Bab 2 Kutukan?

"Ndy....kamu gak papa sayang?.....Nia gak papa?" Tanya Hendra sambil menjauhkan kedua tubuh wanita yang sangat dia cintai dari rengkuhannya.

"Indy baik Ko.....Nia juga cuman pingsan" ujar Nindy lirih karena menahan rasa sakit karena kakinya terjepit.

"Pak Adam itu gimana Ko?"

"Kelihatannya Tuhan sudah mengambilnya Ndy...." Jawab Hendra sambil berusaha membuka pintu mobilnya.

Setelah terbuka, Hendra segera menggendong tubuh ringkih putri kecilnya untuk keluar.

"Ndy.....tunggu bentar yah, aku bawa Nia ke tempat yang aman" ujar Hendra yang kemudian dengan menahan sakit kepala dan punggungnya yang terkena benturan berkali-kali karena melindungi tubuh istri dan anaknya.

Setelah menaruh tubuh Rania di tepi jalan yang dirasa aman, Hendra segera kembali berdiri meski beberapa kali hampir terjatuh karena pandangan matanya beberapa kali kabur terkena darah yang mengucur dari luka di keningnya.

Hendra melihat bahwa tangki bensin terlihat bocor, segera dia bergegas mendekati tubuh istrinya sambil berusaha mengeluarkan kaki sebelah kiri Nindy yang terjepit oleh kursi depan.

"Ko....kita tunggu orang untuk ngeluarin kakiku....Koko istirahat terlebih dahulu" ujar Nindy yang melihat darah mengucur dari kening Hendra dan punggung Hendra.

"Gak bisa Nin....kita harus segera kelar dari mobil ini sebe...." Hendra belum sempat menyelesaikan ucapannya tiba-tiba.....

BOOOOOM !!!!! Duaaaaaaaaar!!!

Tubuh Hendra terpental jauh dari mobilnya yang meledak.

"Nnn-nia......maa-aaaf!!" Ucap Hendra lirih sambil melihat tubuh putrinya yang masih terbaring pingsan di pinggir jalan sebelum akhirnya menutup mata untuk selamanya.

^^^

Arman berlari di lorong RS Sumber Waras, setelah mendapat kabar dari kepolisian berita mengenai kecelakaan yang menimpa keluarga sahabatnya.

Saat berdiri didepan kamar mayat, Arman ditemui oleh seorang dokter dan beberapa polisi yang tadi menelponnya.

"Dengan bapak Arman ya?" Tanya seorang polisi.

"Iya....saya Arman Wijaya saudara bapak Hendrawan Adhitama, Aaa-apakah benar saudara saya satu keluarga meninggal semua?" Tanya Armand dengan suara bergetar.

"Perkenalkan saya dengan kapten Benny Simanjuntak, saya dan bawahan saya yang pertama datang ke lokasi dan melakukan evakuasi keluarga Bapak Hendrawan"

"Pada saat sampai ditempat kami menemukan 2 jenasah terbakar didalam mobil yang kami perkirakan Ibu Nindya Adhitama di kursi bagian belakang dan sopir keluarga Adhitama di bagian kemudi, sedangkan tuan Hendrawan Adhitama meninggal tak jauh dari mobil."

"Bbb-bagaima dengan putri mereka? Dimanakah jenasahnya?" tanya Arman dengan suara terbata.

"Putri mereka meskipun banyak luka dan memar disekujur tubuhnya, tetapi dia selamat.... kelihatannya tuan Adhitama sempat menyelematkan putrinya sebelum mobil mereka meledak" jawab kapten Benny.

Arman segera luruh terduduk dilantai sambil menangis.

Setelah Arman sudah menguasai kesedihannya, dia kembali bertanya ke Kapten Benny 

"Rania sekarang dimana Kapt?"

"Rania ada di kamar perawatan pak Arman, dan masih belum sadar..... mari ikut kami" ujar seorang dokter yang sejak tadi bersama Kapten Benny.

"Pak Arman....anda tidak menengok jenasah sahabat anda terlebih dahulu?" tanya kapten Benny.

"Rania lebih penting kapten, saya khawatir nanti saat dia sadar.....tidak ada yang menemani" ujar Arman kemudian mengikuti dokter yang bernama dokter Indra.

.

.

.

Rania terlihat tertidur dengan infus yang terpasang di tangan kanannya, beberapa luka sudah dibersihkan dan ditutup perban, tampak dipelipis kanan dan di kaki sekirinya.

"Bagaimana kondisi Rania dok? Kenapa dia belum sadar?" Tanya Arman sambil menggenggam tangan Rania.

"Adik Rania tidak mengalami luka serius pak Arman, hanya beberapa luka lebam dan goresan disekujur tubuhnya, dik Rania mungkin sekitar satu jam dan dua jam lagi akan sadar menurut perkiraan kami" jelas dokter Indra.

"Baik dokter Indra, terimakasih " ujar Arman sambil tetap memandang arah Rania.

Dokter Indra yang merasa tugas menjelaskan kondisi pasiennya sudah selesai, dan tidak dibutuhkan lagi maka dia mengundurkan diri keluar dari kamar.

"Nia.....cepat sehat ya sayang, jangan khawatir ada paman Arman disisimu, akan kujaga kamu sayang seperti putriku sendiri......paman janji sayang" ujar Arman sambil mencium tangan Rania yang masih dia genggam.

Kriiiing......Kriiiing......

Arman melepaskan tangannya dari tangan Rania kemudian mengangkat telpon dan berjalan keluar kamar, takut mengganggu Rania.

Sesaat Arman menutup pintu, secara perlahan terjadi pergerakan kelopak mata Rania, meskipun secara perlahan tapi pasti kedua mata Rania terbuka...

Pada awalnya Rania kebingungan dengan kondisi dan keberadaannya, tetapi beberapa ingatannya kembali dia dapatkan membuatnya menangis dalam diam....

Ingatan dimana dia melihat mobilnya meledak dan melihat tubuh ayahnya terpental dan melihat ayahnya sebelum meninggal menatap dirinya, pada saat itu Rania ingin berlari ke arah ayahnya, tetapi tidak bisa menggerakkan seluruh badannya dan kembali tidak sadarkan dirinya.

Rania semakin menangis, saat mendengar pamannya Arman memberi perintah bawahnya untuk persiapan pemakaman kedua orang tuanya dan menjemput emaknya yang sudah dalam perjalanan menuju Jakarta.

Arman terkejut saat membuka pintu kamar rawat Rania, melihat Rania yang sudah terduduk sambil menunduk dengan bahu yang bergetar karena menangis.

Arman segera bergegas dan merengkuh tubuh ringkih kecil Rania dalam pelukannya, membiarkan Rania menangis dalam diamnya sampai dia puas, tak ada kata yang bisa Arman katakan karena tidak ada kata yang saat ini bisa menghibur Rania.

Setelah tangisan Rania reda, tampak Rania tertidur karena terlalu capai. Arman membaringkan tubuh Rania dengan perlahan ke ranjang rumah sakit.

Tepat jam 8 malam, pintu kamar Rania terbuka dan tampak Emak Nani, Fania dan si kecil Surya berjalan masuk mendekat ke arah Rania yang masih tertidur.

"Apakah Rania sudah sadar Man?"

"Sudah Mi.....dan Arman rasa dia juga tau bahwa papa dan mamanya sudah meninggal karena saat sadar tadi, dalam diam dia menangis .... Dan karena terlalu capai dia akhirnya tertidur Mi" jelas Arman ke Emak.

Emak hanya bisa duduk disamping Arman,

"Man....apakah ini murni kecelakaan?"

"Arman sedang menyelidikinya Mak....tetapi Mami harus seharus segera menenangkan para pemegang saham, dan para pekerja ....berita ini pasti akan mengguncang perusahaan Adhitama." Jawab Arman.

"Kasihan cucuku, bagaimana dia nantinya memegang perusahaan Adhitama Corp......"

"Kenapa Tuhan mengambil Hendra terlalu cepat disaat putrinya masih terlalu kecil" ucap Emak lirih sambil menangis.

"Mi.....Arman tahu, Arman bukan anak kandung mami, tetapi percayalah Mi Arman akan selalu disamping Mami dan mendampingi Rania dalam mengurus perusahaan Mami"

"Kamu bilang apa sich Man.....kamu dan Satriyo sudah Mami anggap putra Mami sendiri, bahkan dari dulu mau Mami masukkan dalam KK keluarga Adhitama, tetapi kalianlah yang berkeras tidak mau" jawab Emak Nani sambil memegang tangan Arman erat.

"Makasih Mi..... makasih" jawab Arman segera memeluk sayang tubuh wanita yang selalu dikenal Arman adalah wanita tegar dan kuat, tetapi saat ini terlihat sangat rapuh dan tua dalam sekejap mata ketika kehilangan satu-satunya putra kandungnya.

"Satriyo mana Fan?" Tanya Arman.

"Mas Satriyo baru ikut polisi untuk mengidentifikasi jenasah Ko Hendra dan Cik Nindy, karena mas Arman tidak mau meninggalkan Rania" terang Fania.

"Mak ....." Tiba-tiba terdengar suara Rania lirih.

"Nia kesayangannya Emak......Nia cucu kecilku yang malang" ujar Nani sambil memeluk erat cucunya yang menangis saat melihat emaknya 

"Kenapa Nia selamat sendiri Mak harusnya Nia ikut sama papa dan mama.....Nia lihat saat mobil meledak...."

"Nia lihat tubuh Papa terpental dan penuh darah....."

"Nia gak bisa bangun Mak.....harusnya Nia bisa menolong Papa ..." Ujar Rania sambil menangis mengeluarkan bebannya.

"Stttt....Nia jangan bilang gitu, Nia harus tetap hidup demi Emak dan demi melanjutkan pengorbanan yang papamu lakukan untuk menyelamatkan dirimu" ujar Nani yang berusaha kuat demi cucunya yang sangat terpuruk.

Semua orang yang berada dikamar ikut menangis melihat keluarga yang biasanya ceria dalam semalam kehilangan semua orang yang dia sayang.

Arman yang sudah tidak tega melihat itu semua segera keluar, diikuti Fania yang juga menarik Surya yang melihat sahabat kecilnya hanya bisa terdiam.

'Nyeetttt.....tunggu aku yah, saat aku sudah besar dan kuat, aku akan selalu melindungi mu dan mengembalikan keceriaan mu lagi'janji Surya dalam hati sebelum menutup pintu kamar Rania membiarkan cucu dan nenek itu meluapkan semua tangisnya.

Setelah urusan administrasi rumah sakit, dan kepolisian selesai, jenasah Hendrawan, Nindy dan pak Adam segera dibawa pulang kerumah, diikuti Rania yang memaksa ikut pulang, meskipun dokter melarang karena masih mau memulihkan mental Rania, tetapi Rania bersikeras untuk mendampingi jenasah papa mamanya pulang ke rumah 

Rumah Rania yang biasa hangat dan penuh keceriaan saat itu sudah dipenuhi para pelayat, semua pegawai Adhitama tumpah ruah ikut menangisi Hendrawan karena ayah Rania tersebut adalah seorang atasan yang sangat baik dan menganggap pegawainya adalah keluarga sendiri.

Rania hanya berjalan memasuki rumah dengan tatapan kosong, bahkan saat menerima ucapan belasungkawa dari semua orang, Rania yang biasanya tertawa ceria, sekarang yang ada tatapan kosong tanpa ekspresi.

Bahkan disaat pemakaman kedua orang tuanya, dengan tegar, Rania berdiri tegap mendampingi Emaknya yang beberapa kali pingsan.

"Pa ...Ma.... beristirahat lah dengan tenang yah, Emak dan perusahaan yang Papa dan Engkong bangun dari nol akan Rania jaga" ucap lirih Rania saat semua pelayat sudah meninggalkan pemakaman San Diego Hills.

Hujan mengguyur tanah pemakaman seperti menunjukkan bahwa langitpun ikut menangis karena kehilangan sosok Hendrawan dan istrinya yang sangat baik.

"Nia ..ayo pulang," ajak Arman sambil mengulurkan payung diatas tubuh Rania yang mulai basah.

Rania hanya mengangguk dan berjalan tegak mendahului Arman menuju mobil yang sudah menunggunya milik keluarga Wicaksono.

Tiba-tiba datang seorang nenek-nenek memakai kebaya bludru warna hijau emerald, rambut disanggul Jawa, dan memakai jarik berlatar putih seperti jarik khas dari Yogyakarta.

Meskipun sudah tua, tapi wajah cantik dan wibawanya masih tampak di dirinya.

Nenek tersebut mendekat ke Rania kemudian memegang tangan Rania lembut sambil tersenyum nenek tersebut berkata.

"Akhirnya putri dengan darah naga dan lahir di hari Senin Wage telah lahir....."

"Banyak anugerah, kehebatan dan kejayaan menyertai seorang putri Naga, tetapi akan banyak tangisan, penderitaan yang akan putri tanggung sepanjang hidup putri karena itu adalah kutukan seorang putri Naga"

"Kutukan itu akan menghilang disaat putri bertemu seorang raja Naga, seorang yang memiliki segalanya tetapi juga memiliki kutukan yang menyertai dirinya" terang nenek tersebut.

"Putri harus kuat dan tegar sambil menunggu dimana putri akan bersatu dengan raja Naga" ucap sang nenek sambil mengusap pipi Rania lembut.

Belum sempat Rania dan Arman menanggapi ucapan nenek cantik tersebut secara perlahan nenek tersebut memudar lalu mulai tembus pandang dan kemudian menghilang didepan mata mereka.

"Oooom.......iii--itu tadi apa???" tanya Rania dengan suara bergetar ketakutan dan memeluk Arman yang juga masih sama-sama terkejut dan bengong.

Ya iyalah takut, gimana nggak takut yah tiba-tiba orang yang barusan bicara didepan mata tahu-tahu wuzzzz hilang.

"Apa tadi itu hantu oom?!!!" ucap Rania kemudian lari secepat kilat keluar dari makam diikuti Arman yang tidak bisa berkata apa-apa ikut lari mengejar Rania.

Oooh ayolah meskipun tubuh Arman segede gaban kalau musuhnya mahluk tak kasat mata, jelas saja nyalinya auto menciut,.

Arman lebih baik melawan para Preman berwajah garang, dibandingkan nenek cantik barusan.

...***...

...TBC...

...Kalau kalian jadi Rania kalian gimana yah????🤭🤭...

...Kalau Author jelas aja langsung ngibrit kabur🤣🤣🤣...

Terpopuler

Comments

uutarum

uutarum

bisa bisanya si om ikut kaburrrrr

2023-07-30

2

CL

CL

😂😂😂

2023-07-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!