Bab 3

Aluna berjalan sambil menenteng plastik hitam berisi baju gantinya dan mengikuti safi melangkah .

Safi berhenti di ruangan yang sepertinya digunakan untuk bersantai , kasur spon tipis di depan televisi serta kipas di sebelahnya itu terkesan adem .

" mbak aku tinggal kebelakang bentar ya , "

Ucap safi kemudian melangkahkan kaki ke belakang .

Aluna mengangguk saja dan segera mengganti seragamnya dengan kaos tipis oblong berwarna kuning pucat serta  celana pendek hitam longgar .

Baru saja aluna melipat pakaian seragamnya safi sudah muncul dengan wajah basah tampak seperti baru cuci muka dari aroma wangi khas sabun mandi .

" sudah selesai mbak ? "

Tanya safi dengan tatapan yang entah membuat aluna berdebar debar saja .

" sudah tinggal menyimpan baju seragam saja kok "

Jawab aluna dengan gugup .

Safi mendekat dan duduk disamping aluna yang mengambil sandal jepit dari plastik warna hitam serta menukar sepatunya .

" taruh sini dulu mbak , "

Ucap safi meraih sepatu aluna dan menaruh disisi nya.

Luna menoleh ke arah safi , tatapan pria muda itu nyaris membuatnya terkena serangan jantung .

Tangan kanan safi merangkul pundak aluna dan sukses membuatnya gemetar panas dingin .

" seperti ini kah orang yang sedang pacaran ? "

Batin aluna yang penasaran dengan rasanya dekat dengan seorang laki laki .

Safi mengecup pipi kiri aluna membuat aluna terlonjak kaget membuat pria yang baru beranjak remaja itu terkekeh .

" kenapa mbak ? kaget ya ? " 

Tanya safi tertawa kecil .

" emm ..iya , "

Jawab aluna , darahnya terasa berdesir saat pertama kalinya merasakan pipinya dikecup oleh laki laki .

Safi diam namun kecupan yang awalnya hanya sekali itu berubah liar serta menuntut .

Aluna terdesak , meski dirinya tahu ini salah tapi perasaan nyaman itu mengalahkan logikanya .

Detak jantungnya semakin bertalu talu , takut , senang serta rasa suka pada safi yang awalnya hanya sebatas di pesan ponsel itu kini menjadi nyata , ya ..aluna menyukai safi karena perlakuan yang baru saja dirasakan oleh aluna .

Tangan safi pun tak mau diam , menyentuh satu demi satu titik titik yang memantik kobaran hasrat apalagi ini baru pertama kalinya untuk mereka berdua .

Sebenarnya safi menginginkan lebih tapi akal sehatnya masih berjalan sehingga mampu menahan untuk tidak berbuat lebih jauh .

" ahhhh .. Gelii sekali , "

lirih aluna yang membuat safi bersemangat menyentuh lekukan tubuh aluna yang benar benar masih original .

" enak kah mbak ? "

Tanya safi dengan mata sayu .

" emmm .. "

Aluna hanya menggumam lirih dan memejamkan matanya .

" mau lagi mbak ? "

Bisik safi yang mampu membuat tubuh aluna tambah memanas .

Aluna hanya mengangguk pasrah dengan perlakuan pria kecil yang masih berusia 15 tahun itu .

Hampir setengah jam mereka bergelayut manja dan bermesraan layaknya orang dewasa yang sedang jatuh cinta .

Aluna semakin berat untuk pulang karena merasakan dunia yang berbeda , bagi aluna hari ini terlalu nyaman untuk berlalu begitu saja .

" kenapa rasanya cepat sekali sore hari padahal aku masih ingin bersama dengan safi , " batin aluna yang tentu saja tak berani mengungkapkan meski status mereka pacaran .

" kenapa mbak kok bengong sih ? " 

Tanya safi memakai jaketnya untuk bersiap mengantar aluna pulang .

" enggak ada apa apa kok , sudah sore memang aku harus cepat sampai rumah soalnya banyak tugas buat besok , "

Jawab aluna beralasan .

Safi mengantar tak sampai kerumah aluna sesuai permintaannya karena takut ibu dan neneknya tahu dan pasti akan diomeli habis habisan .

" pulang jam segini dari mana saja kamu lun ? Pakai bawa baju ganti segala , "

Tanya nenek sani dengan tatapan tajam bak pedang .

" kan aku sudah bilang tadi pagi nek kalau ada tugas kelompok jadi aku harus ikut mengerjakan buat dikumpulkan besok , "

Jawab aluna dengan gugup karena takut ketahuan apa yang dilakukan hari ini .

" masa sampai sore begini sih ? terus sepeda kamu juga mana belum dibawa pulang hahh ? Atau jangan jangan kamu jual ya .. "

Sentak nenek sani lagi .

" tidak nek , sungguh sepedanya bocor dan masih ku titipkan di ibu kantin , mau bawa ke bengkel tapi gak ada uang , "

Ucap aluna menunduk sedih .

" minta sana sama ibu kamu , masa uang seberapa saja gak bisa ngasih sih , mahal mana sama harga sepeda , "

Umpat mbah sani meremehkan sang menantu yang selalu setia merawatnya padahal anak laki lakinya sendiri pergi entah dimana .

" memang berapa biaya tambal ban lun ? "

Tanya sang kakek yang baru tiba menjenguk cucu cucunya serta sapi peliharaan yang di kini dipasrahkan pada ibu aluna untuk merawat .

" sekitar 10 ribu kek , "

Jawab aluna melebihkan perkiraan biaya tambal ban takutnya nanti tak hanya satu lubang yang bocor .

" ya sudah ini ada uang tapi gak genap 10 ribu , kayaknya hanya 8 ribu kamu bawa buat tambal ban besok , eman loh sepeda mu itu langka sudah tak ada lagi keluaran terbaru sekarang , "

Ucap kakek karta dengan senyum mengembang karena merasa bangga bisa membelikan sepeda untuk cucunya dengan harga lumayan mahal .

Dalam hati aluna menggerutu sendiri , sepeda itu adalah sepeda model jadul pada masa muda nenek dan kakeknya .

" kalau sekarang mana keren sepeda kaya gitu mah "

Batin aluna tanpa berani mengatakan .

" terima kasih kek , "

" ya , "

Kakek karta segera menuju kandang sapi miliknya yang dirawat oleh menantunya dengan sistem bagi hasil , jika nanti melahirkan satu ekor sapi maka jika dijual hasil anak sapi itu akan dibagi 2 .

Begitulah cara kakek karta memberikan investasi untuk masa depan cucunya karena tahu anak laki lakinya tak bertanggung jawab .

" hemm .. si kakek kalau dimintai uang pasti dikurangi jumlahnya waktu ngasih , terus kalau kurang emang siapa yang mau nambahin , nenek ? jangan harap deh apalagi ibu , tak bisa walau bermimpi sekalipun , "

Ucap aluna menyimpan uang dalam tas sekolah usang yang biasa dipakainya .

Derrttt ..

Bunyi pesan di ponselnya menyita perhatian aluna yang sedang menggerutu .

Saat ini nomor safi di ponselnya diganti dengan nama " sayankkk " . 

Aluna tersenyum membaca pesan dari kekasih kecilnya .

" sudah makan belum sayangku ? "

Barisan pesan dari safi membuatnya seolah dirinya sangat diperhatikan oleh kekasihnya itu .

Aluna membalasnya dengan gesit karena takut keburu di panggil oleh neneknya .

Malam ini aluna fokus belajar dengan giat karena sebentar lagi ujian akhir , juga karena disemangati oleh safi .

Makin lama kata kata safi dalam pesan yang dikirim setiap hari semakin intim saja tapi bagi aluna itu adalah hal biasa bagi yang sedang berpacaran .

Rencananya minggu ini safi ingin mengajak dirinya untuk kerumah lagi .

" aku kangen banget sama kamu sayang "

Begitulah ucapan maut yang membuat aluna merasa dicintai oleh safi .

Dasarnya memang sedang bucin dan belum tahu rasanya pacaran membuat perasaan aluna menggebu gebu .

Aluna dibuat terbang melayang oleh remaja yang masih labil itu .

Terpopuler

Comments

Apaqelasyy

Apaqelasyy

Terima kasih, bikin hari jadi lebih baik!

2023-07-28

0

hoba

hoba

Tiap adegannya menggugah emosi.

2023-07-28

0

Vicki-ying

Vicki-ying

Tidak terduga

2023-07-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!