Sampai dimobil, Rania dan Arman langsung masuk ke dalam mobil dan menyuruh sopirnya segera jalan dengan nafas ngos-ngosan.
"Kalian kenapa lari-lari??? Lalu kenapa muka kalian pucat gitu?" tanya Fania yang kebingungan melihat Rania dan Arman.
"Hmmhmm......Gak papa kok Fan" ucap Arman sambil memasang wajah tenang meskipun aslinya sumpah Arman takut.
Fania menatap Arman dan Rania bergantian seakan tidak percaya tetapi dua orang tersebut pura-pura gak lihat dan membuang mukanya menatap ke luar jendela mobil.
'Tadi maksud nenek apa ya? Putri naga???? Nia???? Emangnya Nia lahir di tahun naga? Dan apa itu Senin Wage???' batin Rania masih memikirkan ucapan nenek tersebut.
Fania melihat kening Fania berkerut seakan berpikir keras, ketika Fania ingin bertanya... tetapi tiba-tiba.....
"Oom Arman ...Rania mau homeschooling dan panggilkan guru yang bisa mengajarkan ilmu bisnis dan perkebunan" ujar Rania dengan tenang.
"Baik.....pelan-pelan ya Nia, masih ada Om dan Om Satriyo"
"Hmmm...." Jawab Rania singkat
Fania melihat tubuh ringkih Rania yang terlihat sangat menyedihkan tetapi berusaha tegar, Fania segera memeluknya.
" Tidurlah dulu Nia, dari kemarin kamu tidak tidur dan terus menjaga emak...tubuhmu belum pulih" ujar Fania lembut.
"Nia sudah sembuh Tan...jangan khawatir "
"Nyet istirahat dulu nanti Bi temani" bujuk Surya sambil menggenggam tangan Rania.
"Nanti mas Uya, Nia belum mengantuk" jawab Rania sambil menolehkan kepalanya menatap hujan dibalik kaca mobilnya
Surya terkejut, baru kali ini sahabat kecilnya memanggilnya dengan panggilan mas Uya, harusnya dia senang, tetapi entah kenapa itu membuat hatinya sedih.
^^^
Genap 7 hari meninggalnya Hendrawan, Rania didampingi Arman dan Emak ikut menghadiri rapat pemegang saham di perusahaan Adhitama.
Selama rapat, Rania baru tahu bahwa perusahaan Adhitama ternyata adalah perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia, selain kelapa sawit, ternyata ayahnya pun memiliki perkebunan kopi dan teh diseluruh Jawa.
Semua pihak meragukan kemampuan Rania untuk memimpin perusahaan karena masih berusia 10 tahun dan menyarankan perusahaan dijual ke tangan pengusaha dari China yang sudah mengincar untuk menguasai perusahaan Adhitama Group.
"Apakah kalian meragukan kemampuanku dalam memimpin perusahaan ini? Apakah kalian lupa aku memegang perusahaan ini selama 25tahun sebelum akhirnya dipegang oleh putraku!!!" ujar Emak Nani penuh aura Intimidasi membuat para pemegang saham kembali terdiam.
"Selama aku masih hidup, aku akan mendampingi dan menyiapkan cucuku ini sampai dia siap memimpin perusahaan ini" ujar Emak Nani lagi.
Akhirnya rapat pemegang saham yang sangat melelahkan selesai.
Apabila kita mengira Rania yang biasanya pemalas itu terlihat capai ato bosan seperti anak-anak seusianya?????....kalian salah besar Gaesss.
Rania meskipun diam, tetapi belajar dan menyerap semua info yang dia catat dalam pikirannya.
Setelah ruang rapat kosong tinggal Emak, Arman dan asisten kepercayaan ayahnya.
"Kamu capek sayang?"tanya Nani khawatir dengan cucunya.
"Tidak Mak....jangan khawatir " jawabnya tenang.
"Baiklah....kita pulang dulu ya, Den kalo butuh apa-apa langsung telpon Arman ya" pamit Nani kepada Raden tangan kanan Hendra yang Nani percaya menghandle perusahaan sementara sampai 40 hari meninggalnya Hendra sambil menyiapkan Rania dan dirinya untuk mulai terjun kembali mengurus perusahaan.
Kemudian Nani menggandeng tangan kecil Rania dan meninggalkan gedung perusahaan Adhitama Group.
Mobil Nani, Rania dan Arman dikawal 1 mobil berisi 5 bodyguard yang disewa Arman, saat mengetahui bukti yang dibawa Kapten Benny bahwa kecelakaan itu murni rencana pembunuhan, dan sekarang polisi masih mencari keberadaan mobil hitam yang menabrak mobil keluarga Hendra.
Ketika mobil mereka masuk jalan tol Jakarta ke Cikampek, tiba-tiba ada tiga mobil yang menghadang didepan, dibelakang dan samping mobil Nani yang membuat mobil Nani dipaksa berhenti.
Dari ketiga mobil keluar pria-pria berbadan besar yang menodong pistol dan menyuruh rombongan Nani keluar dari mobil
Para bodyguard sewaan Arman mulai keluar menghadapi 20 pria berwajah garang tersebut, yang kemudian pertarungan mulai tak terelakkan.
"Man..... kelihatannya mereka tidak imbang"ucap Nani sambil mengeluarkan senjata dari tas yang dibawanya
"Tenang Mi.....Mami didalam saja biarkan Arman yang menghadapi mereka" jawab Arman kemudian ikut membantu menghadapi para penjahat.
Braaaak....braaaak
"Keluar kalian ....kalau tidak mobil ini akan kami ledakkan!!!" Tiba-tiba datang lagi 2 orang preman yang naik sepeda motor besar memukuli jendela mobil mereka dengan senjata linggis.
"Ibu didalam yah....jangan keluar" ujar Supri sopir dan merangkap bodyguard sewaan Arman
Tetapi baru saja Supri keluar sebuah tembakan mengenai perut Supri yang membuatnya tersungkur
"Dengarkan Emak, jangan takut yah....jika Emak kasih kode, kamu larikan mobil ini ya Nia!!" Perintah Emak kepada Rania.
Meskipun Rania masih kecil, tetapi Rania sudah diajari Ayahnya dulu bagaimana mengendarai mobil sambil berdiri karena tubuh Nia yang belum tinggi
"Ya Mak"
"Apa yang kalian mau?aku sudah keluar" ujar Emak Nani sambil mengangkat tangannya keatas.
"Jadi kamu pemilik perusahaan Adhitama?!!sini kamu!!!!" Ucap salah satu preman yang terlihat bos para penjahat
Preman tersebut menyodorkan kertas kearah Nani
"Cepat tanda tangani, maka kalian kita lepaskan"
Nani segera membaca isi kertas yang disodorkan tersebut.
"Jadiii kalian membunuh putraku hanya karena untuk menguasai perusahaan keluarga Aditama?!"
"Sampai matipun tidak akan pernah aku tanda tangani!!!" bentak Nani kemudian membuang kertas itu ke muka penjahat bercodet.
Nani kemudian mengeluarkan Wakisazhi ( pedang samurai yang biasa dipakai ninja wanita, Wakisazhi lebih pendek dibandingkan Katana) dan gerakan cepat menyerang para penjahat dan membantu Arman dan para Bodyguard.
Sambil memegang luka diperutnya atasan penjahat tersebut berjalan ke arah mobil, sambil mencari lengah Nani dan Arman.
"Berhenti!!!!! Sekali kalian bergerak maka tubuh cucu kamu mengikuti orang tuanya" teriak pria bercodet itu.
Nani dan Arman segera menghentikan perlawanan, kemudian melihat ke arah belakang.
Tampak tubuh Rania kecil sudah dikalungi pisau dilehernya.
"Lepaskan cucuku, sampai kamu lukai sedikitpun.....kalian akan mati ditangan ku!!! bentak Nani.
"Diaaam!!!! Nenek crewet!!!" bentak salah satu penjahat yang tadinya menghadapi Nani sambil menampar pipi Nani keras membuat Nani terjatuh.
"Lepaskan Emakku muka gosonk!!" bentak Rania marah.
"Dasar anak sialan!!! " bentak pria bermuka hitam marah ingin memukul Rania.
"Diam Doel!!! menjauhlah dari Sandera kita dan seret nenek tersebut dan paksa menandatangani dokumen itu" bentak si Codet.
Doel segera mengambil dokumen yang tercecer ditanah, dan menyeret tubuh Nani untuk dipaksa menandatangani dokumen.
"Lepaskan tubuh emakku dari tangan kotormu muka Gosonkkk!!! " bentak Rania sambil meronta .
"Diamlah anak sialan!!" bentak si Codet yang mulai kesusahan menahan tubuh Rania yang meronta-ronta.
Jleb.....Sraat!!!!!!
"Niaaaaaaa!!!!!" Pekik Nani bersamaan Arman saat melihat tubuh Rania penuh darah.
...***...
...TBC...
...😲😲Duuuh Gimana Nasib Rania yah😢...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
uutarum
waduh... sapa tuh
2023-07-31
1