Terjebak Cinta Anak SMA

Terjebak Cinta Anak SMA

Bab 01

"Dari mana saja kamu, Arka. Sampai selarut ini baru pulang?" tanya Papah Rayyan yang duduk di ruang tamu hanya ingin mengetahui putra kembar satunya belum pulang. Entah apa yang di lakukan oleh Arka di luar sana sampai jarang pulang dan pergi ke kantor.

Arka begitu kaget dengan adanya Papahnya ada di ruang tamu seorang diri sedang menunggu kedatangannya.

"Papah belum tidur?" tanya Arka mengalihkan pertanyaan dari Papah yang bertanya tentangnya.

"Jawab Papah, Arka. Kamu dari mana? Jarang masuk ke kantor, emang ini cara mu kerja, hah. Percuma Papah kuliah kan kamu ke luar negeri kalau gini caranya mu," ucap Papah Rayyan begitu tegas, ia tak ingin perusahaan yang turun menurun dari orang tuanya hancur begitu saja hanya gara-gara putranya.

Arka terdiam, ia yang lagi sedih dan kesal karena pujaan hatinya telah berbohong padanya tentang statusnya yang sudah memiliki seorang suami. Arka tak mencurigai dan mencari tahu tentang Aluna yang sudah memiliki seorang suami. Ia hanya ingin mencurahkan rasa rindunya yang bertahun tahun lamanya tak berjumpa dengannya. Tapi rasa rindu itu berubah menjadi rasa kecewa karena di bohongi sudah lamanya selama ia berjumpa dan sering bertemu.

Arka pun tak menjawab, ia pergi begitu saja meninggalkan Papahnya yang sedang mengumpatnya secara langsung. Ia butuh ketenangan bukan omelan dari sang Papah di saat ia sedang patah hati untuk kedua kalinya.

Memang, ini salahnya sendiri karena meninggalkannya tanpa kabar ataupun memberikan informasi tentang dirinya yang pergi untuk melanjutkan kuliahnya di luar negeri secara mendadak.

Braaakk...

Arka membanting pintu depan kasar, ia menyalahkan kedua orang tuanya yang telah mengirimnya keluar negeri untuk meneruskan studinya di sana. Mungkin kalau kejadian tak seperti itu ia akan bersama dengan Aluna sampai sekarang. Tapi kenyataan bahwa Aluna sudah menikah di saat ia baru kembali di tanah kelahirannya.

Aaarghhhh...

Arka teriak di dalam kamarnya yang kedap suara, ia mencurahkan isi hatinya yang kecewa dengan dirinya sendiri karena tak sanggup melihat kenyataan jika Aluna sudah memiliki seorang suami.

Kejadian di resto tersebut membuat Arka begitu terkejut dengan pengakuan pria yang tadi siang menghampiri di meja makan tempat ia dan Aluna memesan makanan.

"Kenapa, kenapa baru sekarang, Lun. Apa kamu tak bisa menunggu aku sebentar saja." lirih Arka menitikkan air matanya. Rasa cintanya tak tak berkurang sedikit pun sedari dulu begitu besar dan tulus mencintai gadis Tomboy nya itu.

Tok.. Tok...

Ketukan pintu membuyarkan Arka yang sedang terpuruk, ia memandang benda bercat putih tersebut yang sedang di ketuk dari luar. Arka enggan untuk membuka ia tak ingin di ganggu oleh siapapun termasuk kedua orang tuanya yang telah memisahkan hubungannya dengan Aluna di gadis Tomboy pujaan hatinya.

Arka pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket, ia ingin menyegarkan tubuhnya yang butuh ketenangan di saat ia sedang terpuruk hati dan perasaannya.

.

.

.

Pagi harinya, Arka turun ke lantai bawah paling akhir. Ia pun duduk di samping kembarannya yang sudah habis sarapannya.

"Pulang jam berapa, Arka?" tanya Mamah Nayla begitu khawatir dengan putra pertamanya datang selarut malam. Semalam ia mengetuk pintu putranya itu tapi tak ada sahutan dari dalam membuat ia merasa jika sang putra sudah tertidur dengan pulas.

Arka menggelengkan kepalanya tanda ia tahu datang ke rumah ini. Hatinya begitu kacau di tambah Papahnya menegurnya saat ia baru datang ke rumah ini.

"Arki sudah selesai, Mah." jawab Arki kembaran Arka adiknya yang lahir kedua beberapa menit dari kakaknya.

Arki yang di tugaskan oleh Papahnya mengurus restoran di beberapa cabang tersebut membuat papah Rayyan melimpahkan perusahaannya pada putra pertamanya itu Arka.

Arki pun menyalami dan pamit untuk mengecek restonya yang ada di kota A tersebut ada sedikit masalah. Arki pun buru-buru tanpa bertanya dengan kembaran yang ada masalah yang belum di ketahui olehnya.

"Kapan kamu akan serius menjalankan perusahaan itu? Kalau bukan kamu siapa lagi, Ka." sahut Papah Rayyan yang ingin memastikan jika putranya benar-benar mengurus perusahaan yang di bangun oleh Papahnya.

Arka pun bangun dari kursinya dengan sarapannya yang belum selesai, ia enggan untuk menjawab pertanyaan dari Papah hanya mengurusi perusahaan tanpa melihat dirinya yang sedang kacau.

"Pah..," protes Mamah Nayla pada suaminya yang selalu tegas jika mendidik anak-anaknya.

"Jangan terlalu mengekang Arka, dia sudah melakukan apa yang papah inginkan dan sekarang mungkin Arka butuh waktu dulu untuk terjun langsung ke perusahaan." jawab Mamah Nayla yang takut dengan putranya jika terlalu di paksakan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Gini nih kalau Mamah selalu belain anak-anak seperti itu, jadi kaya gini kan. Suka seenaknya...

Yuk kepoin cerita ini ya kak, kalau suka kita lanjutkan Ok..

Bantu like, komennya ya.. Biar semangat bikin cerita baru ini tentang anak-anaknya Papah Rayyan dan Mamah Nayla.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!