Rania POV
Rania melihat neneknya keluar dan melihat bagaimana neneknya bertarung bersama pamannya, membuat dia meraba di pahanya selalu terikat pedang kecil pemberian ayahnya sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 7.
"Nia selalu kamu bawa pedang kecil ini dipahamu ya sayang, gunakan pedang ini saat kamu dalam bahaya" suara ayahnya selalu terngiang ditelinga Rania.
"Mungkin ini saatnya Rania pakai pa....lindungi aku ya pa....ma" ucap Rania lirih dan tak lama sesuai perkiraan Rania salah satu penjahat yang bercodet menggebrak2 jendela mobil Rania.
Duuugh Duugh
"Buka pintunya bocah!!!!!"
Rania kecil hanya bisa meringkuk ketakutan menjauh dari jendela yang digedor, tetapi tiba-tiba tembakan terdengar untuk memecahkan jendela mobilnya diiringi pukulan linggis, supaya tangan penjahat tersebut bisa masuk dan membuka paksa pintu mobil.
Pria bercodet itu menarik tubuhnya keluar dari mobil dengan paksa dana Rania dijadikan sandera untuk mengancam neneknya supaya menandatangani kertas yang Rania tidak tahu apa isinya.
Rania melihat nenek dan pamannya berhenti melawan dan ketika melihat neneknya dipukul sampai jatuh dengan bibir berdarah, membuat Rania marah dan melupakan ketakutannya sehingga memberontak sambil memegang pedang yang berada di pahanya.
Ketika penjahat itu kewalahan karena polah Rania, tiba-tiba Rania menancapkan pedang kecilnya dikaki pria bercodet itu dan menarik kembali pedangnya dengan gerakan keras dan cepat membuat darah dikaki itu keluar mengenai baju Rania.
Pria bercodet itu berteriak kesakitan dan melepaskan pisau yang berada di leher Rania.
Tubuh tinggi besar itu jatuh terduduk, sehingga tingginya setara tinggi Rania, melihat penjahat itu kesakitan sambil mengumpat-umpat...
Rania tidak membuang kesempatan dengan gerakan cepat, tangannya menyayat leher pria bercodet sehingga darah segar menyembur keluar mengenai muka dan tubuh Rania.
Tubuh pria bercodet langsung terhempas jatuh ke tanah dengan wajah terkejut dan langsung mati dengan luka menganga dilehernya.
Nani, Arman dan dan para penjahat yang tersisa terkejut dengan tindakan Rania, gadis kecil yang terlihat lemah itu melakukan pembunuhan dengan gerakan sangat cepat, tanpa mengedipkan matanya dan tanpa ekspresi.
Rania POV end
Nani segera tersadar dan segera membereskan penjahat bersamaan Arman dan satu bodyguardnya yang tersisa.
Para penjahat yang masih terkejut bosnya yang terkenal kuat, terbunuh dengan leher yang hampir putus karena tebasan pedang kecil yang dibawa gadis kecil yang terlihat lemah dan memiliki wajah malaikat itu.
Setelah Nani menyelesaikan perkelahiannya, segera berlari mendatangi Rania yang masih berdiri kaku tanpa ekspresi memandang mayat pria bercodet tersebut.
Nani segera merengkuh tubuh mungil Rania sambil mengambil pedang kecil dari tangan Rania.
Tubuh Rania yang pada awalnya berdiri tegak, tiba-tiba jatuh luruh dalam dekapan neneknya tidak sadarkan diri.
"Nia....lupakan semua yang terjadi hal ini yah.....cucuku sayang, cucuku malang"bisik lirih Nani sambil meneteskan air mata.
Nani teringat disaat kelahiran bayi Rania, ada seorang pria memakai Surjan bermotif lurik lengkap dengan blangkon dan jarik menatap bayi Rania dari bari jendela ruang bayi berkata
"Akhirnya putri Naga telah lahir setelah puluhan abad, bayi ini kelak meskipun memiliki segalanya tetapi dia juga membawa kutukan dimana semua orang yang dia sayang akan meninggalkan dirinya sendiri sampai dia bertemu dengan naga raja, satu- satunya pria yang juga memiliki kutukan juga"
"Jangan terkejut jika putri naga ini memiliki kekejaman, dan kebengisan ketika dia melawan musuhnya sama persis dengan pasangannya kelak" ucap pria tersebut kemudian menghilang membuat Nani sangat terkejut dan menyimpan rahasia ini dalam hati.
"Ya ampuuun ya Gusti kenapa ucapan pria tua itu benar-benar terbukti" gumam lirih Nani.
Nani segera menyuruh Arman
"Arman urus semua masalah ini...."
Belum selesai Nani bicara tiba-tiba datang dua mobil Lexus LC500 berwarna hitam, kemudian turun beberapa pria memakai jas dan berkacamata hitam, membuka pintu belakang mobil.
Tampak dua pria dengan rambut yang sudah berubah klimis disisir kebelakang memakai jas hitam dengan dadi abu dan yang satunya berdasi hitam dengan titik kecil berwarna
"Kon'nichiwa, watashi no aisuru imōto" (hallo adikku sayang) ujar dua pria Jepang lalu menghampiri dan memeluk tubuh Nani.
"CkckcK.... selalu terlambat" omel Nani sambil menatap dua pria Jepang itu tajam.
"Hahahaha udahlah jangan ngambek....ingat sudah tua gak cocok ngambek" ujar salah satu pria paruh baya tersebut sambil memasang senyum jahil.
"Itazurana egao ni niawanai ojichan"(*wajahmu tidak cocok dengan tersenyum jahil kak)" omel Nani lagi.
"Kamu pikir jarak Jepang ke Jakarta hanya dalam satu langkah.....lagipula dengan kemampuan putri bungsu Kawayama kamu tidak bisa menyelesaikan tikus-tikus kecil ini?!!" ejek pria berdasi abu-abu sambil menyentil kening Nani.
"Ojii-saaaan!!!!sakit!....heran punya kakak gak ada yang bener"
"Sudahlah ayo ikut Ojii-san aja....cucumu terlihat sakit"
Nani segera tersadar dan segera mengikuti kedua kakaknya masuk ke mobil dan menyerahkan semua urusannya ke Arman dan beberapa anak buah keluarga Kawayama.
Didalam mobil, Nani menceritakan secara detail semua kejadian yang menimpa keluarganya.
"Bukankah Ojii-san sudah berkali-kali ngomong, pulanglah ke Jepang....kamu selalu tidak menurut dengan alasan melanjutkan jerih payah Januar Adhitama suamimu"
"Onii-san kamu tahu betapa bencinya Ottosan terhadap suami aku, bahkan tidak mau melihat Hendra cucunya"
"Ottosan bukannya membenci Hendra, tetapi wajah Hendra sama persis dengan Januar, jadi ayah cuman kesal gara-gara pria Indonesia buluk itu, putri bungsu kesayangannya memilih meninggalkannya" ujar Pria berdasi abu-abu tersebut yang bernama Reiji Kawayama, sedangkan pria berdasi hitam berbintik itu bernama Hiroshi Kawayama.
"Sekarang apa yang akan kamu lakukan Naoki Kawayama?" tanya Hiroshi.
"Lindungilah cucuku ini.....dan bantulah mempertahankan usaha peninggalan suami dan putraku ini"
"Kamu sudah tahu siapa dalang dibalik ini semua?"
"Iyaaaaa......Machiko Imura yang sekarang menikahi Sung Hse-Ho pengusaha asal China"jawab Nani geram.
"Harusnya dari dulu wanita ****** itu sudah kamu habisi ...didalam dunia kita tidak ada ampun Naoki, basmi sampai akar!!! Itulah pedoman keluarga Kawayama" ujar Reiji dengan muka kesal
"Iyaaa.....Naoki salah Ojii-san"
"Apakah cucumu terluka parah? Semua baju dan wajahnya penuh darah" ujar Hiroshi sambil meneliti tubuh Rania yang berbaring dengan kepala berada di pangkuan Nani
"Tidaak fisiknya, tetapi mentalnya. Sudah dua kali dia melihat peristiwa berdarah didepan matanya....."
"Jadi dia melihat kamu melawan para tikus itu....tapi aku lihat hanya satu orang yang lukanya sangat mengenaskan lainnya tidak sampai darahnya memancur mengenai tubuh cucumu?" tanya Hiroshi masih penasaran
"Jangan bilang .......yang menggorok leher penjahat itu cucumu imoto?!!!!" Ucap Reiji sambil menatap Rania dengan tajam.
"Iya....dia memakai Katana kecil pemberian Hendra untuk menggorok leher penjahat bercodet itu, dengan gerakan cepat dan tanpa ekspresi kak" jawab Nani sambil mengusap keningnya
"Hahahaha..... Ottosan pasti bangga dengan cucu buyutnya yang masih kecil sudah mempunyai kemampuan dan keberanian keluarga Kawayama." Ucap Hiroshi dengan nada bangga.
Nani hanya bisa menepuk jidatnya.....Nani lupa kakak keduanya itu dari dulu paling senang sadis dalam membunuh lawannya, dulu dirinya selalu disuruh mengikuti jejaknya, tetapi dirinya lebih memilih hidup tenang bersama Januar Adhitama suaminya.
Nani dan Rania dibawa ke rumah keluarga Kawayama yang berada di pinggiran kota Jakarta.
"Mulai sekarang kalian tinggal disini bersama Hiroshi, Naoki ...Ojii-san akan bawa Rania ke Jepang untuk menyembuhkan mentalnya" ujar Reiji tegas membuat Nani tidak berani membantah keputusan kakak sulungnya.
Sejak saat itu Rania kecil dibawa Reiji ke Jepang, disana selain menyembuhkan trauma Rania, Rania dididik kakeknya Hiroto Kawayama ilmu pedang dan Jujutsu.
Sedang Reiji menggembleng Rania kecil dengan ilmu kepemimpinan dan manajerial sebuah perusahaan.
.
.
.
5 year Latter
Meskipun Rania berada di Jepang, tetapi dia selalu ikut membantu sang neneknya mengurus perusahaan dibantu paman Arman, dan kedua paman dan kakeknya dari Jepang.
Bahkan ide-ide berlian tercetus dari kepala kecilnya Rania, bahkan dengan percaya diri mengungkapkan ide-ide tersebut di setiap rapat-rapat perusahaan, membuat para pemegang saham yang pada awalnya meragukan dirinya, lama-lama mengagumi Rania kecil.
Rania kecil berubah 180° menjadi anak pendiam, serius dan jarang tersenyum. Rania hanya menunjukkan rasa sayang dan senyumnya dihadapan sang nenek, selain itu Rania berubah menjadi sosok dingin dan tidak bisa didekati.
"Onii-san apakah tindakan kita sudah benar?lihatlah cucuku cantik yang selalu ceria sekarang menjadi seperti putri es seperti itu"ujar Nani dengan wajah sedih.
"Dia harus menjadi kuat Naoki.....kalau tidak dia akan dihancurkan oleh semua orang terlebih Ottosan sudah memperkenalkan Rania sebagai cucu buyut wanita satu-satunya keluarga Kawayama."
Reiji dan Hiroshi hanya memiliki anak dan cucu lelaki, putra Reiji ada dua cucu laki-laki bernama Kenji dan Ryuta Kawayama, sedangkan cucu Hiroshi ada tiga Tsubara, Haruto dan Taro Kawayama.
"Kasihan cucuku.....aku sebagai neneknya sudah gagal menjaganya Onii-san" ujar Nani lagi.
" Jangan bicara seperti itu, kamu harusnya bangga dan mendukungnya....lihatlah cucu kita sangat hebat usia masih 15 tahun sudah mampu mempertahankan dan bahkan mengembangkan perusahaan sampai seperti sekarang ini" hibur Reiji kepada adik kesayangannya.
Sebenarnya ada hal yang disembunyikan oleh Hiroshi dan Reiji dari Nani mengenai Rania, Rania bekerja sama dengan saudara sepupunya Ryuta dan Taro berhasil menghancurkan bisnis Hse-ho Company, dengan mencuri data perusahaan itu dan menjual ke perusahaan saingannya.
Taro dan Ryuta yang pendiam ternyata adalah hacker yang paling dicari sedunia, yaitu Phantom, sepak terjang mereka membuat interpol dan CIA kewalahan.
Dua sepupunya itu melihat Rania yang selalu sedih menawarkan diri untuk membantu Rania untuk menggerogoti dan menghancurkan perusahaan Hse-Ho sampai tak bersisa.
.
.
"Nyonya.....ini laporan terakhir mengenai perusahaan Hse-Ho" ujar Raden sambil menyodorkan beberapa dokumen.
Nani menerima dokumen dari Raden asisten kepercayaannya.
"Bagaimana bisa mereka hancur dalam semalam ya Den?"
"Musuh mereka banyak Nyonya .... dan salah satunya berhasil menyewa hacker hebat sehingga semua data dan bukti-bukti kejahatan perusahaan berhasil di temukan dan dilaporkan ke pihak berwajib baik di China maupun di Indonesia.
"Baguslah.....biarkan mereka mendapatkan karma tanpa kita harus turun tangan ya Den"
"Betul nyonya......Nyonya istirahatlah, beberapa hari ini anda terlihat kurang sehat" ujar Raden
"Serahkan urusan perusahaan ke pak Arman dan saya, anda lebih baik istirahat beberapa hari dirumah" saran Raden
"Iya Den....., Ini aku mau pulang...kamu ini loo makin lama makin crewet kaya Arman.
"He....he....nyonyakan selalu saya anggap ibu saya sendiri, sejak kecil tuan besar dan nyonyalah yang merawat saya sampai saya menjadi sekarang ini" ujar Raden sambil cengengesan.
"Akupun selalu menganggap kamu, Arman dan Satriyo adalah putraku sendiri ... makasih ya Den ..selalu sabar mendampingi wanita tua crewet ini" ujar Nani tiba-tiba memegang dadanya saat berdiri dari kursinya
"Nyonya?!! Anda baik-baik saja?" Tanya Raden sambil memegang tubuh Nani.
Belum sempat Nani sudah jatuh pingsan,
"Nyonyaaaa!!!!" Pekik Raden lalu segera memanggul tubuh Nani ala Piggy Rideback dan berlari keluar kantor dan membawa Nani ke rumah sakit.
Di waktu yang sama dibelahan bumi yang berbeda yaitu di Jepang, tampak gadis muda berambut panjang yang dikucir ekor kuda sedang berlatih pedang dengan kakeknya Hiroshi, yaa gadis yang sekarang sudah berusia 15 tahun tersebut adalah Carolina Rania Adhitama.
"Rania ni shūchū shiro, ki o yurumeru na" (* Fokus Rania, jangan lengah!!) Bentak Hiroshi.
"Wakarimashita ojīchan!!" (*Baik Kakek) jawab Rania yang berusaha menghindar serangan Hiroshi yang sangat cepat.
Kadang Rania sering terheran dengan stamina Hiroshi dan Reiji kakeknya, usia sudah 65 tetapi fisiknya masih seperti pria usia 30-40tahun.
Setelah tiga jam latihan, Rania duduk dilantai disamping Hiroshi.
"Kenapa beberapa hari ini kamu tidak fokus Nia?" Tanya Hiroshi dengan suara lembut.
Memang Hiroshi dan Reiji jika sedang melatih dan mendidik Rania sangat keras dan disiplin, tetapi selepas latihan mereka memperlakukan Rania sangat lembut dan penuh kasih sayang.
"Entah Ottosan, perasaan Rania tidak enak....mungkin malam ini Rania mau pulang ke rumah Emak terlebih dahulu"
Sambil menghela nafas panjang Hiroshi hanya bisa menganggukan kepalanya dan mengusap kepala Rania lembut.
Malam harinya Rania terbang ke Indonesia, ditemani Haruto dan Tsubara dua cucu Hiroshi yang mengikuti jejak kakeknya yang pandai bela diri dan pandai menyusun strategi, sedangkan Reiji dan anak , cucunya sangat pandai berbisnis, meskipun bisa juga ilmu beladiri.
Ketika pada akhirnya pesawat Rania mendarat dengan selamat di bandara Sukarno-Hatta Jakarta, sebuah telpon masuk di handphone Rania.
"Ya paman Arman.....iya ini Rania sudah sampai di Jakarta, Emaaak kenapa????" Ujar Rania kemudian sambil menangis menarik ke dua sepupunya segera menuju ke mobil yang siap menjemput atas suruhan keluarga Kawayama untuk mengawal keluarga Rania di Jakarta.
"Okāsan,-dōshita no?"(*Nia ....emak kenapa?) Tanya Tsubara yang terkejut melihat reaksi panik dari sepupunya.
Alih-alih menjawab, Rania menggumamkan ucapan lirih berkali-kali
"Jangan lagi Tuhan.....aku mohon"
...***...
...TBC ...
Semoga masih berkenan membaca yah 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments