jadi seperti ini?"
"Mereka akan kehilangan sisi manusia mereka, yang lebih buruk hanya tahu cara membunuh dan membunuh."
"Pada akhirnya mereka hanya dijadikan alat saja, kasihan sekali.. bahkan nyanyian Vern tidak akan sampai pada mereka."
"Apa kamu sudah tahu siapa penyusup di akademi ini?"
"Tidak sama sekali, sebagai guru aku tidak bisa bergerak secara leluasa seharusnya aku juga menyamar sebagai murid saja."
"Tentang itu serahkan padaku, Vern ini akan membuat semua orang bertekuk lutut cling."
Adi maupun Yorin hanya bertepuk tangan saat Vern berdiri di atas meja sembari membuat pose imut.
"Lalu tuan, kenapa Anda datang kemari juga?"
Giliran Adi yang bercerita membuat mata Yorin bersinar.
"Sesuai yang diduga dari tuan, hanya melakukan pekerjaan seperti ini Anda bisa mendapatkan wilayah dengan mudah."
Untuk sekarang Adi memilih beristirahat baru keesokan paginya, Yorin dengan versi guru memperkenalkan keduanya pada murid kelasnya.
Tidak ada yang bereaksi sedikit pun saat Adi memperkenalkan dirinya, berbanding terbalik dengan Vern, dia disambut dengan kemeriahan bagaikan seorang artis, beberapa bahkan langsung berganti kaos yang bertuliskan.
Aku cinta Vern.
(Haha Dunia ini benar-benar kejam bahkan dengan caranya sendiri)
(Berisik)
(Tidak usah diambil hati Adi, bagiku kamu idolaku juga loh)
(Jelas sama sekali tidak membantu.)
Keduanya duduk di bangku paling belakang sembari mendengarkan pelajaran yang dibawakan oleh Yorin, itu berhubungan dengan sihir kelas atas yang membuat Adi mengerenyitkan alisnya.
"Dia mengajarkan sihir yang bisa menghancurkan wilayah?"
"Materi yang luar biasa, kalau saja aku bisa menggunakan sihir juga."
Adi pikir Vern sudah kuat dengan hanya Kharismanya saja, dia adalah orang yang terlahir sebagai idol serta memiliki pesona yang melebihi para Succubus. Jika keimutan merupakan kekuatan maka itu adalah senjata yang mengerikan.
Saat istirahat Vern sudah menjadi bahan pembicaraan bahkan kini dia dikerumuni oleh banyak orang.
"Tenang, tolong satu persatu, Vern akan memberikan tanda tangannya."
Adi memilih meninggalkan kelas untuk naik ke atap akademi, entah bagaimana ini mengingatkannya soal sekolah di dunianya sebelumnya.
Tepat saat ia membuka pintu ia dikejutkan dengan seorang yang duduk sendirian selagi memakan roti.
"Sepertinya aku salah orang, maaf mengganggu."
Tepat dia berbalik seseorang itu menangkap pinggangnya.
"Lepaskan aku."
"Dasar kejam, saat kamu melihat seorang gadis yang menangis paling tidak hibur dia."
"Merepotkan sekali."
Adi duduk di sebelah gadis yang memaksanya untuk tetap tinggal, ada dari dirinya yang terlihat seperti Alicia. Ketika dia bertanya tentangnya.
Ia berdiri dengan senang.
"Fufu, kamu melihat kemiripannya bukan.. apa boleh buat, akan aku beritahu indentitasku sesungguhnya, namaku Lucia von Erdan putri pewaris dari kerajaan Erdan dan juga adik dari Alicia."
"Pantas saja kamu terlihat mirip."
Lucia melongo.
"Kamu tidak terkejut, seharusnya kamu berteriak dan mulai berlarian sembari telanjang."
"Itu bukan reaksi orang terkejut?"
Mesna memotong.
(Gadis ini ternyata lucu juga, aku sudah sering melihat tubuh telanjang Adi dan aku pikir itu cukup bagus)
(Jangan membahas sesuatu yang aneh)
Adi melanjutkan.
"Jadi kenapa kamu sendirian? Biar aku tebak, karena statusmu tidak ada yang mau mendekatimu bahkan menjadi temanmu, hingga kamu berakhir kesepian."
(Adi aku pikir itu bukan sesuatu yang harus kamu katakan di depan orangnya)
Adi melirik ke arah Lucia yang terlihat akan menangis kapanpun.
"Ah, ah, maaf, maaf aku yang salah."
"Apa salahnya tidak punya teman.. hueeh."
(Adi membuatnya menangis, hayo.. kamu akan dicap sebagai pengkhianat negara)
(Mana mungkin seperti itu)
Adi memberikan batang coklat yang segera itu membuat Lucia berhenti menangis.
"Apa ini? Rasanya enak... ini pertama kalinya aku makan yang seperti ini, kamu... tolong minta lagi."
"Putri kedua ternyata suka seenaknya."
Adi menuruti keinginannya tanpa mengatakan apapun.
"Semenjak kakak jadi petualang aku jadi sedikit kesepian, kau tahu?"
Adi bisa melihat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Benny
n3xt
2023-09-17
2
Buana Lukman
bagus
2023-09-13
1