Adi menyerahkan formulir miliknya pada Riho yang dengan senang menjelaskan apapun yang perlu dia ketahui, singkatnya petualang dibagi menjadi beberapa tingkatan dari tingkat 8 sampai tingkat satu. Tergantung tingkatan mereka, mereka bisa mengambil pekerjaan yang tertera di papan pekerjaan guild.
Mengambil satu tingkat di atasnya diperbolehkan hanya saja jika gagal, akan diberikan denda yang cukup tinggi.
Untuk pekerjaan tidak terbatas, entah itu perburuan monster, pengawal dan hal lainnya semua petualang bebas mengambilnya mau berkelompok atau tidak. Berhubung Adi hanya akan menjadi petualang solo maka dia mendaftarkan dirinya seperti itu.
Dia mendapatkan sebuah kartu guild yang bertuliskan nama serta foto dirinya di dalamnya, jika diputar ke arah belakang di sana tertera status miliknya yang semuanya bertulisan F dari pertahanan, serangan bahkan kecepatannya.
Mungkin karena masih berlevel satu hal itu cukup jelas.
Setelah memilih pekerjaan ringan Adi keluar dari guild. Mesna cukup banyak bicara ketika ia melihat apa saja yang mereka lewati di kota ini.
"Apa itu permen kapas, kelihatanya enak... tolong belikan aku satu."
"Kau sebuah sistem, mana mungkin bisa makan."
"Tentu saja bisa, sama seperti memasukan koin kamu juga bisa melakukan hal sama dengan permen kapasnya."
"Banyak minta."
"Biarin."
Adi ingin membelikannya hanya saja uangnya tidak berlaku di sini. Ia terlebih dulu harus menyelesaikan pekerjaannya.
Pertama ia telah sampai di padang rumput landai yang kebanyakan diisi oleh slime biru yang melompat-lompat ke sana kemari, satu slime mendekat padanya dan dengan cepat dia pukul dengan batang kayu.
"Apa yang kamu lakukan? Bagaimana kamu bisa tidur setelah membunuh slime yang imut barusan," teriak Mesna.
"Kalau tidak seperti ini bagaimana kita akan dapat uang."
"Tapi mereka imut, kyaaaa... mereka pasti lembut dan enak dipegang, seperti memegang oppai, hey Adi kamu pernah menyentuh oppai."
"Berhenti mengatakan hal aneh-aneh, aku sedang sibuk inih."
"Dasar pembunuh slime."
Adi pikir memiliki sistem di dalam kepalanya tidak selamanya hal bagus. Setelah membunuh sepuluh dari mereka ia kembali ke guild dan mendapatkan 10 koin perunggu.
Adi terduduk lemas.
"Ini sama sekali tidak akan cukup untuk sewa penginapan."
Riho tampak sedikit prihatin jadi ia tanpa ragu meminjamkan uang untuk Adi, paling tidak itu sekitar 3 koin perak, satu hari di penginapan seharga satu koin perak di kota Arbelon maka itu sudah cukup untuk tiga hari.
"Terima kasih, aku pasti akan menggantinya nanti."
"Tidak usah dipikirkan, kamu bisa membayarnya kapan-kapan."
"Kamu pasti malaikat."
Untuk sementara ini Adi bisa menarik nafas lega, dia mengunjungi penginapan yang direkomendasikan, memesan kamar sebelum membaringkan dirinya di tempat tidur.
Ia memunculkan jendela menu dan di sana sosok Mesna cemberut.
"Dimana permen kapasku?"
"Kau ini benar-benar."
Adi mengambil permen yang dimaksud lalu memasukannya ke jendela layarnya, tentu saja permen itu terhisap dan selanjutnya berakhir di perut Mesna yang tampak bahagia.
"Enak sekali."
Selanjutnya Adi mulai menggeser tampilan layarnya ke arah barang penjualan, dia memilih roti dan susu sebagai makan malam.
Setelah memasukan tiga koin perunggu sebuah lingkaran sihir muncul lalu menjatuhkan pesanannya.
"Jadi seperti ini sistem belanja online."
"Kelihatanya enak, aku juga mau."
"Kau sudah punya permen kapas, ini jatahku."
"Tidak adil."
Adi hanya mendesah pelan sembari memakan makanannya, dia melirik ke luar jendela dan melihat bagaimana orang-orang di jalanan masih melakukan aktivitas pada umumnya.
"Lalu sebagai petualang tingkat 8, apa yang akan kamu lakukan?"
"Aku hanya ingin mencoba menaikan level ku dan menabung."
"Begitu."
"Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan orang-orang yang lebih dulu datang kemari."
"Aku tidak sabar untuk melihatnya."
Selama seminggu Adi bekerja keras mengambil pekerjaan mengumpulkan herbal, setelah membayar hutangnya pada Riho selama enam bulan berikutnya ia terus menabung hingga akhirnya apa yang dia inginkan tercapai.
Ia membeli sebuah senjata api revolver dengan delapan peluru yang cocok untuknya. Ukurannya lebih besar dari biasanya namun ini cukup akurat saat digunakan menembak.
Selama enam bulan juga ia tidak hanya menabung melainkan melatih beberapa sihir yang bisa dia kuasai. Mengarahkan tangannya Adi menciptakan lingkaran sihir.
"Water Canon."
Disusul tanah, api, udara serta petir.
"Lightning Saber."
Itu menghancurkan setiap pepohonan di depannya.
"Kamu yakin mempelajari semuanya, bukannya kata Riho terlalu banyak mempelajari sihir itu akan membebani tubuhmu saat penggunaannya."
"Kurasa tidak masalah untukku, akan sangat bagus jika aku bisa memanfaatkan semuanya dengan baik."
Adi mengepalkan tangannya dengan sebuah tekad. Berkat mengalahkan slime ia telah mencapai level 10, walau terkesan lambat untuk petualang pemula mencapai tingkat tersebut setelah enam bulan. Adi sama sekali tidak mempermasalahkannya.
Akan lebih bagus jika sesekali beranggapan bahwa dia orang yang lemah, itu memungkinkan pasukan raja iblis tidak akan memburunya lebih awal.
Setelah memburu beberapa slime, Adi telah kembali untuk menukarnya dengan uang, ia hanya menunjukkan kartu petualangnya dan di sana akan tertera berapa slime yang dia bunuh.
Awalnya hanya sepuluh sekarang dia bisa membantai slime sebanyak 100 slime dengan mudah.
"Silahkan bayaranmu."
"Terima kasih."
Beberapa orang yang duduk dibelakangnya segera menertawainya.
"Apa kau tidak bosan berburu slime, haha makhluk seperti itu sangatlah lemah untuk dihadapi, kau tidak akan kuat sampai kapanpun."
"Benar sekali."
Riho menggebrak meja dengan marah.
"Kalian semua jangan mengganggu Adi, dia itu sangat kuat bahkan lebih dari kalian."
"Hanya level sepuluh mana mungkin lebih kuat dari kami, terlebih dia hanya tingkat delapan sementara kami tingkat 5, jika kau tidak percaya akan aku tunjukkan besar kekuatan kami."
Salah seorang pria besar menerjang ke depan dengan tinjunya, ia terkejut saat pukulan itu hanya ditahan satu tangan Adi.
Semua orang terdiam.
"Apa-apaan barusan? Pukulan penghancurku di tahan dengan santai."
Adi tidak memperdulikannya dan memilih untuk melihat lantai di bawah kakinya.
"Owhh... aku menemukan satu koin tembaga, benar-benar beruntung, kurasa sudah waktunya pergi.. sampai nanti Riho."
"Tunggu sebentar."
Adi lebih suka untuk menghindari perkelahian tidak perlu dan segera pergi secepat yang dia bisa.
"Kau akan pergi kemana?"
"Ke penjual budak."
"Heh? Yah... kau pria pasti ingin melakukan itu juga dengan para budak."
Adi meringis setelah mendengarnya.
"Apa yang kau katakan aku tidak datang untuk melakukan itu."
"Eh benarkah? Lalu untuk apa?"
"Aku perlu kaki tangan."
"Kaki tangan? Jangan bilang kamu berniat melawan raja iblis. Aku pikir kamu bilang tidak ingin mati seperti pahlawan lainnya."
"Aku memang mengatakan itu, tapi bukan berarti aku akan membiarkan raja iblis bertindak seenaknya... aku akan menghentikan mereka juga."
Mesna tidak ragu untuk menunjukan perasaan senangnya. Ia sudah banyak mengirim pahlawan dan sempat menyerah namun mungkin Adi adalah kesempatan terakhirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
swek lord
sistemnya kurang keren
2024-09-19
3
Gabutdramon
betul
2023-12-23
2
Author pemula
ini sifat dewinya rada rese tapi gak papa gw suka, nambah unsur komedi soalnya 🗿👍
2023-12-19
2