Satu minggu kemudian, sedari tadi Dinda sudah siap-siap untuk menjemput sahabat nya di bandara.
dan benar saja, tak lama Dita menghubunginya.
"assalamu'alaikum Din, aku sudah landing di bandara. kamu dimana?"tanya Dita
"wa'alaikumussalam, sebentar lagi aku kesana dit. tunggu ya."jawab Dinda
"oke Din, di tunggu ya. jangan lama-lama lho."ucap Dita sembari terkekeh
"iya-iya. bawel."jawab Dinda
sambungan telepon pun terputus, Dinda langsung turun ke lantai bawah dan menuju garasi mobil. Dinda pun pergi ke bandara rasa nya ia sudah tak sabar untuk bertemu dengan sahabat nya itu.
sesampainya di bandara, terlihat wanita dengan gamis yang menjuntai membuat gadis itu terlihat begitu anggun. ia tersenyum pada Dinda.
"Dita."teriak Dinda
"Dinda."
kedua nya saling berlari kemudian berpelukan. kedua nya sama-sama mengungkapkan rasa rindu nya.
"Masya Allah Din, kamu tambah cantik aja."ucap Dinda
"kamu kok ngomong gitu sih dit, kamu juga cantik kok."jawab Dita sembari melepaskan pelukannya
"Tante sama om nggak jemput kamu?"tanya Dinda
"nggak Din, tadi nya mereka mau jemput tapi aku bilang kamu yang bakalan jemput aku."jawab Dita
"oh gitu, ya udah ayo ke mobil."ucap Dinda
kedua nya pun pergi menuju parkiran. kemudian Dinda dan Dita menuju rumah. selama perjalanan mereka terus bercanda dengan tawa kebahagiaan. maklum saja sudah sangat lama sekali mereka tidak bertemu.
dua puluh menit kemudian, mereka sudah sampai di halaman rumah Dita. kedua orang tua nya sudah menunggu nya disana.
"ummi, Abi."teriak Dita sambil berlari ke arah orang tua nya dan kemudian ia memeluk nya
"Dita, kamu apa kabar, nak?"tanya Bu Hafsah
"Alhamdulillah Dita baik Ummi, ummi sama Abi apa kabar?"tanya Dita
"Alhamdulillah ummi sama Abi baik-baik saja nak."jawab Bu Hafsah
"ya udah ayo kita masuk, ayo Dinda."ucap pak Adam
"terima kasih om, tapi maaf Dinda harus ke butik karena kebetulan Dinda ada pekerjaan."ucap Dinda
"oh gitu ya udah nggak apa-apa, kamu hati-hati ya."ucap Bu Hafsah
"terima kasih Tante, ya udah Tante, om, dit aku pamit dulu ya. Assalamu'alaikum."ucap Dinda
"wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."jawab ketiga nya
Dinda pun meninggalkan rumah Dita. setelah kepergian Dinda, Dita dan kedua orang tua nya masuk ke dalam rumah. mereka duduk di ruang tamu.
"ta, kamu nggak keberatan kalau ummi sama Abi menjodohkan mu?".tanya Bu Hafsah tiba-tiba
"ins syaa Allah Dita ridho umi, kalau boleh Dita tau, siapa laki-laki yang akan menjadi calon suami Dita ummi?".tanya Dita
"sabar ya, minggu depan kalian akan bertemu."ucap Bu Hafsah
"baik umi, ya udah Dita izin ke kamar dulu ya."ucap Dita
"iya sayang."ucap Bu Hafsah
Dita memang tidak terkejut lagi, karena sebelumnya Bu Hafsah sudah menceritakan semua nya pada Dita.
Dita menerima perjodohan itu, bukan tanpa alasan karena Dita merasa berhutang Budi pada Bu Hafsah dan juga pak Adam. Dita memang bukan anak kandung dari Bu Hafsah dan pak Adam. karena beberapa tahun yang lalu Bu Hafsah terkena kanker rahim stadium akhir hingga rahim nya terpaksa harus di angkat. kemudian mereka bertemu dengan Dita di sebuah panti asuhan dimana Dita juga sudah kehilangan kedua orang tua nya. kedua nya begitu sangat menyayangi Dita walaupun Dita bukan darah daging mereka. itulah yang membuat Dita merasa sangat bersyukur dan berterima kasih pada Bu Hafsah dan pak Adam.
"ya Allah kalau ini memang yang terbaik, mudahkan lah."ucap Dita
...----------------...
di tempat lain, Reyhan sedang berada di pesantren milik ayah nya, setelah beberapa hari dia di tanah air. Reyhan menjadi pengajar di pesantren tersebut.
tok...tok
"assalamu'alaikum permisi ustadz."ucap seseorang dari depan pintu
"wa'alaikumussalam, iya ada apa?"tanya Reyhan
"pak kyai memanggil ustadz untuk rapat di ruang aula."ucap seseorang itu
"baik, sebentar lagi saya akan kesana."ucap Reyhan
tak lama kemudian Reyhan pergi menuju ruang aula pesantren. setelah Reyhan datang, rapat pun di mulai.
dua jam setelah rapat, Reyhan memilih untuk jalan-jalan di kota tersebut. namun saat di perjalanan ia tak sengaja melihat Dinda sedang berada di pinggir jalan.
"Dinda."lirih Reyhan
Reyhan menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dari kejauhan, ia pandangi wanita yang sangat dia rindu kan itu.
"maafkan aku din." ucap nya Reyhan lalu ia kembali melajukan mobil nya.
"maafkan saya Dinda, saya harap kamu bisa menerima semua ini nanti nya."ucap Dinda
...----------------...
jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, Dinda sedang dalam perjalanan menuju rumah. setelah beberapa menit di perjalanan Dinda tiba di rumah nya.
"assalamu'alaikum ma, pa?"ucap Dinda
"wa'alaikumussalam, mama sama papa di taman nak."sahut Bu Ami
Dinda pun menuju taman dimana orang tua nya sedang santai disana.
"din, Minggu ini kita jenguk adik mu dulu ya ,mama udah kangen sama dia. kamu sibuk nggak."tanya Bu Ami tiba-tiba
"ins syaa Allah nggak kok ma, Dinda juga udah rindu sama tuh bocil."ucap Dinda
"Yo wes kalau gitu Jumat sore kita berangkat sekalian liburan kan."ucap Bu Ami sembari tertawa
"nah betul sekali itu ma."timpal Kevin
"hmm, betul-betul aja nih bocah."ujar Dinda
"Hehe."
"Dasar bocah."
"Ih, enak aja, aku udah gede loh mbak."
"Hmm, iya-iya."
"ya udah aku ke kamar dulu ya ma, pa."ucap Dinda
Dinda pun pergi ke kamar nya. namun saat Dinda ingin membuka pintu kamar, ia dikejutkan dengan suara ponsel nya.
"astaghfirullahaladzim, aku kira apa."ucap Dinda sembari membuka handphone nya
"hallo assalamu'alaikum dit." ucap Dinda
"wa'alaikumussalam maaf ya Din, kalau aku ganggu, aku cuma mau bilang kalau Minggu ini aku lamaran."ucap Dita
"hah Minggu ini dit?"tanya Dita kaget
"iya Din, kamu Dateng ya. Ins syaa Allah hari Jum'at."ucap Dita
"gimana ya dit, rencana nya Jum'at ini aku mau ke Semarang, mau jenguk Kelvin. maaf ya dit kayak nya aku belum bisa datang."ucap Dinda tak enak
"Hmm, gimana sih Din, kamu mah gitu. giliran aku mau lamaran kamu malah mau pergi."kesal Dita
"ya mau gimana dit, aku kan nggak tau kalau Minggu ini kamu mau lamaran, maaf ya ins syaa Allah pas kamu nikah aku Dateng dech."ucap Dinda
"hmm, ya udah dech, nggak apa-apa. tapi kalau aku nikah harus Dateng ya.
"iya, ins syaa Allah aku Dateng kok."
"ya udah, kamu hati-hati ya Din."ucap Dita
"iya sekali lagi maaf ya dit, jangan marah lho."ucap Dinda merasa bersalah
"it's okay Din, aku nggak marah kok."ucap Dita
tak lama sambungan telepon pun terputus, Dinda meletakkan ponsel nya di atas meja kecil di samping tempat tidur nya. kemudian ia menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.
setelah mengganti pakaian, dinda duduk di balkon kamar nya sembari menunggu adzan Maghrib. Dinda memang senang ketika melihat suasana sore dari balkon kamar nya. kendaraan terlihat begitu ramai dan padat.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
lyPoppy
Kocak banget, ngakak ga ketulungan
2023-07-27
0
Daisy
Membuatku terinspirasi.
2023-07-27
0
Talklesswinmore
Gak bisa berhenti! Pagi siang malam cuma baca ini terus!
2023-07-27
0