Bab 02

Arka memang pergi ke kantornya. Ia mengendarai mobilnya sendiri tanpa asisten pribadinya itu. Rasa kecewa masih menyelimuti dirinya di tambah belum ada penjelasan tentang kejadian di resto tersebut.

Kendaraan mewahnya sudah sampai di gedung pencakar langit milik Papahnya, perusahaan itu belum sepenuhnya menjadi miliknya karena ia baru terjun langsung di perusahaan yang Papahnya mimpin.

Perusahaan ini akan terjatuh padanya karena sang adik kembar sedang mengelola restoran milik Papahnya juga.

Arka turun dengan wajah dinginnya. Ia tak ingin menyapa atau pun membalas sapaan dari orang lain termasuk asisten pribadinya itu. Rasa khawatirnya dan penasaran tentang kejadian itu saat ia mencegah Aluna tapi tangannya di tepis oleh Aluna yang sedang mengejar yang katanya suaminya.

Arka masuk ke dalam ruangan ini yang akan menjadi miliknya. Ia hempaskan bokongnya di kursi kebesarannya yang begitu empuk. Arka pun mengecek ponselnya dan menghubungi Aluna, ia ingin berbicara secara langsung dan bertanya pada Aluna jika kejadian itu tak benar.

Panggilan beberapa kali tak ada jawaban atau pun pesan yang ia kirim pun tak ada balasan membuat Arka khawatir dan penasaran dengan keadaan Aluna saat ini. Ingin rasanya menemui Aluna ke rumahnya tapi Papah Aluna yang sejak awal tak suka dengan kehadirannya membuat ia bertanya-tanya tentang kesalahannya tak bisa merestui hubungannya dengan putrinya.

Arka pun menyimpan benda pipih tersebut dan melihat berkas yang sudah menumpuk untuk ia kerjakan. Rasa kesalnya pada sang Papah yang selalu memaksakan kehendak membuat Arka tak fokus pada tumpukan berkas tersebut.

Arka pun bangun dari duduknya dan mengambil kunci mobilnya lalu keluar ingin menenangkan pikirannya yang lagi kacau tersebut.

Arka pun berpapasan dengan asistennya untuk menyampaikan jadwal hari ini saat bosnya mulai berkerja lagi.

"Bisa kembali lagi ke ruangan, Tuan?" pinta asisten pribadinya Arka tak ingin di marahi lagi oleh Presdir yang berkuasa di perusahaan ini.

"Ada apa? Saya ingin pergi." jawab Arka tak suka jika di halangi seperti ini.

"Ini penting, Tuan. Tuan besar yang memerintahkan saya untuk menyampaikan secara langsung pada Tuan." pinta asisten pribadinya itu yang memohon agar ia tak di marahi oleh atasannya.

Arka pun dengan pasrah membalikkan tubuhnya ia masuk kedalam ruangannya lagi dan duduk kembali.

"Cepat katakan." sahut Arka tak ingin menghabiskan waktu di dalam ruangan yang belum ia pikirkan.

"Siang ini tuan Arka akan menggantikan posisi Tuan besar untuk meeting di perusahaan Bagaskara group. Ini penting tak bisa di handle, Tuan." ucap asisten itu tak ingin menunduk ucapan yang di berikan oleh atasannya.

Arka pun mengernyitkan keningnya mendengar nama perusahaan yang tadi asistennya itu ucapkan. Arka pun bangun dan mengiyakan perintah asistennya untuk datang ke perusahaan itu demi menggantikan Papahnya ada keperluan lain.

Arka yang tak jadi pergi pun mengecek layar laptopnya dan melihat beberapa laporan dan kinerja karyawan yang sedang berkerja di perusahaannya yang belum sang Papah serahkan untuknya.

Setelah waktunya tiba, Arka pun bangun dari duduknya setelah asisten pribadinya itu datang keruangan untuk segera datang ke perusahaan itu dengan waktu yang sudah di tentukan.

"Nama perusahaan itu apa?" tanya Arka yang ingin memastikan langsung.

"Bagaskara group, Tuan." jawab asisten Arka.

Arka pun mengangguk dan masuk kedalam mobilnya, ia menyerahkan pada asistennya untuk mengendarai mobil sendiri.

Sampai di bangunan tak kalah mewah dengan perusahaannya Arka pun turun dengan gagahnya dengan stelan jas navy membuat penampilan begitu sempurna.

Arka dan asistennya itu masuk kedalam ruangan meeting yang di antar oleh resepsionis yang tadi di tugaskan untuk menyambut kedatangan dari perusahaan yang sudah lama berkerja sama.

"Sebelah sini, Tuan. Silahkan masuk, biar kami panggilkan atasan kami." ucap sopan resepsionis itu menyambut dan melayani pemilik perusahaan Angkasa group.

"Terimakasih." jawab asisten Arka yang mempersilahkan atasannya untuk masuk lebih dulu.

Arka pun masuk kedalam ruangan meeting tersebut, ia duduk sambil menunggu yang punya perusahaan ini untuk membicarakan tentang kerja sama yang sudah berjalan beberapa tahun lalu.

Tak berselang lama pintu itu di buka oleh seseorang dan begitu terkejut ada orang yang begitu ia kenal yang ada di belakang pria tersebut.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kamu, ngapain ada di sini? Mau bilang jika kamu sudah berhasil membuat rumah tangga ku hancur, iya." sentak Revan yang baru masuk ke dalam ruangan meeting.

Yuk kepoin cerita ini, dan minta dukungan agar cerita ini bisa lanjut...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!