chapter 3

Dengan gerakan yang cepat dan terburu-buru, Fadli yang melihat kembali Ridwan saat hendak menutup pintu heran.

"Hei bung, apa hal itu sangat menyakitkan? sebaiknya pergila ke dokter. "

ucap Fadli dengan tampang khawatir melihat kondisi temannya yang sampai matanya berkaca-kaca itu.

"Aku baik-baik saja! ,PERGILAH ! ! !"

"Hei, kenapa kamu berteriak begitu?, aku hanya khawatir padamu. "

"Maaf aku terbawa emosi, pergilah aku benar-benar baik baik saja. "

Fadli akhirnya pergi dengan perasaan aneh akan temannya itu.

"hemm, apa mungkin Ridwan juga menyukai wulan yah? apa karena itu dia marah padaku? tapi ya sudah lah siapa cepat dia yang dapat"

hahahahaha!!!

"WULAN AKU DATANG!!! "

.............

Sementara itu, Ridwan sedang berusaha untuk menelefon keluarganya.

Tidoding .... tidoding.... tidoding..... tidoding.

"Halo nak, apa yang terjadi sampai kamu menelepon di malam hari? ini tidak seperti kau yang biasanya"

"Ayah dengar kan aku, kau ada dimana sekarang?"

"Aku masih di pabrik, ada apa? kau butuh sesuatu? "

"Tidak tidak, ayah kumohon pulang lah segera ke rumah, dan ayah harus singgah ke supermarket untuk membeli bahan makanan untuk seminggu. Tidak belilah sebulan!! "

"Nak apa yang terjadi? untuk apa semua makanan itu? "

"maaf ayah, aku tidak bisa mengatakannya dengan jelas, intinya sesuatu yang buruk akan terjadi sebentar lagi , jadi aku berharap kamu dapat segera kembali ke rumah bersama ibu."

"baik nak, aku percaya padamu. tapi apa kau akan kembali ke rumah juga? "

"aku tidak bisa kembali dulu, tapi aku pasti akan segerakan pulang. ayah aku mencintaimu"

"baiklah, begitu juga dengan ku"

setelah menutup telepon nya, Ridwan bergegas keluar asrama .

setelah mengambil sepeda yang ia pinjam dari penjaga asrama, Ridwan dengan cepat menganyuh sepedanya, dalam perjalanannya dia meliat banyak pasangan bermesraan di sepanjang jalan menuju supermarket menikmati pemandangan dan suasana romantis yang ada malam ini.

sambil mengayuh sepedanya, Ridwan kembali mengecek ponselnya, meski bukan merupakan keluarga yang tergolong kaya setidaknya saldo yang ia miliki yang berjumlah 300 ribu rupiah.

Ridwan yang kembali fokus ke perjalanan dan melihat para pasangan yang bermesraan itu mencibir dalam hatinya.

setelah kabut datang, aku tidak tau apakah mereka masih dapat menerima pasangan mereka yang tiba-tiba berubah menjadi zombi.

Ridwan yang tidak terlalu memikirkan,dan bergegas ke supermarket.

sebagai Perguruan tinggi yang besar, tentu saja kami juga memiliki supermarket yang cukup luas, dengan segala macam perlengkapan didalamnya.

Meskipun 300 ribu rupiah itu tidak banyak,uang itu cukum untuk membeli persediaan makanan selama seminggu untuk satu orang.

Setelah tujuh hari kabut akan hilang, itu adalah waktu untuk mencari makanan, adapun mencari makan saat kabut melanda hal itu benar-benar mustahil.

Penglihatan dan pendengar yang terbatas di jarak yang kurang dari satu meter menjadikan kita tidak bisa melakukan apapun.

bahkan bergerak saja susah apalagi mencari makan, meski kau bisa bergerak pun kau tidak akan mengetahui apa yang ada didepan mu , paling baik kau mungkin cuma menabrak tembok, tapi ku juga dapat jatuh ke mulut zombi.

satu hal yang perlu di syukuri dalam masa berkabut, para zombi juga kehilangan semua indranya.

jadi asal kau tetap tinggal dan diam di ruangan, kau bisa tetap aman.

tentu saja hal itu dapat terjadi apabila kau punya cukup makanan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!